5

2.2K 178 1
                                    

-----------

'Cewek bego!!!' Umpat Aldi dalam hati. Kenapa (namakamu) sama sekali tak bisa bersikap jual mahal sedikiiit saja di hadapan Iqbaal, agar Iqbaal tak selalu melecehkannya seperti itu....

Aldi benar-benar merasakan ada sesuatu di dalam dadanya yang kini mengganggu sirkulasi pernafasannya. Ada apa dengan dirinya kini? Kenapa Aldi bisa merasakan kesal seperti ini hanya karena (namakamu) lebih memilih pulang dengan Iqbaal? Bukankah Aldi tahu bahwa (namakamu) sangat menggilai Iqbaal? Jadi wajar saja kan apabila (namakamu) lebih memilih Iqbaal daripada dirinya.
Atau mungkin...

***

"Makasih." Ucap (namakamu), baru saja ia turun dari motor Iqbaal.

'BRUM'

Tanpa menjawab, Iqbaal kini sudah melesat jauh dari pandangan (namakamu).

(Namakamu) membuka pintu pagar rumahnya, hatinya masih tak tenang mengingat Aldi. Apakah Aldi sekarang marah pada (namakamu)?

'Tuuut Tuuut Tuuut'

(Namakamu) mencoba menghubungi Aldi, melangkahkan kakinya seraya memegangi ponsel ditelinga kanannya.

"Halo." Sapa Aldi.

"Al..." Jawab (Namakamu).

"Kenapa? Lo udah nyampe rumah?" Tanya Aldi, jika diperhatikan dari nada suaranya ia terdengar baik-baik saja.

"Udah. Gue udah nyampe." Jawab (Namakamu). Sempat terdiam sejenak.

"Hmmm... Cuma mau nanya lo udah nyampe rumah?" Tanya (namakamu) ngawur. (namakamu) menepuk keningnya. 'Oon banget sih'

"Lo kenapa sih? Banyak basa-basi,mau nanya apaan?" Aldi heran dengan pertanyaan (namakamu) yang tak seperti biasanya.

"hehe." (Namakamu) cengengesan. Ternyata Aldi menyadari hal itu. "Lo gak marah kan Al sama gue gara-gara tadi?"

"Marah? Buat apa (namakamu)? Lo mau pulang sama siapa aja itu hak lo kan?" Aldi terkekeh di seberang sana.

Ucapan Aldi membuat (namakamu) sedikit tenang walaupun ia tidak tahu apakah Aldi jujur dengan ucapannya atau tidak.

"Oh iya, bener juga. Ya udah syukur deh. Bye Al." (Namakamu) segera menutup teleponnya lalu melangkahkan kakinya setengah berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

'CLEK'

(Namakamu) membuka pintu kamarnya. Menyeringai bahagia.

"Hai." Sapa (namakamu) pada setangkai bunga mawar yang berada di atas meja belajarnya.

"Yah... jatuh ya." (Namakamu) melihat selembar kelopak bunga tergeletak di samping vasnya.

Mungkin memang sudah waktunya kelopak itu terjatuh dari tangkainya. (Namakamu) meraih kelopak bunga tersebut lalu meletakkan kembali ke dalam vas bunga.

"Aku dianter pulang sama suamiku loh. Seneng bangettt." Ucapnya setengah berjingkrak.

'Drt... Drt... Drt...'

Ponsel (namakamu) bergetar.

'1 message'

'From: Iqbaal

Gue lupa nanya. Yang disuka cewek bunga jenis apa?'

"Huaaaaaaaaaaaa." (Namakamu) berteriak histeris, naik ke atas tempat tidur, melompat-lompat sepuasnya ia di sana .

Baru kali ini, ini pertama kalinya Iqbaal mengirim pesan singkat untuk (namakamu), hanya untuk (namakamu) bukan SMS send all. Dengan tangan bergetar (namakamu) masih memegangi ponselnya. Menarik nafas dan membuangnya perlahan. Mulai mencoba menggerakan kedua jempolnya untuk mengetik balasan. Walau kini gerakan tangannya sedikit kaku karena nervous.

 OPPOSITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang