" Gue
sayang sama lo Bas." Ucap (namakamu) tiba-
tiba, sambil tersenyum manis menatap Bastian.
Bastian yang tengah mengecek layar komputer di
hadapannya tiba-tiba menghentikan
aktivitasnya, menatap (namakamu)
dengan tatapan yang masih tidak percaya dengan
apa yang dirinya dengar beberapa detik yang
lalu. "apa?" tanya Bastian memastikan, dahinya
berkerut, siap-siap memasang telinganya dengan
baik. "Gue sayang sama lo Bastian." Ucap
(namakamu) lebih jelas dari sebelumnya. "Gue
juga sayang sama lo." Bastian mengembangkan
senyumnya, menghampiri (namakamu) dan berdiri
di hadapan gadis itu. "Lo sahabat gue yang selalu
ngerti gue, lo bisa hapus semua rasa sedih gue.
Gue sayang banget sama lo." (namakamu)
memeluk Bastian dalam posisinya yang masih
duduk di kursi kasir. 'JLEB' Bayangan Bastian
yang sudah meninggi kini harus terhempas karena
kata 'sahabat' yang baru saja (namakamu)
ucapkan. "Gue juga sayang banget sama lo."
Bastian mencoba membalas ucapan (namakamu)
walaupun sebenarnya enggan mengakui hal itu,
karena secara tidak langsung Bastian mengakui
bahwa ia menyayangi (namakamu) sebagai
sahabatnya, padahal sebenarnya ia mengharap
lebih dari itu. "Tumben lo kayak gini sama gue?"
Bastian heran melihat tingkah (namakamu). "Lo
abis diapain sama Iqbaal?" ucapan Bastian
membuat (namakamu) meregangkan pelukannya.
"Gue?" (namakamu) menunjuk hidungnya sendiri.
"Gue abis dibikin sadar sama Iqbaal, buat gak
nunggu dialagi." (namakamu) mendongakkan
wajahnya tersenyum menatap Bastian. "hah?
Yakin?" Bastian membelalakan matanya. "Yakin
lah Bas. Yakin banget." Ucap (namakamu)
meyakinkan Bastian. "Berarti gak ada galau-
galau lagi ya ke depannya buat mikirin dia? Kan
masih ada gue di samping lo, nemenin lo." Bastian
menarik kedua pipi (namakamu). "Dan ada
Aldi." (namakamu) nyengir dengan wajah tak
berdosa, membuat Bastian memiringkan bibirnya
kesal mendengar nama Aldi keluar dari bibir
(namakamu). Ia ingin hanya nama Bastian laki-
laki yang menghibur (namakamu). "Sshhhh. Ya ya
ya. Ada Aldi." Ucap Bastian malas, membuat
(namakamu) terkekeh melihatnya. "Jadi intinya?
Iqbaal?" Bastian masih penasaran dengan cerita
cinta (namakamu) yang rumit. "Iqbaal sama
Salsha." (namakamu) kembali susah menarik
nafasnya ketika mengingat hal itu. Bastian bisa
membaca raut wajah gadis itu yang kini berubah
murung. "Bagus kalau gitu. Berarti sekarang gue
bisa mencintai lo secara bebas kan?" Bastian
mencoba menggoda (namakamu) mengalihkan
pikirannya untuk tenggelam dalam kisahnya
bersama Iqbaal. "bukannya dari dulu lo bebas
mencintai gue ya Bas?" (namakamu) menjambak
pelan rambut Bastian. "Gue serius. Gue sayang
sama lo." Bastian menatap (namakamu) yang kini
sibuk memainkan ponselnya. "Gue tahu Bas."
Ujar (namakamu) maih sibuk dengan ponselnya.
"Gue serius." Bastian meraih ponsel (namakamu)
agar gadis itu menatapnya. Dan ternyata usaha
Bastian berhasil, (namakamu)menatap Bastian
namun dengan tatapan kesal. (namakamu)
berdecak lidah, hendak memukul dada Bastian,
namun dengan cepat lengan Bastain
menggenggam erat lengan gadis tersebut.
Layangan tangan itu tak menghantam dadanya,
namun ia tempelkan di dadanya. Bastian
menundukkan wajahnya. 'CUP' menciummmmm...
ehhhhmmm... menciummmm... ehhhmmm apa yaaa?
Ehhmmm. Kepo ya? #gajelas:D . . . . Mencium
kening (namakamu), membuat gadis itu terpejam.
Merasakan sesuatu yang lembut menyentuh
keningnya. *** "Mau masuk dulu gak?" tawar
(namakamu) pada Bastian yang masih duduk di
atas motornya. Kini ia telah mengantar
(namakamu) di depan pintu pagarnya. "Lain kali
aja ya." Ucap Bastian seraya memakai helmnya
kembali. "Bye." Bastian tersenyum manis,
mencubit pelan pipi gadis yang masih berdiri di
sampingnya. 'BRUM' Tiba-tiba sebuah motor
merah berhenti tepat di depan kepala(?) motor
Bastian sebelum Bastian akan menarik gas
motornya untuk pulang. "Hai." Sapa laki-laki
yang baru saja datang turun dari motornya
menghampiri (namakamu). "Hai!" (namakamu)
terlihat bahagia melihat sosok tersebut. "Kok gak
bilang dulu mau kesini? Kalo gue gak ada gimana
coba?" (namakamu) menatap laki-laki tersebut.
"Kalo lo gak ada ya gampang. Tinggal gue susul
ke tempatnya dia." Pria tersebut menunjuk sosok
Bastian dengan menodongkan bibirnya. "Gue haus
deh (namakamu)." Bastian tiba-tiba membuka
helm yang telah ia gunakan tadi dan turun dari
motornya, menarik
KAMU SEDANG MEMBACA
OPPOSITE
Teen FictionTerkadang sesuatu yang berlawanan itu menjadi musuh dan dijauhi... Tanpa sadar sebenarnya, sesuatu yang berlawanan itu bisa membuat kita terasa lebih nyaman. . @citranovy PRIVATE STORY # 706 dalam teen fiction