Permata hati 26
Jalal sudah hilang kendali akhirnya dia putari jakarta hingga malam dan dia berada di sebuah club malam. Jalal sudah banyak sekali menghabiskan banyak minuman disana. Jalal benar2 terpuruk dia tidak menyangka jodha menghianatinya. Dia blng pts dengan salim ternyata mereka masih berdua dan bayangan salim memegang tangan jodha benar2 menghancurkan hati jalal. Jalal terus mengigau nama jodha.
****
Jodha menunggu jalal dengan cemas. Berkali2 jodha mondar mandir didepan pintu masuk menunggu kehadiran jalal.
"Ini semua karena kamu jodha" cibir rukaya
"Rukaya aku sedang tidak mud berbicara denganmu" saut jodha ketus
"Hahaha tapi aku masih ingin bicara dan mengatakan bahwa sebentar lagi aku akan menjadi nyonya jalal dan kau harus siap berbagi suami denganku" ucap rukaya
Jodha tidak menggubris ucapan rukaya dalam pikirannya hanya jalal. Bahkan jodha tidak mengerti knp rukaya begitu yakin jika dia akan menikah dengan jalal, tapi jodha tidak ambil pusing karena dia benar2 kuatir dengan jalal. Rukaya bosan mengompori jodha yg seperti tidak punya kuping, karena tidak menjawab satupun ucapan rukaya malah sibuk menelfon jalal. Dan akhirnya dia pergi. Jam sudah menunjukan pukul 02 dini hari tapi jalal belum juga plg. Jodha bahkan tidak merasa ngantuk sama sekali. Humayun mendekati jodha.
"Jodha kamu sedang menunggu jalal" tanya humayun
"Iya pa" ucap jodha lemah
Humayun memberikan sebuah alamat pada jodha.
"Jalal sering kesana ketika dia banyak beban. Tadi pegawai om nelfon melihat jalal disana dan dia sudah dibawa ke kamar hotel club tersebut" ucap humayun
"Makasi pa, jodha ke sana dulu" ucap jodha dengan segera menaiki mobilnya.
"Syukur jalal sudah memiliki hati dan bisa mencintai wanita. Papa berharap kamu juga mencintai jalal" batin humayun lalu masuk kedalam rumah.***
Jodha sampai dialamat yg diberikan oleh humayun, lalu jodha menuju receptionis. Hotel ini beserta club ini adalah salah satu milik dari humayun, jalal dulu sewaktu kecil suka sekali liburan dihotel ini bersama hamida, tapi semenjak hamida sakit jalal sering kesini saat dia sedang ada masalah. Humayun tidak melarang jalal kesana karena lebih aman ada para kepercayaan humayun yg menjaga jalal dari jauh.
"Selamat malam ada yg bisa dibantu" ucap pegawai hotel menyapa dengan ramah
"Saya ingin mintak kunci kamar 123 atas nama jalal" ucap jodha cepat
"Maaf anda siapa? Ucap pegawai tidak mengenali jodha karena tidak ada satupun yg tau tentang pernikahan jalal dan jodha dan tentang pengangkatan anak oleh humayun hanya beberapa direksi penting yg tau. Jodha menyerahkan sebuah kartu berwarna gold sebagai tanda pengenal bahwa dia anggota keluarga humayun. Yg hanya dimiliki oleh humayun keempat istrinya jalal salima dan jodha. Pegawai itu melakukan pengecekan pada kartu dan kartu itu asli tapi pegawai masih bingung bagaimana mungkin jodha memliki kartu itu padahal seluruh pegawai tau istri humayun.
"Apa nyonya ini istri muda tuan" batin pegawai itu
Jodha seperti menangkap maksud dari raut muka pegawai itu dan jodha menjawab
"Mbak tolong cepat, saya istri dari jalal" ucap jodha
Pegawai itu tercengang kaget dia tidak menyangka tuanmudanya sudah menikah dan tidak ada yg tau.
"Baik2 bu saya akan berikan kuncinya" ucap pegawai itu dengan segera
Jodha segera mengambil kunci itu dan masuk kedalam lift.
Jodha berjalan menelusuri lorong dan berhenti di kamar 123. Dimasukan kartu card kunci dari kamar tersebut dan kamar tersebut terbuka. Sebuah kamar dengan ukuran sangat besar. Jodha masuk kedalam dah melihat sosok yg dia rindukan sedang tidur tengkurap dengan pakaian lengkap. Jodha berjalan mendekati jalal dengan tatapan sedih melihat keadaan jalal yg berantakan. Jodha mengusap lembut rambut jalal, jalal yg sudah sangat mabuk tidak merasakan sentuhan itu. Jodha berinisiatif mengganti pakaian jalal yg bau alkohol dengan pakain tidur yg ada dilemari hotel. Jodha membalikan tubuh jalal dengan lembut dibelainya lagi wajah pria kesayangannya.
"Jalal aku mencintaimu seandainya kamu tau perasaanku" guman jodha. Jodha mengecup lembut dahi jalal. Jalal menggeliat dan membuka matanya.
"Jodha" ucap jalal lemah
Jodha tersenyum menatap jalal. Jalal juga tersenyum.
"Jodha kamu tau aku sangat mencintaimu" ucap jalal tiba2
Jodha sedikit terkejut tapi melihat keadaan jalal yg sedang mabuk jodha mengangap itu hanya gurauan jalal.
Jodha tidak menghiraukan dan membuka kancing kemeja jalal untuk menukar pakainnya.
"Jodha jangan pergi dengan salim aku sangat terluka" ucap jalal lagi tapi jodha tetap tidak mau mendengar dia tidak mau mendapat harapan palsu dari jalal. Akhirnya baju dan celana jalal sudah terbuka jalal tinggal memakai boxer.
Jalal tiba2 duduk dan meraih tangan jodha yg akan mengambilkan jalal baju dilemari sehingga jodha jatuh dipangkuan jalal. Jalal memeluk lembut jodha.
"Jodha aku sangat mencintaimu. Kamu mengenalkalkan aku tentang cinta tolong jgn sakiti aku" ucap jalal sambil memeluk jodha ada bulir air mata menetes dipipi jalal, jodha merasakan ketika air mata itu mulai membasahi punggung jodha.
"Jalal sebaiknya kamu istirahat kamu sedang tidak sadar" ucap jodha berusaha bangkit
"Gak jodha aku memang mabuk tapi aku sadar aku mencintaimu" ucap jalal semakin mempererat pelukannya pada jodha dan mencium tengkuk jodha. Jodha hanya memejamkan mata. Jalal terus menciumi tengkuk jodha hingga jodha berbalik dan jalal dengan segera mencium bibir jodha, jodha berkali2 kelepasan mendesah karena jalal menyerangnya dengan sangat intim. Jalal terus melepaskan ciuman pada bibir jodha dan menuju keleher jodha sambil berusaha melepaskan baju jodha. Jodha tersadar dengan aksi jalal.
"Jalal stop! Aku gak mau dengan cara sperti ini saat kamu tidak sadar" ucap jodha berusaha menahan hasratnya dan sedikit mendorong jalal
"Knp jodha ? Bukankan kamu istriku, kamu milikku ? Knp aku tidak bole memilikimu" ucap jalal dengan tatapan sayu
"Jalal ini tidak benar kmu memang suamiku tapi kmu dalam keadaan tidak sadar" ucap jodha mengingatkan
Tapi jalal tidak mendengarkan dan terus akan mendekati jodha. Jalal berbisik ditelinga jodha.
"Jodha aku mencintaimu. Aku melakukannya dengan sadar aku ingin kamu jadi milikku seutuhnya" ucap jalal kembali mencium jodha
"Jalal! Bentak jodha
"Jika kamu hanya ingin melampiaskan nafsumu! Kamu cari saja pelacur tidak perlu kamu berbohong tentang cinta" ucap jodha mulai terisak
Jalal merasa sudah hilang daya upayanya dan dia merasa terhina jodha bentak
"Aku tidak sedang berbohong! Aku cinta kamu! Ucap jalal keras
"Aku tidak percaya keadaanmu sedang tidak baik" ucap jodha semakin menangis
"Tidak perlu kamu menangis menutupi kebohonganmu! Aku tau kamu mencintai salim makanya kamu tidak mau aku dekati" ucap jalal
"Tidak perlu kamu bawa orang lain dalam pertengkaran kita! Ucap jodha tetap melawan jalal
"Terserah jodha aku kira kamu mencariku karena kamu mencintaiku. Ternyata aku salah! Aku sudah salah memliki perasaan pada wanita sepertimu! Ucap jalal
"Jalal aku tidak bermaksud menyakitimu, tapi ini salah aku ingin semua dengan cinta tapi keadaanmu saat ini sedang tidak sadar" ucap jodha mulai melemah
"Bulshit! Sekarang kamu bisa pergi dari kamar ini! Pergi!!!! Hardik jalal keras
"Jalal aku tidak akan pergi jika kamu tidak pulang" ucap jodha
"Aku tidak akan pulang denganmu! Kamu cepat pergi! Ucap jalal lalu membuka pintu kamar dan menyuruh jodha pergi
"Jalal" ucap jodha memohon tapi jalal membuang muka dan tetap menyuruh jodh pergi.
Akhirnya jodhapun melangkah keluar dan dengan cepat jalal menutup pintunya.
Jalal dengan cepat kekemar mandi untuk menenangkan dirinya.
"Bodohhhhhh !!! Ucap jalal memukul kaca dikamar mandi dan berdarah lah tangan jalal tapi jalal tidak memperdulikan rasa sakit dihatinya jauh lebih sakit ketimbang tangannya.
"Aku menelan harga diriku untuk memohon kepada dirimu tapi kmu menolakku! Kamu itu punya ku ! Istriku tapi kenapa kmu begitu seperti orang asing dimataku! Ucap jalal mengamuk dikamar mandi
"Aku berjanji aku akan membunuh rasa cintaku kepada jodha! Aku tidak mencintainya lagi" sumpah jalal dalam emosinya.***
Jodha mengendarai mobil sambil menangis. Jodha merasa bersalah karena telah menolak suaminya tapi dia tidak ingin melayani jalal dalam keadaan tidak sadar seperti itu. Jodha tau apa yg jalal bilang tadi hanya rayuan sekedar rayuan saat nafsunya sedang memuncak.
"Jalal seandainya kamu benar2 mencintaiku aku pasti akan sangat bahagia" ucap jodha dalam tangisnya.****
Hari sudah pagi semalaman jodha tidak tidur, matanya sembab bantalnya basah menampung air matanya. Jodha masih berharap jalal pulang tapi ternyata dia tidak pulang juga. Jodha mulai menyeka air matanya walaupun keadaan hatinya sedang tidak enak tapi dia harus bangkit, kemarin dia sudah meninggalkan kuisnya dan tidak mungkin jika hari ini dia tidak kuliah. Dengan berat hati jodha melangkah kekamar mandi dan bersiap2 kuliah."Jodha jalal mana? Tanya humayun ketika melihat jodha keluar dari kamar sendiri
"Jalal masih dihotel pa" ucap jodha
"Kamu kenapa? Apa semalam kalian bertengkar? Knp matamu sembab? Tanya humayun
"Gak pa, jodha cuma gak bisa tidur" ucap jodha berbohong
"Kamu gak sedang berbohong kan? Selidik humayun
"Gak pa" ucap jodha cepat
"Pa jodha berangkat dulu" ucap jodha pamitan
Saat jodha akan keluar rumah, ternyata bukunya ketinggalan dan dia kembali lagi dan melewati kamar maham yg sedang terbuka. Jodha melempar senyum kearah maham tapi maham membuang mukanya
"Knp bibi jadi kurus dan pucat seperti itu? Apa karena sakit yg waktu ini belum sembuh" guman jodha dalam hati melihat perubahan maham tapi jodha segera mengabaikan dan mengambil bukunya dan saking cepatnya jodha tidak sengaja menabrak rukaya.
"Gimana rasanya nangis semalam? Ejek rukaya melihat mata sembab jodha
Jodha tidak menyahut dia tetap berlalu kekamarnya. Rukaya menarik tangan jodha.
"Jodha kamu harus dengar jalal itu punya aku dan cuma aku yg ngerti dia kamu gak usah bermimpi mendapatkan dia" ucap rukaya
"Rukaya sudah selesai kamu bermimpi? Ini sudah siang bangun dari mimpimu mendapatkan jalal dan terima kenyataan jalal itu punyaku" ucap jodha menepis tangan rukaya
"Sialan! Kita lihat saja jodha kamu atau aku yg akan memenangkan jalal" ucap rukaya kesalNext?