12 Alice Kecil

2.9K 126 0
                                    

"Hati-hati Iqbal! Alice, Kak Kaynya jangan dipaksa main terus sayang!" Juwita menghampiri Alice, Iqbal, dan Kayla dengan membawa 3 gelas susu coklat dan sepiring kue lapis legit kesukaan ketiganya.

Taman bunga di belakang rumah akan menjadi tempat kesukaan mereka bermain saat senja. Kayla akan selalu datang menghampiri Alice di rumah itu 3 kali dalam seminggu selang-seling, sedangkan Iqbal sudah beberapa tahun ini tinggal di rumah Alice karena orang tuanya yang sedang bertugas di luar negeri.

"Nggak apa-apa Mama. Aku seneng bisa main bareng Alice dan Ibal." Kayla kecil tersenyum lucu dengan gigi depan yang ompong.

Ia masih senang menyisir rambut Alice yang terurai sepinggang dan mengikat menjadi kuncir 2, persis seperti rambut Kayla saat ini. Dan Alice terlihat senang menyisir rambut boneka berbie di tangannya.

Sedangkan Iqbal masih asik dengan mobil-mobilan keluaran terbaru yang baru pagi tadi diterimanya. Meskipun orang tuanya sibuk, namun perhatian kecil seperti mainan setiap minggu, tidak pernah mereka lupakan.

Juwita hanya bisa tersenyum melihat ketiga anak masih berusia 5-7 tahun menikmati dan bisa tertawa bersama.

" Ya udah. Mama masuk ke dalam. Nanti panggil aja kalau ada apa-apa!" Juwita membiasakan dirinya dipanggil 'mama' bukan hanya oleh Alice dan Anda, tetapi juga Kayla dan Iqbal yang sudah dianggap seperti anak sendiri.

"Siap mama!" Ketiganya sangat kompak lalu melanjutkan aktivitas mereka. Dan Juwita berjalan masuk ke dalam rumah.

"Kita minum dulu yuk Lice! Rambutnya bentar lagi selesai ditata deh sama penata rias handal. Hihihi." Kayla kembali memamerkan ompong pada gigi depannya. Baru Kayla akan berdiri, langkahnya tertahan oleh pegangan di lengan kirinya.

"Selesaiin dulu Kakak!" Alice menatap penuh harap pada temannya yang sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Usia mereka selisih setahun setengah, hal itu yang menjadikan keduanya begitu akrab.

Sesaat Kayla cemberut, namun ia tidak tega membiarkan Alice memohon seperti itu.

Alice, panggilan kecil untuk Angelica Putri Wiranata, anak bungsu dari keluarga Wiranata. Sikapnya yang manja dan selalu ingin diperhatikan menjadikannya tumbuh dalam keluarga yang tak henti mencurahkan kasih sayang.

Kayla Gladista H., merupakan anak tunggal dari Santi dan Juna. Santi adalah kakak dari Harry, papanya Alice. Yang berarti juga Kayla sepupu Alice.

Iqbal Pratama, tidak ada hubungan darah dengan Alice ataupun Kayla, akan tetapi ayah bundanya sahabat kental dari mama papa Alice. Untuk beberapa tahun ke depan ia akan tinggal di rumah sahabat orang tuanya ini bersama Alice dan Anda yang sudah dianggap seperti saudara.

Harryanda Putra Wiranata, atau akrab disapa Anda, Putra semata wayang keluarga Wiranata. Usianya 5 tahun di atas Alice dan bersikap paling dewasa diantara ketiga bocah yang lain.

Dan beginilah pemandangan yang sering terlihat di taman belakang. Ketiganya akan bermain tanpa Anda tentunya. Anda sudah duduk di bangku kelas 5 SD dan mulai disibukkan dengan pelajaran tambahan.

Ketiganya terkadang bermain kejar-kejaran, sibuk dengan mainan masing-masing atau berenang di kolam yang ada di di samping taman.

"Iih.. Kak Kaaay.. Rambut aku goyang-goyang kayak rambut Kakak. Hihihi." Alice selalu senang dengan sentuhan tangan Kayla di rambutnya. Seolah ia mengerti dengan keinginan Alice.

"Kamu makin cantik Lice. Hehehe. Oke deh pokoknya." Kayla mengacungkan dua jempol tersenyum ke arah Alice sambil berjalan ke arah minuman dan makanan yang telah diantar Juwita dengan sedikit berlari.

Possessive Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang