PROLOG

10.7K 420 4
                                    

Dahi yang mengkerut di wajah murid baru itu terlihat dari kejauhan, bibirnya berkomat-kamit lelah mencari sahabat laki-lakinya diantara para murid baru yang lain.

"Ah, sebenarnya di mana anak itu?" Desah Dahyun kesal karena tidak juga menemukan Taehyung, padahal sudah dua kali dia mengelilingi daerah itu. Namun hasilnya nihil pria itu tidak ketemu, Taehyung juga tidak mengangkat panggilan telpon Dahyun sama sekali.

Saat sibuk mencari, telinga Dahyun yang peka mendengar tangisan seorang siswi di daerah koridor yang sepi. Dia pun melangkahkan kakinya untuk memastikan tidak ada yang salah disana.

Baru saja dia menapakkan kakinya pada langkah ke lima, dia mendapati seorang perempuan yang tengah dikerumuni oleh sekelompok laki-laki.

Dahyun bukan perempuan yang pintar berkelahi, verbal maupun fisik. Akan tetapi, jika dia tidak melakukan sesuatu apa yang terjadi pada perempuan itu?

"He-hei! Apa yang kalian lakukan padanya?" Tanya Dahyun sedikit berteriak agar mereka dapat mendengar kalimat Dahyun dengan jelas.

Sekelompok siswa tersebut memandangi Dahyun dan seseorang yang awalnya menarik kerah perempuan tadi mendekat ke arah Dahyun. "Darimana asalnya sampah kecil ini?"

"Le-lepaskan dia!" Ucap Dahyun yang masih mempunyai secuil keberanian di dalam dirinya. Terjadi jeda sepersekian detik sebelum akhirnya terdengar gelak tawa dari sekelompok orang itu.

"Jika aku tidak mau, kau mau apa? Memukulku?" Tanya si pemilik mata tajam itu menatap Dahyun yang rasanya ingin menunduk saja ditatap olehnya.

"Sini! Pukul aku! Kita lihat seberapa kuat kau. Pukul!" Dahyun merasakan tubuhnya sedikit bergetar, jika tahu seperti ini dia lebih baik tidak ikut campur saja.

"Tidak berani? Kalau begitu biar aku saja." Mata Dahyun jelas melihat tangan lelaki itu mengayun membidik ke arah pipinya. Refleks mata Dahyun tertutup.

Matanya baru terbuka setelah mendengar suara barang yang terjatuh didepannya. Dia melihat ke arah samping dan mendapati Taehyung yang ia cari sejak tadi berada di sampingnya, bersama dengan seorang lelaki yang dia tidak tahu siapa.

"Sialan! Siapa kalian?!" Kesal si mata tajam itu tersungkur di lantai keramik berwarna putih.


Bersambung..

High School 2016 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang