Flashback

7.3K 324 32
                                    

Nata melihat jam kuning ditangannya, dia menepuk-nepuk pundak tukang ojek yang ditumpanginya agar melaju lebih cepat, menyadari sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi.

Setelah sampai didekat sekolah dia langsung menyuruh tukang ojek langganannya untuk berhenti. Setelah membayar tukang ojek, Nata berlari kearah gerbang yang ternyata sudah ditutup. Sudah pasti dia tidak akan bisa masuk kedalam. Jika dia ingin masuk, Nata harus menerima hukuman, Nata harus memungut sampah-sampah yang berserakan disekolah dan hormat di bawah tiang bendera sekitar 20 menit.

Nata diam berfikir sejenak, masalahnya dia ada ulangan di jam pelajaran pertama, kalo dia harus menjalani hukuman, dia tidak akan bisa mengikuti ulangan. Nata tersenyum miring setelah mendapatkan ide brilian, dia cepat-cepat berlari ke tembok belakang sekolah. Sepertinya ini jalan satu satunya agar dia bisa mengikuti ulangan pertama.

Setelah sampai ditembok belakang sekolah, Nata mencoba memanjat tembok itu, tapi sayangnya dia tidak pernah berhasil. "ini tembok ada jinnya kali ya, susah banget dipanjatnya perasaan." dumel Nata kesal karena tidak berhasil-berhasil setelah sekian kali mencoba. Jidatnya sudah dipenuhi keringat.

"mau gue bantuin?" tiba-tiba terdengar suara ngebas yang sangat dia kenal dari belakangnya.

Nata spontan menengok kebelakang, dia berdecak kesal, ketika mengetahui siapa yang menawarkan bantuan, "elo lagi, elo lagi, kenapa sih elo selalu berkeliaran dideket gue terus? Kaya lalet tau ga lo?"

"lah elo sampah dong kalo gitu?"

Nata berfikir sejenak, "ko sampah?"

"lo bilang gue kek lalet berkeliaran dideket lo terus, lalet kan biasanya ada dideket sampah, bego."

Nata menggaruk kupingnya, bibirnya cemberut, dia memang sudah mengucapkan kata yang salah.

Lelaki yang menawarkan bantuan kepadanya adalah Geri, si cowok jagoan yang selalu memimpin ketika sekolah mereka di serang oleh sekolah lain. Badannya yanh tinggi semampai serta lesum pipi dikedua pipinya yang dalam, menjadi daya tarik buat kaum perempuan, terkecuali Nata.

Hanya Nata lah sepertinya yang males melihat lelaki didepannya. Awalnya Nata memang menyukai Geri, karena memang Geri ganteng pake abis! Tapi tingkah lakunya, membuat Nata bergidik ngeri ketika didekat cowok itu.

Setiap hari Geri selalu kekelas Nata untuk menggodanya, karena memang kelas Geri dengan Nata sebelahan. Nata juga tidak mengerti kenapa Geri seperti itu kepadanya. Semenjak Nata naik kekelas 3 dan kelas mereka bersebelahan, Geri selalu menghampirinya untuk menggodanya.

Pernah ketika itu sedang istirahat, Nata tidak ikut dengan teman-temannya yang lain karena Nata sakit perut PMS, tau kan buat kaum perempuan sakit PMS itu kaya gimana? Karena sakit perut yang luar biasa, Nata lebih memilih menitip makanan keteman-temannya dan menunggu dikelas. Disaat Nata sedang memegangi perutnya yang sakit, tiba-tiba Geri datang menghampiri Nata dan duduk dikursi depan meja Nata.

"lo kenapa Nat ko keringetan? Lo mau ngelahirin yaaaaa?" tanya Geri usil sedikit berteriak sengaja menggoda Nata.

"berisik lo. Ngapain sih lo kesini? Kalo gamau liat gue ngamuk mending pergi deh, daripada nanti lo abis sama gue sampe ketulang tulang." jawab Nata sedikit emosi masih sambil meringis memegangi perutnya.

"Gatau kenapa Nat, lo seksi kalo lagi marah gitu." Geri ketawa jail, "lo kenapa sih megangin perut mulu, sakit perut?"

"bukan! Perut gue pusing! Elo tuh nanya yang bermutu dikit kek!"

"mau gue bantuin ga?"

"bantuin apaan?"

"Ngelusin perut lo, tapi jangan salahin gue kalo lo ketagihan terus minta ngelus yang lain."

HE KNOW'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang