Justin baru sampai di rumahnya saat jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Sebenarnya dia sudah menyelesaikan rapat sejak jam 10 malam, tapi beberapa berkas yang harus dirapatkan keesokan harinya membuat Justin harus lembur kalau ingin punya waktu lebih banyak sebelum berangkat ke pesta Frederick Anderson. Dengan tubuh yang sangat letih, Justin memilih untuk berendam dulu dengan air hangat sebelum menggunakan shower. Dan tepat saat Justin keluar dari kamar mandi, pria itu menyadari kalau telpon di kamarnya masih tergantung seperti saat ia tinggalkan. Dan saat itu juga Justin baru ingat kalau kemungkinan besar Diana sudah sampai di New York.
Dengan gerakan cepat Justin menekan tombol nomor ponsel Diana. Hampir lebih dari lima belas menit Justin mengula menelpon Diana, tapi tetap saja tidak ada jawaban dari seberang. Dengan putus asa akhirnya Justin menelpon James.
“Malam, Sir.”sahut James sama sekali tidak terdengar mengantuk.
“Kau dimana??”tanya Justin cepat.
“Saya di rumah, Sir. Kalau anda ingin tahu apa Nyonya Diana sudah sampai, saya akan menjawab ya. Saya sudah mengantarkannya ke hotel sejak jam 8 malam.”jelas James tanpa Justin bertanya.
Justin mengacak rambutnya dengan gusar,”Aku lupa menelponnya. Dan saat kutelpon tadi, dia sama sekali tidak menjawab telponku.”ujar Justin.
“Saya rasa dia sudah istirahat, Sir. Bagaimana kalau anda mencoba besok pagi??”ujar James menawarkan.
“Aku juga berpikir seperti itu.”ucap Justin menyetujui,”Baiklah kalau begitu. Terima kasih karena sudah menjalankan tugasmu dengan baik, dan maaf karena sudah mengganggu malammu.”ujar Justin sesaat sebelum mengembalikan telpon dengan benar ke tempatnya.
***
Sharleen benar-benar tidak percaya kalau Justin menelpon ke rumahnya untuk menanyakan keadaannya dan Angelica. Entah kenapa, Sharleen merasa kalau Justin berbeda dengan laki-laki yang selama ini dia kenal. Justin bukan orang terkenal dan bukan dari keluarga yang menjunjung tinggi kekayaan dan darah biru. Mungkin itu semua yang membuat Sharleen merasa tenang bersama Justin. Kalau mengingat pekerjaannya yang mantan atlet dan mewarisi perusahaan keluarga, Sharleen yakin kalau dia dan Justin sederajat. Dan itu lebih membuat Sharleen percaya diri dalam menunggu kedatangan Justin, karena itu setelah mendengar kalau Justin akan tinggal sehari lebih lama di New York, hari ini Sharleen mempersiapkan beberapa hal, termasuk makan malam buatannya.
“Sharleen… Hari sudah jam tiga pagi. Sampai kapan kamu mau menunggu Justin?? Dia mungin tidak bisa kembali hari ini.”tanya Angelica saat melihat anaknya masih duduk di meja makan sambil menunggu kedatangan Justin.
Sharleen melihat jam tangannya dan mengangguk pelan. “Sepertinya dia memang tidak akan datang. Aku yang bodoh karena sudah mengharapkan sesuatu yang lebih darinya. Lagipula dia bilang ‘mungkin akan tinggal sehari lebih lama’ bukan gak mungkin kalau dia akan selamanya disana dan tidak akan pernah kembali, bukan??”tanya Sharleen lelah. “Kau tidurlah. Aku akan membereskan ini sebelum ke kamar.”ujar Sharleen pelan lalu membereskan piring-piring di meja.
Sudah lebih seminggu sejak kepergian Justin dan sama sekali tidak ada kabar dari pria itu. Dan selama itu juga Sharleen selalu memimpikan kehadiran pria itu serta ciuman pertama mereka yang sangat Sharleen sukai. Justin memang pria yang paling menawan yang pernah ditemui Sharleen. Apapun yang ada pada diri pria itu semuanya bisa mempesona wanita manapun.
“Kamu yakin akan pergi ke pesta itu sendirian??”tanya Angelica cemas saat Sharleen memutuskan untuk pergi ke pesta pernikahan Theo yang diadakan di kediaman pria itu sendirian.
Sharleen tersenyum kecil,”Tentu saja aku akan datang. Aku tidak mau kalau Jack Madison mengira aku takut padanya.”ujar Sharleen cepat sambil memasang anting mutiara pada telinganya.

YOU ARE READING
Murphy Bridge
RomanceDalam hidupnya, tidak ada yang lebih berarti bagi Justin selain adik-adiknya. Justin akan melakukan apapun untuk mereka. Namun, betapapun Justin memuja dua wanita berharga dalam hidupnya itu, Justin tetaplah seorang taipan playboy yang meninggalkan...