Nata memperhatikan dirinya yang mengenakan handuk kimono sejengkal diatas lutut berwarna merah. Dia sudah bertekad hari ini akan membuktikan rasa penasaran yang seperti membunuhnya secara perlahan.
Penasaran kepada lelaki yang telah mengumbang-ambing perasaannya seminggu terakhir ini. Menurut teman-temannya, Natan normal. Menurut Nata pun Natan memang normal. Tapi kenapa Natan sama sekali tidak pernah menunjukan bahwa dia tertarik dengan Nata? Walaupun sudah berkali-kali Nata menggodanya dengan memakai pakaian seksi, atau suara yang berpura-pura manja ketika memanggil Natan. Sementara Natan yang digoda menanggapinya hanya dengan wajah datar yang terkadang tersenyum geli. Entahlah, Nata juga tidak mengerti, Nata sama sekali tidak mengerti jalan pikiran Natan.
Ini usahanya terakhir! Ini untuk yang terakhir dia bener-bener harus menjatuhkan harga dirinya. Kalo pun pada akhirnya Natan menolaknya, tidak papa, setidaknya dia sudah berusaha. Yang penting Dia sudah berusaha walaupun harus mengorbankan rasa malu. Tidak ada usaha yang sia-sia bukan?
Nata kembali melihat ke cermin menguncir rambutnya asal-asal. Tali handuknya dia ikat pita. Dia akan mengikuti cara yang disarankan oleh Weni, menumpang mandi di apartemen Natan dengan alasan airnya mati.
Nata berjalan keluar apartemennya, setelah sampai didepan apartemen Natan, Nata menarik nafas agar lebih relaks. Jujur, melakukan hal ini benar-benar butuh keberanian yang luar biasa. Nata memegang dadanya yang entah kenapa berdetak sangat cepat. Mungkin caranya kali ini memang sungguh berani, tapi Nata tidak akan menyerah, sebelum tau apakah Natan tidak nafsu dengannya atau memang tidak ingin mengulangi kesalahannya dulu.
Setelah lebih tenang, Nata memencet bel apartemen Natan. Tidak ada jawaban. Nata kembali memencet belnya. Masih tidak ada jawaban juga. Dia menggerakan jarinya untuk memencet password, seminggu lebih kenal dengan Natan membuatnya tau password apartemen cowok itu, karena memang Natan yang memberitahunya.
Pintu itu pun terbuka, kemudian Nata masuk kedalam apartemen Natan. Dilihatnya Natan baru keluar dari kamar mandi menatapnya kaget. Tubuhnya yang bertelanjang dada memperlihatkan perutnya yang sixpack dengan bulir-bulir air yang ada ditubuhnya membuatnya sangat sangat sangat seksi!
Nata mematung melihat sosok didepannya, "oh my god! Apa yang harus gue lakuin? Apa langsung gue banting kekasur aja? Eh engga engga gue belum mandi, seengganya gue harus wangi!"
"Lo mau ngapain?" tanya Natan yang menyadarkan Nata dari lamunannya.
"hah? Eh... Eh... Gue... Numpang mandi boleh? Air... Air... Di kamar.. Mandi gue mati." jawab Nata gugup, "anjir! Kenapa gue jadi gugup gini sih! Jantung gue... Jantung gue kenapa deg-degan gini! Berhasil dong kali ini pliiis... " ucapnya dalam hati.
Natan menelan ludah, melihat Nata memakai handuk kimono seperti itu, apalagi handuknya sangat pendek dan rambutnya yang terkuncir berantakan membuatnya terlihat seksi. Natan menarik nafasnya, ingin rasanya langsung menarik Nata dan merebahkan dikasurnya. Tunggu, tungğu Natan mengernyitkan alisnya, dia mendengar Nata berkata semoga berhasil kali ini? Berarti ini memang rencananya.
Yatuhan... Tanpa Nata melakukan ini pun Natan sudah ingin membantingnya kekasur ketika kemarin-kemarin Nata menggodanya dengan pakaian seksi dan memanggil namanya manja. Dan sekarang? Natan harus melawan dirinya lagi untuk menolak sosok yang sangat menggoda didepannya hanya dengan menggunakan handuk! Natan tidak tau, Natan tidak tau apakah kali ini dirinya bisa menghindar lagi atau tidak, Natan tidak tau apakah kali ini dia bisa menahan nafsunya yang selama ini dia pendam, dan dia tidak tau apakah kali ini dia akan tetap bertahan untuk tidak melakukan kesalahannya yang dulu.
Dilihatnya Nata sedang menunggu jawaban darinya. "Lo kesini ga bawa baju? Numpang mandi tapi ga bawa baju?" tanya Natan seberusaha mungkin mengatur suaranya agar tidak bergetar.
"Lupa." jawab Nata yang sama seperti Natan menjaga suaranya agar terlihat tenang, "tuh kan mukanya datar, masa ga kegoda lagi? Gagal lagi deh kayanya." kata Nata dalam hati.
Ingin rasanya Natan berlari menghampirinya, lalu membuka semua handuk yang melekat pada tubuh Nata. "Yaudah lo mandi gih." setelah mengatakan itu Natan pergi keruangan tempat bajunya tersimpan yang berada di samping tempat tidur. Setelah berada didalam ruangan itu Natan kembali mengatur nafasnya.
Setelah lima belas menit, Nata keluar dari kamar mandi, rambutnya yang basah dia biarkan terurai, dia menghampiri Natan yang hanya memakai celana boxer pendek tanpa memakai baju sedang tidur dikasur sambil menonton televisi, Nata terfokus oleh perutnya yang sixpack, dan entah kenapa matanya turun kebawah memperhatikan apa yang dibalik celana boxer itu.
"Tan... Thanks... ya. Kamar mandinya." kata Nata, sudah mulai pasrah, "gue gagal lagi! fix! Ini yang terakhir gue kaya gini!"
Natan terpaku melihat Nata yang berada didepannya. "Yatuhan! Kenapa engkau menciptakan perempuan yang sangat menggoda kaya dia?" Natan kembali menelan ludahnya, "sama-sama, lo mau pake baju gue dulu?" tanya Natan.
"ga kuat gue liatnyaaaa! Engga! lo ga boleh loncat kekasur buat nindihin dia Nata! Buang pikiran lo! Mending kalo dia mau, kalo lo ditolak lagi mau di taro mana muka looo!" entah kenapa dia ingin cepat-cepat pergi dari hadapan Natan, dia tidak ingin dirinya lebih nekat dari ini. Dia takut dirinya akan langsung menerjang Natan yang berada diatas kasur. "Enggak deh, Tan. Gue langsung balik aja. Lagian deket ini. Makasih ya" kata Nata, lalu berbalik.
"Shit!" Natan bangun dari tidurnya. Dia setengah berlari mengejar Nata yang sudah mau mencapai pintu, dia tarik tangan Nata lalu langsung melumat bibirnya menuntut, menuntut agar Nata bertanggung jawab atas apa yg dia lakukan seminggu terakhir ini yang selalu memancingnya, Natan mencium penuh penekanan, penekanan bahwa selama ini dia hanya menahan hawa nafsunya yang sangat memuncak! Dan sekarang adalah titik dimana pertahanannya hancur, dia tidak bisa menahan lagi. Natan mengiring Nata ke tempat tidur tanpa melepaskan ciumannya. Natan menciumi leher Nata dan menjilat nya penuh nikmat. Dia benar-benar tidak bisa bertahan kali ini! Dia tidak bisa memungkiri sosok yang perempuan yang berada dibawah nya sangat menggoda.
Natan membuka tali handuk Nata, dan terlihatlah payudara Nata yang padat serta "mahkota" yang mulus tanpa bulu. Betapa Natan sangat penasaran selama ini yang ada dibalik baju Nata. Natan melumat puting kemerahan yang menantangnya itu. Terdengar suara desahan dari bibir Nata yang membuatnya semakin mengencangkan lumatannya, dia mengigit puting Nata, membuat Nata mengerang dan menjabak rambutnya penuh nikmat.
Pada saat jarinya mulai turun ingin meraba mahkota Nata, terdengar suara bel berbunyi. Natan berhenti sejenak dia melepaskan lidahnya yang sedang bermain diputing Nata, tapi sedetik kemudian dia kembali melumat bibir Nata tidak perduli dengan bunyi bel yang tadi berbunyi, sampai akhirnya bunyi bel itu kembali berbunyi berturut-turut.
"Tai." maki Natan kesal karena orang yang membunyikan bel ini benar-benar mengganggunya, kemudia dia bangun dan melihat kamera cctv yang memperlihatkan ibunya yang sedang memeganng tangan adik perempuannya yang baru berumur lima tahun bernama Nabel. "Bentar mah, Natan lagi pake baju dulu." teriak Natan.
Natan langsung berlari menghampiri Nata yang sudah mengikat handuknya kembali, "Nat.. Sorry Nat... Nyokap gue sama adek gue datang kesini, adek gue masih kecil, ga lucu kan kalo dia liat lo kaya gini?"
Nata memajukan bibirnya wajahnya terlihat sedih, "terus gue harus gimana? Gue kan ga bisa ngilang..." jawab Nata pelan bingung harus berbuat apa. Dia mengitari pandangannya, pandangannya terjatuh pada ruangan tempat baju Natan tersimpan, dilihatnya Natan menggaruk kepalanya sama sepertinya Natan terlihat bingung, "gue ngumpet di ruangan tempat baju lo aja deh, Tan, boleh?" tanya Nata.
Natan langsung setuju, "iya bener, lo ngumpet disitu dulu aja, ya, sebentar gue ngambil kaos dulu." Natan mengambil kaos dari ruangannya, " Nata, sini." Nata menghampiri Natan yang memanggilnya yang berada didalam ruangan yang cukup besar itu, "lo tunggu dulu disini sebentar ya, nanti lo pake baju gue dulu biar ga masuk angin. Gue janji gue ngga akan ngebiarin lo lama lama didalem sini," kata Natan kepada Nata sambil mengelus kepalanya, tidak tega sebenernya meninggalkan Nata sendirian didalam ruangan yang lumayan besar itu, kemudia dia menyalakan saklar lampu, "gue tinggal sebentar ya?" tanya Natan yang dijawab dengan anggukan pasrah dari Nata, Setelah itu dia menutup pintu ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE KNOW'S
RomanceIni untuk 18 tahun keatas yaaaa. *** Tanpa Nata menceritakan apa yang ada dipikirannya, Natan selalu tau apa yang ada didalam pikiran Nata. Disaat Nata menceritakan kepada Natan teman sekaligus bosnya, bahwa dia penasaran tentang berhubungan seks...