Sharleen benar-benar kembali keesokan harinya. Justin yang sedang menunggu Queen berenang mendapat kejutan yang sangat hebat saat Sharleen langsung menghambur ke pelukannya begitu tiba, seakan mereka tidak pernah bertengkar hebat sebelumnya.
''Ada apa??''tanya Justin bingung setelah Sharleen melepaskan pelukannya.
Sharleen duduk di sebelah Justin di kursi berjemur. ''Kalau selama ini kau mengira Angelica bahagia, pasti kau gak akan percaya kalau melihat Angelica sekarang. Dia benar-benar bercahaya. Terlihat begitu bahagia.''seru Sharleen senang hingga melupakan semua rasa enggannya pada Justin.
''Benarkah??''tanya Justin ikut antusias. Bagi Justin sendiri entah kenapa dia memang memberi perhatian yang lebih pada Sharleen dan Angelica.
''Aku awalnya mengira dia membutuhkan perhatian lebih karena akan bercerai dengan Brian. Tapi ternyata sudah ada seseorang yang menemaninya selama ini. Aku bersyukur Rubben ada disana. Dia terlihat begitu baik sampai-sampai aku mengira kalau dia menyukai Angelica.''jelas Sharleen pelan.
Justin duduk dengan sedikit tegang. ''Apa pria itu baik pada Angelica??''tanya Justin cemas karena Rubben jarang bersikap baik dengan orang yang bukan keluarganya. Karena itu sampai sekarang pria itu belum menikah padahal ada banyak wanita yang menyukainya. Gen keluarga Alasdair memang digariskan untuk mempesona orang. Tapi hanya Rubben Alasdair satu-satunya keturunan Alasdair yang bisa bersikap manusiawi.
''Sangat baik. Dia memasak, membantu Angelica mengurus masalah perceraian. Kalau saja aku tidak melihatnya sendiri, aku juga tidak akan percaya.''jawab Sharleen yang tanpa disadarinya semakin menambah kecemasan Justin.
''Jadi sebenarnya apa sidang cerainya sudah selesai??''tanya Justin memastikan.
Sharleen menggeleng. ''Kalau begitu, kenapa kau sudah kembali??''tanya Justin lagi.
''Aku hanya... Aku hanya...''
''Hanya apa??''tanya Justin lembut.
Sharleen berusaha untuk tidak melihat wajah Justin, tapi itu sulit karena Justin sudah berpindah tempat. Pria itu sekarang sedang duduk di depan Sharleen dengan wajah yang sangat dekat dekat dengan muka Sharleen.
''Jangan memaksaku mengatakannya!''ucap Sharleen yang langsung memalingkan wajahnya.
''Apa aku boleh menganggapnya sebagai pernyataan kalau kau merindukanku??''tanya Justin serak yang sedetik kemudian langsung mencium bibir Sharleen.
Ciuman itu berlangsung cukup lama, sampai Justin sudah akan membaringkan Sharleen di kursi jemur dan bercinta dengan wanita itu kalau tidak ada gangguan dari dunia nyata.
''Maaf, bukan maksudku untuk mengganggu kesenangan kalian. Tapi bukankah lebih baik melakukannya nanti malam di kamar??''tegur Queen geli melihat adegan itu.
Justin memang bukan pria sempurna, ada banyak sekali kekurangan pria itu, apalagi kalau dilihat dari sifat. Tapi, Queen sangat tahu kalau kakaknya itu sangat perfeksionis kalau urusan bercinta. Justin tidak akan melakukan hal se'nakal' itu di luar kamar apalagi saat ada orang lain bersama mereka. Queen tahu hal itu karena Queen juga seperti itu.
Sudah seminggu Justin menghabiskan waktunya di Eleanor House untuk menemani Queen menenangkan diri. Selama seminggu itu, Justin selalu menghindarkan pekerjaannya dari pandangan Queen dan Sharleen. Sebisa mungkin saat kedua wanita itu masih terjaga, Justin tidak akan memperdulikan pekerjaannya. Tapi tetap saja itu tidak mungkin. Karena itu, setelah memastikan Queen selalu tidur lebih cepat dan membiarkan Sharleen tidur setiap mereka selesai bercinta, Justin akan melarikan diri ke ruang Lotus untuk bekerja. Ada banyak sekali yang harus dikerjakannya, ada beberapa proyek baru yang menuntut perhatiannya lebih banyak. Dan hari ini, Justin harus mengantar adiknya itu kembali ke rumah. ''Aku akan mengantar Queen ke rumah. Dan setelah itu aku akan kembali lagi kesini sebelum ke bandara. Aku harus kembali ke New York walaupun sebenarnya aku ingin menghabiskan waktuku lebih lama disini.''pamit Justin saat dia sedang mengenakan pakaiannya sementara Sharleen masih berbaring di tempat tidur pagi itu.
YOU ARE READING
Murphy Bridge
RomantizmDalam hidupnya, tidak ada yang lebih berarti bagi Justin selain adik-adiknya. Justin akan melakukan apapun untuk mereka. Namun, betapapun Justin memuja dua wanita berharga dalam hidupnya itu, Justin tetaplah seorang taipan playboy yang meninggalkan...