8

7.3K 438 6
                                    

Baru tiga hari Rubben menginap di rumahnya, tapi Angelica sudah merasa mengenal pria itu jauh lebih lama. Mereka sedang menyantap sarapan buatan Rubben saat ada seseorang mengetuk pintu rumah. Rubben menahan Angelica dan dia sendiri yang membukakan pintu. Seorang pesuruh menyerahkan sebuah amplop dengan cap resmi sebuah firma hukum yang dialamatkan pada Angelica. Setelah memastikan member pesuruh itu cukup uang, Rubben membawa amplop itu ke dapur.

“Ada surat untukmu. Aku penasaran dengan apa isinya karena ini jelas dari kantor pengacara.”ujar Rubben sambil menyodorkan amplop itu pada Angelica.

Angie langsung memucat. Dia sama sekali tidak bisa menebak siapa pengirim dan apa isi surat itu. Dengan gemetar Angie membuka amplop dan mendapati sebuat surat yang ternyata surat panggilan untuk menandatangani surat perceraian di sebuah kantor pengacara di kota. Angie sudah mengira kalau hari ini akan datang setelah mengusir Brian beberapa hari lalu, tapi rasanya Angie lebih bisa menerima semuanya daripada yang bisa dia bayangkan.

“Ini surat panggilan dari pengacara Brian. Dia ingin menceraikanku. Aku harus memberitahukan masalah ini pada Sharleen.”ujar Angie pelan.

“Maaf, bukan aku ingin mencampuri urusanmu, tapi bukankah telpon putus karena petir tadi malam??”tanya Rubben begitu melihat Angelica berjalan menuju meja telpon.

“Benar.”ujar Angie setuju dan kembali duduk. Wanita itu terlihat susah dengan keadaannya sekarang.

Rubben mengeluarkan ponselnya,”Pakai ini. Kau harus memberitahukan masalah ini pada anakmu. Aku akan keluar.”ujar Rubben lalu meninggalkan ponselnya di atas meja makan.

Rubben pergi keluar dan memilih untuk melihat peternakan Justin serta memeriksa keuangan selama beberapa hari ini. Justin memang pernah mengatakan kalau dia sangat mempercayai Hernan, tapi Rubben tidak. Dengan mengendarai mobilnya, dia menyetir ke kota untuk membeli beberapa pakaian dan bahan makanan sebelum ke peternakan Justin. Rubben baru kembali ke rumah Angelica saat jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tapi saat Rubben memasuki rumah, dia mendapati ada orang lain selain Angie di rumah.

“Terima kasih sudah meminjamkan ponsel pada Angie. Aku Sharleen Reynard.”ujar wanita muda yang cukup manis itu.

Rubben mengamati makhluk di hadapannya ini. Sesaat, Rubben mengerti kenapa Justin bisa berhubungan dengannya, tapi di lain pihak, Rubben juga bingung karena Sharleen jauh berbeda dengan semua mantan Justin.

“Rubben Alasdair. Dan masalah ponsel, itu hanya masalah kecil.”ujar Rubben yang kemudian berjalan ke dapur untuk meletakkan semua bahan makanan yang dia beli tadi di kota.

Justin bangun terlambat hari ini. Padahal jam Sembilan dia ada rapat dengan dewan direksi. Dengan kecepatan super Justin segera melangkah ke kamar mandi. Jam sudah menunjukkan pukul 8 saat ponselnya berdering. Bukan masalah kalau ponsel kantor, dengan cepat Justin mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mendapati nama Queen tertera di layar. Semua perasaan cemas langsung menyergap Justin, setelah kecelakaan yang pertama dimana Justin mengganti mobil Mercy hitam Queen dengan Maserati hitam terbaru, beberapa hari yang lalu Queen kembali kecelakaan. Dan kali ini apalagi yang terjadi??

“Justin aku butuh bantuanmu.”

Justin yang saat itu baru akan melangkah keluar dari penthousenya langsung berhenti di tempat. “Ada apa, Queen??”tanya Justin terdengar cemas. Bagi Justin, jarang sekali Queen menghubunginya dengan suara yang begitu mendesak seperti ini.

“Aku hamil. Dan aku butuh seseorang disisiku. Kau bisa kesini dan meninggalkan kantor untuk sementara??”tanya Queen cepat.

“Hamil?? Quentin, sadarkah kau kalau dokter pernah mengatakan sangat berbahaya bagimu untuk hamil lagi?? Ini bukan masalah mudah. Kau mempertaruhkan nyawamu!”tanya Justin sambil mengingatkan apa yang mungkin terjadi kalau Queen hamil lagi.

Murphy BridgeWhere stories live. Discover now