Aku menceritakan bagaimana aku bisa berada disini lalu tertidur dan baru saja bangun pada Ayah Ibu Sehun yang dengan senang hati mendengarkan ceritaku.
Mereka baru saja kembali dari Jepang , Ayah dan Ibu Sehun memutuskan untuk pindah ke Jepang karena Bisnis mereka berkembang pesat disana , dan pindah ke Jepang ternyata sudah mereka rencanakan sejak Sehun masih ada. Sementara restoran di Seoul sepenuhnya di pegang sementara oleh Paman Sehun , adik dari ayahnya.
Mereka kembali kerumah ini hanya untuk mengambil beberapa barang yang tersisah termasuk barang-barang Sehun yang belum sempat dibawa mereka ke Jepang.
"Aku menemukan ini di dalam lemari Sehun paling bawah , kurasa ini barang milik kalian berdua Taerin" Ungkap ibu Sehun sembari memberi ku sebuah kotak hitam cukup besar. Aku dan Sehun menyebut kotak hitam itu dengan sebutan 'Kotak Pendora'.
Kotak pendora itu sengaja kami simpan di Kamar Sehun , karena jika dirumahku ada Taehyung yang tidak pernah diam selalu memeriksa apapun benda yang ia rasa mencurigakan. Didalamnya terdapat 7 buah celengan babi plastik berwarna merah yang sudah penuh namun tidak berat karena hanya berisi uang kertas. Uang-uang tersebut berasal dari beasiswa atau hadiah yang aku dan Sehun dapatkan selama masa hubungan kami. Sekitar 5 tahun kupikir.
Kami sengaja menabungnya di dalam celengan babi pilihan Sehun karena jika kami menabungnya di bank maka bank pasti akan selalu memotongnya. Dan itu merugikan kami , seperti itu yang dikatakan Sehun. Orang pintar selalu perhitungan.
Penghasilan yang kami dapatkan sebagian kami pakai untuk berkencan , meneraktir Taehyung dan juga Jongin. Sisanya kami tabung. Untuk Biaya pernihakan kami di masa depan kelak. Itu adalah tujuan utama tabungan kami didalam 7 buah celengan babi tersebut.
Mengingat hal itu aku tak dapat menahan perasaanku, aku menagis tersedu-sedu sembari memeluk erat kotak hitam di depanku. Dekapan hangat dari ayah dan Ibu Sehun kurasakan saat ini , keduanya memelukku dan ikut menangis.
"Ini tabungan pernikahan kami eomonim" lirihku lalu kembali menangis , Tuhan bahkan tak memberi kami kesempatan untuk menghitung saldo terakhir kami bersama. Tepukan menengkan datang dari ayah Sehun , Mata merahnya mendakan ia benar-benar kehilangan Sehun.
"Sehun tidak akan senang melihat kita seperti ini disini" Ungkap ayah Sehun sembari bangkit dari sampingku lalu mengecup puncak kepala Ibu Sehun lalu beralih padaku. Ditengah kecupannya beliau memelukku erat.
"Kau pasti akan mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Sehun" Bisiknya. Aku tak bisa menjawabnya , tangis ku semakin menjadi-jadi. Entah mengapa aku begitu egois , aku tak ingin laki-laki lain. Aku hanya ingin Sehun.
Tuhan , aku hanya ingin Sehun.
...
Empat pasang mata memandangiku mengintimidasi , empat pasang tangan bersedekap angkuh mengikutiku hingga dalam kamar tanpa suara. Aku sangat lelah , Kuletakkan kotak Pandora milikku dan Sehun diatas tempat tidurku . Dua orang yang sejak tadi mematung mendekatiku yang kusambut tatapan kesal.
"Aku sedang tidak ingin bermasalah dengan kalian" Ucapku sambil lalu menarik kaos ukuran xxl di dalam lemariku serta hotpants longgar seragam wajibku saat dirumah seperti ini. Akupun harus berganti pakaian di dalam kamar mandi kamarku karena kedua bocah yang sejak tadi mengikutiku tak juga keluar dari kamarku meskipun aku sudah memasang wajah kesal sekalipun.
Setelah membasuh tubuhku di kamar mandi dan berganti pakaian akupun segera keluar dari kamarku lalu mendapati Jongin dan Taehyung yang sedang memegang sebuah album foto berwarna hitam yang tak pernah kulihat sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAMING (SEHUN - CHANYEOL)
Fanfiction[ COMPLETED! ] Semua bermula sejak aku menemukan buku misterius didalam lemari tua di villa kakekku. Buku ini membuatku tertarik akan satu hal , tepat di halaman pertama setelah sampulnya dengan hati - hati aku membacanya "Lucid Dreaming , Kontrol M...