Part 11

47 3 0
                                    

Makin kesini, makin ga karuan. Tiba-tiba aja bokap nikah lagi. Serasa Tante Zahra udah mulai bisa ngegantiin posisi ibu.

Nama gue Muhammad Ryan Kusuma Putra.
Gue anak tunggal disini. Gue cuman punya bokap yang udah ga karuan ngurusin usahanya, dan disisi lain ada nyokap tiri gue yang super baik dan mau aja gue jadiin pembokat.

Pagi ini kaya biasa sarapan berdua sama nyokap tiri gue. Masakan ini aromanya, bikin gue kangen sama ibu. Walaupun nyokap tiri gue baik, tapi dia ga bisa ganti posisi nyokap kandung gue.

"Tan aku berangkat," sahutku menggendong tas ransel berwarna hijau army.

"Iya hari-hati ya,"

Jelas tidak ada kata lain selain hati-hati ya! Mungkin kata itu bisa buat gue sumringah kalo diganti jadi nih tante kasih uang tambahan buat jajan atau nanti pulang sekolah tante ajak ke ... Ahhh sudahlah.

*
Bel berbunyi !

K R I N G ! ! !

Di sekolah gue langsung masuk kelas, dan setiba pantat gue udah nyentuh kursi gue liat kelas terkendali. Gaada satu pun guru yang masuk.

"Gue denger hari ini jamkos semua," seseorang berbisik padaku

"Serius lo?" Tanya seseorang di pinggir nya lagi.

Gue mengernyitkan dahi.

"Ryan, ke kantin yuk!" ajak Dimas yang sedari adi berbisik kepada Thomas.

"Gue lagi mager," geleng Ryan cepat

Tiba-tiba ia terpikir sesuatu.

Apa gue cek aja kali ya ke ruang guru ?

Dengan santai Ryan melangkahkan kaki keluar kelas. Kelas nya tak jauh dari gerbang utama sekolah, lantai dua. Karena gedung sekolah ini berlantai 3.

Ketika melewati koridor menuju seberang ruangan dengan melewati lapangan, ia melihat seseorang yang tak asing.

Dengan nafas terengah-engah ia mencari jalan untuk masuk ke sekolah, karena gerbang sudah di kunci.

Franda ?
Kebiasaan lo dari dulu ga pernah berubah.

Ryan menghampiri Franda dan langsung membuka kan gerbang. Ia tau kalo hari ini Free Class semua staf dan guru sedang berada di ruang rapat.

Gerbang terbuka dengan mulus. Ia tidak berkata sedikit pun. Ryan menutup kembali gerbang dan langsung jalan lurus mendahului Franda.

Lo ga bilang apa gitu ? Franda lo lupa sama gue ? Atau pura-pura ga kenal ?

Ia mengantar Franda kedepan ruang kelas.

*

Setiba di depan kelas, Franda membuka gagang pintu. Dingin. Angin kencang menerpa wajahnya saat membuka pintu kelas.
Franda memasuki kelas kosong ini, tapi ia ingat bahwasanya ini kelas nya.

Ia terpaku pada sebuah kursi kedua di jajaran belakang.

Na na na na na

Nyanyian dan alunan irama kini semakin jelas terdengar di telinganya. Tiba- tiba ia tersontak kaget.

"Ruangan ini kosong,"

Seseorang melongok di depan ambang pintu. Seraya melihat Franda yang masih berdiri di depan kelas kosong.

Ia tersenyum.

"Franda," panggil Gibran sebari menepuk bahunya.

Franda membalikkan badan. Ia terlihat sedikit bingung.

"Kamu siapa ?" Franda melihat name tag yang berada di saku nya.

Ga mungkin, kamu bukan Gibran !! Wajahnya pucat pasi, ia mencengkeram lehernya dan Franda terjatuh tak sadarkan diri.

*

"Franda.. Bangun .." sungut seseorang berbicara padanya.

"Mi, Franda udah sadar," tukas Shara kakak perempuannya.

Franda mengerjapkan matanya beberapa kali. Selang infus masih tertancap manis di lengan nya.

"Mi.. Kak Shara," suara Franda parau.

"Syukur kamu udah siuman," kata mami sambil memegang tangan Franda

"Aku udah berapa lama disini ?" tanya Franda

"Kamu koma de, udah 3 minggu lebih loh," jawab kak Shara

"Udah sayang kamu istirahat lagi ya," tukas mami cepat. Karena khawatir pada kondisi Franda.

Franda hanya terdiam, ia masih teringat akan mimpi nya barusan. Masih terngiang-ngiang nama Ryan sahabat kecilnya itu.

Kapan kita barengan lagi ?

Someone [new update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang