21 - Dream (Final Chapter)

1.4K 217 32
                                    

Sejak hari itu aku kembali bertemu luhan. Ia sempat terkejut melihat namaku berada diantrian pasien yang ingin menemuinya. Kuceritakan semunya pada Luhan.Luhan memberiku pengertian,  bisajadi alasan dari balik semua yang aku jalani hampir setahun ini adalah pengakuan Sehun. Ia datang kedalam mimpiku untuk mengatakan hal itu. Ia hanya ingin pergi dengan tenang, ia hanya ingin aku tahu ada hal lain yang ia sembunyikan. Dan ya mungkin saja. Buktinya setelah tahu Sehun tak pernah lagi menampakkan dirinya dalam mimpiku. Sesekali datang namun hanya tersenyum kemudian menghilang, datang memelukku kemudian menghilang, menciumku kemudian menghilang atau hanya sekedar mengulang kejadian-kejadian yang pernah kami lewati dulu. Kata Luhan mimpi yang wajar datang disaat aku rindu.

Sebulan berlalu, dan sudah dua hari ini aku berada dirumah dinas kedua orang tuaku di vancouver bersama Taehyung dan Jongin. Tapi hari ini Jongin akan segera berangkat ke callifornia untuk menemu Soojung karena Pertunjukkan yang pernah dikatakan Soojung pada kami akan dimulai minggu depan. Aku akan menyusul minggu depan bersama Taehyung.

Rumah dinas ayahku miliki halaman belakang yang cukup luas. Disana ada taman bunga yang selalu dirawat ibuku diwaktu senggangnya. Ditengah-tengah taman bunga itu ada dua bangku dan satu meja kayu, disinilah aku saat ini.

Satu tanganku yang kuluruskan diatas meja kujadikan bantalan kepala. Ditemani lagu-lagu ballad mellow aku duduk disini sendirian sambil menutup mataku. Kuhirup rakus udara vancouver yang rasakan seperti memiliki aroma mapple syrup. Aku akan merindukan tempat ini disaat aku sendiri nanti.

Pasalnya Taehyung akan segera pindah dan melanjutkan Kuliahnya di Callifornia.

"Taerin?" Sayup-sayup suara ibu terdengar membuatku angkat kepala dan tubuhku yang setengahnya terbaring diatas meja kayu tersebut.

"Eomma" Sapaku. Eomma berjalan mendekat kearahku dengan membawa nampan berisi 1 teko dan dua cangkir.
Teh maple andalan ibu.

"Sudah lama kau tidak pernah bercerita pada eomma" serunya kemudian duduk di kursi satu nya lagi disampingku dan meletakkan nampan yang dibawanya di meja.

Ya benar sekali. Terakhir kali aku bercerita pada ibu beberapa hari setelah kepergian Sehun dan membuatnya pulang ke korea karena begitu mengkhawatirkanku saat itu.

Aku tersenyum pada ibuku lalu menungkan teh tersebut di kedua cangkir didepan kami.

"Kau tidak ingin tinggal di sini bersama eomma?" Tanya ibu mengalihkan pembicaan sembari meraih secangkir tehnya.

"Aku tidak cocok tinggal diluar negeri eomma" jawabku kemudian tawa kecil. "Aku tak bisa hidup tanpa nasi, tanpa khimchi, tanpa ramyeon dan tanpa pasta cabai"

Kali ini ibuku yang tertawa. "Semua itu dapat kau miliki disini"

Aku menggeleng. "Tetap saja berbeda eomma" balasku tak mau kalah.

"Arasseo" seru ibu kemudian menggenggam tangan kiriku.

"Sudah punya kekasih?" Tambahnya.

Aku tertawa, ibu bertanya dengan sangat hati-hati. Ia tak ingin merusak mood dan mengacak hatiku.

"Aku akan mencarinya setelah lulus" jawabku.

"Tak perlu tampan atau mapan, asalkan ia baik hati dan selalu mau mendengarmu itu sudah cukup. Lelaki tampan tak selamanya baik, dan kemapanan bisa kalian cari bersama-sama" petuah penting dari ibu hari ini.

LUCID DREAMING (SEHUN - CHANYEOL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang