"Hey."
"Clem, bangunlah."
Beberapa sentuhan kurasakan di pipiku. Aku mengerang kecil tanpa membuka kedua mataku sedikitpun.
"Bangunlah, ada yang ingin kubicarakan." Suara itu terus saja memaksaku untuk bangun.
Lagi-lagi aku mengerang dan kali ini aku meregangkan otot-ototku dalam posisi tengkurap dengan kepala yang kumiringkan ke samping.
Orang ini terus saja menyentuh pipiku dengan telunjuknya. Membuatku mau tak mau membuka mata.
"Ada apa, Calum." Tanyaku ketus, dan melihatnya yang sedang duduk di pinggir kasur sembari menatapku.
"Kau harus bangun terlebih dahulu, lalu aku akan memberitahumu." Balas Calum seraya memainkan rambutku.
"Aku sudah bangun." Ucapku dengan suara parau.
Ia terkekeh kecil, membuat kerutan di pinggir matanya terlihat. "Kau belum bangun jika kau masih terbaring."
Aku pun bergumam dan mulai bangkit dari tidurku, lalu duduk di sampingnya.
"Aku sudah bangun." Ucapku untuk yang kedua kalinya sembari menatap wajah lelaki tampan ini.
Ia hanya terus menatapku dengan senyuman kecil di wajahnya. Lalu ia mengusap asal rambutku yang sudah berantakan menjadi tambah tidak karuan.
"Hey, bisakah kau diam dan segera memberitahuku??" Ucapku jengkel seraya menyingkirkan tangannya yang masih saja bermain dengan rambutku.
Lalu ia tertawa. Ah, mengapa ia begitu mempesona?
"Okay, okay,"
Ia menyingkirkan tangannya dari kepalaku.
"Aku akan memberitahumu bahwa,"
Ia sedikit menjeda kalimatnya dan menatapku serius, begitupun aku.
"It's April Fools Day!"
Ia berteriak, diikuti dengan tawanya yang meledak saat itu juga. Ia sempat mencubit kedua pipiku dan menyentuh apapun yang berada di wajahku dengan asal.
"Kau bajingan." Umpatku kesal, seraya sibuk memukul keras tangan Calum yang masih saja menjelajahi wajahku.
Ia terkekeh. "Kau kira aku benar benar akan memberitahumu sesuatu? Kau lucu sekali, Clem."
"Leluconmu sungguh tidak lucu, Calum." Gerutuku seraya membenahkan rambutku yang sangat berantakan karena ulahnya.
Ia tertawa semakin keras, seraya bertepuk tangan. Entahlah, ia selalu melakukan hal itu jika mengetahui hal yang bisa membuatnya terhibur.
"No, Clem, aku hanya bercanda soal itu. Aku benar benar akan memberitahumu sesuatu." Ucap Calum, kini dengan nada yang lebih serius.
"Apa itu?"
Ia berjalan menjauhiku dan hendak keluar dari kamar ini.
"Aku dan teman temanku akan pergi ke Luna Park, kau mau ikut?" Tanyanya yang masih berdiri di ambang pintu.
Aku terdiam, mempertimbangkan jawaban yang akan kuucapkan, mengingat hari ini aku harus mengikuti kursus untuk melaksanakan ujian kelulusan nanti.
Tapi hey, pergi ke Luna Park, bersama Calum? Siapa yang mau menolaknya.
"Dengan teman-temanmu?" Tanyaku bimbang, karena aku belum pernah melihat apalagi bergaul bersama teman-teman kampusnya. Itu akan terasa sangat asing bagiku.
Ia mengangguk. "Ya, tak usah khawatir. Mereka semua tidak akan menggigitmu, kecuali kau mengganggunya." Tambah Calum tersenyum meledek.
"Terserah kau, Cal." Ucapku mencibirnya, seraya menguap dan merentangkan kedua tanganku ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
brother complex // calum
FanfictionIni hanyalah kisah seorang gadis yang mencintai kakak lelakinya sendiri, Calum Hood. 2016 by cakebooty.