13 Telepon

3K 126 0
                                    

"Gimana hubungan lo sama kak Esta?" Gisele baru datang saat bel masuk sudah berdering 5 menit yang lalu. Ia meletakkan tas tepat di samping Alice dan mendudukkan dirinya di sana.

"Tumben lo telat Gi?" Alice tidak langsung menjawab, ia hanya mengangkat sedikit pandangan dari novel pemberian Iqbal yang belum selesai ia baca.

Bu Dian belum datang, waktu yang ada dimanfaatkan anak-anak kelas untuk saling bertukar gosip, main ToD, coret-coret papan tulis, mengahabiskan setumpuk makanan seperti yang dilakukan Alwi dipojok kelas atau sekedar membaca seperti yang kini Alice lakukan.

"Iya ni, Fandy rada telat jemput gue. Hehehe." Gisele nyengir menunjukkan behel tosca yang bertengger cantik di giginya.

"Baik kok." Alice kembali asik dengan novel romance yang dibacanya.

"Ooh iya, udah lama bukan kalian nggak jalan?" Gisele mengambil buku Matematika dan melihat sekilas rumus yang bertengger indah di sana.

"Huumm... Dia lagi sibuk persiapin buat tanding basket Gi. Belom lagi adiknya baru balik dari Banjar." Alice menutup novel dan mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas.

"Mana Ghea sama Fista?"

"Ya ampun Lice, udah berapa lama lo gak baca line group kita?" Gisele menatap Alice tak percaya.

"Setengah hari gue tinggalin udah 999+ aja, males gue scroll ke atas." Alice acuh dan menatap ke depan kelas, Ray sedang memberikan pengumuman Bu Dian yang mengajar PKn tidak datang dan diganti dengan tugas.

Sontak kelas yang memang sudah heboh semakin parah seperti kapal pecah.

"Kakek mereka sakit. Kasihan deh, udah seminggu diopname." Gisel membuka kotak pensil tabung dan mengambil sebuah pena tanpa izin dari empunya.

"Izin kek!" Alice memukul tangan Gisel yang dibalas cengiran dari teman sebangkunya itu.

"Elaah, lo pelit amat."

"Jadi kakek mereka sakit apa?" Alice mulai membuka LKS sebagai tugas pengganti dan mulai mengerjakan.

"Udah komplikasi gitu yang mereka bilang." Gisel juga mulai menyelesaikan serentetan soal.

Ibu Ghea merupakan adik ayah Fista yang berarti mereka sepupuan. Sepupuan dan sebaya menjadikan keduanya begitu akrab dan kerap kali satu ide dan pemikiran.

"Moga kakeknya cepet sembuh deh. Atau Minggu, kita bareng aja ke sana." Alice memberi usulan yang langsung diangguki oleh Gisele.

"Pinjem tipe-x Lice. Punya gue dilariin David tu." Cindy membalikkan kursinya dan mengambil tipe-x Alice dari dalam kotak pensil sambil menunjuk David yang asik mencoret kursi teman-temannya menjadi coretan putih.

Keadaan kelas yang benar-benar kacau. Ray sang ketua kelas justru meninggalkan kelas dalam situasi yang super berantakan.

"Oke, pake aja Cin!" Alice menyahut sambil tersenyum dan Cindy kembali memutar duduknya.

"Minggu pergi? Hmm. Ide bagus. Sekalian jalan-jalan bareng Keke dan Xelon." Gisele menambahkan.

"Ajak Iqbal sekalian Lice, kali aja bisa makin deket sama Ghea."

"Gue setuju Iqbal sama Ghea. Sifat mereka klop banget." Alice mengangguk membenarkan pernyataan Gisele. Sesaat keningnye berkerut dan menambahkan.

"Tapi gue nggak yakin dalam waktu deket mereka bakal jadian."

"Kenapa?"

"Iqbal lagi dalam status."

"Beneran? Sama siapa?"

Possessive Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang