Pagi hari ini cuaca sangat mendung, titikan air dari atas langit sedikit demi sedikit berjatuhan. Franda telah siap berangkat menuju sekolah, rasanya sudah sangat rindu dengan sekolah. Ups.. Salah bukan sekolah tapi teman-teman nya.
Franda berkaca di depan cermin kotaknya, melihat penampilannya hari ini yang tampak berbeda. Tapi, tujuan utama ia datang ke sekolah memastikan kembali mengenai identitas Ryan.
Apakah orang yang tidak sengaja bertabrakan dengannya di gerbang itu adalah Ryan ?
Mengapa ia tampak berbeda ? Tidak seperti dulu.
Mungkin faktor puber wkwk.Franda menuruni tangga, ia melihat Papah Mami dan Kak Shara tersenyum di ruang makan.
"Ayo sayang sarapan dulu," maminya sedikit khawatir dengan kondisi Franda.
Pasalnya Franda belum dianjurkan untuk bersekolah dulu.
Franda menuruti apa yang diperintahkan wanita itu. Ia mengoleskan selai pada roti, dan melahapnya.
"Franda udah telat mi, berangkat dulu ya?" Sambil mengunyah roti yang masih tersisa di mulutnya.
"Sebentar Nda, nih pake jaket sama minum susunya dulu," mami memakaikan jaket dan menyodorkan segelas susu cokelat
"Mami berlebihan," Franda sambil meneguk segelas susu
"Udah siap ? Berangkat yuk?" sahut Papah nya beranjak dari kursi.
"Oke mi, kak Shara aku duluan ya, Assalamualaikum," Franda pergi menyusul Papah nya yang sudah lebih dulu di depannya
"Waalaikumsalam," jawab mami dan kak Shara.
***
"Aku masik kedalem dulu ya pah," Franda mengecup punggung tangan pria itu
"Hati-hati, nanti Papah jemput ya," Franda turun dari mobil bercat putih mengkilat itu.
"Siap kapten," sambil hormat kepada papahnya yang sudah menancap gas dan berlalu.
Teringat gerakkan tangan yang ia lakukan, Franda tersadar organisasi yang ia ikuti selam sekolah terbengkalai.
"Omg!!! Mampus," Franda berlari memasuki halaman sekolah.
Ia berdiri tepat di kelasnya.
"Franda!!!" Teriakan itu menggema ke semua sudut celah
Franda terkekeh
"Lo udah sembuh?" tanya temannya
"Gue kangen banget,"
"Gimana ceritanya lo bisa kecelakaan ?" timpal yang lain
"S T O P!" Reinna berteriak
Semua orang ternganga melihat si pendiam mengeluarkan suara.
"Kalian kalo mau nanya satu-satu jangan barengan gini kasian temen gue," ia angkat bicara kembali
"Hei kalian, emm.. Nanti gue jelasin ke kalian satu-satu ya," jawab Franda
"Lo mending duduk dulu," kata Reinna mempersalahkan duduk
Franda duduk disamping Reinna.
"Ga biasanya lo teriak-teriak gitu di kelas ?" Franda menatap teman sebangku nya itu
"Ss..so.. Sorry.. Gue kesel kalo kelas udah ga kondusif," Reinna lempeng dengan muka datar dan tatapan kosong
"Oh,"
Tiba-tiba guru bhs Inggris memasuki kelas. Mr. Zacky sebutan nya adalah Mr. Zey.
"Morning guys," sapa Mr. Zey pada semua murid yang berada di kelas
"Morning sir, " jawab mereka serempak.
"Open your book, kita mulai pelajaran," serunya.
***
Gibran tampak terburu-buru. Ia tak sedikitpun melirik Thomas yang sedari tadi menggoda nya.
Gibran mengenakan tuksedo berwarna putih dengan dasi senada, ia berdiri didepan kaca. Merias diri dan mengoleskan minyak rambut di kepalanya.
"Sip, udah ganteng maximal," sambil menyemprotkan parfum nya.
Ia mengambil kunci mobil diatas rak bukunya. Gibran menuruni anak tangga dan berpamitan kepada orang tuanya.
"Bu aku berangkat ya," ia mencium punggung tangan wanita berbalut hijab itu
"Anak ibu cakep begini, mau pergi kemana ?" tanya Tsania ibu dari cowok tinggi keturunan Arab itu.
"Ngapel ya bang ?" selip Rara adik kecilnya
"Anak kecil jangan so tau," Gibran mengacak-acak rambut gadis berusia 12 tahun itu.
"Abang berangkat bu, Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Gibran membuka pintu mobil dan menancap gas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [new update]
Novela JuvenilTiap tetesan keringat ini membuatku tahu apa itu artinya hidup. Dunia Ku penuh dengan tantangan, tanpa satu hal terkecuali hati. Aku terdorong untuk masuk kedalam dunia ini, terikat akan aturan yang mungkin orang lain bilang hidupmu terkekang. Tapi...