Chapter 10

5.9K 742 71
                                    

Hyemi menatap iba wajah Jimin yang terlihat sangat mengenaskan. Banyaknya luka memar membuat wajah Jimin terlihat sedikit berubah. Mark memang benar-benar sudah gila.

Tadi Hyemi meminta bantuan kepada beberapa siswa yang melintas setelah Mark pergi meninggalkan Hyemi dan Jimin yang tak berdaya.

Kini Jimin sudah berada diranjang rumah sakit. Dengan selang darah dan infus. Bagaimana pun juga Hyemi selaku tunangan Mark harus bertanggung jawab atas ini semua.

Hyemi merasakan kantungnya bergetar panjang. Tanda adanya panggilan masuk. Hyemi menatap layar ponselnya. Ternyata dari Mark. Mau apa bajingan itu?

"Yeoboseyo... Waeyo?" Tanya Hyemi dengan nada malas.

'Dimana kau? Ini sudah jam berapa hah?!' Hyemi menjauhkan ponselnya dari telinganya. Telinganya akan sakit jika ponselnya tetap dalam posisi didepan telinganya.

"Aku sedang berada di rumah sakit. Oh Tuhan! Ini masih jam 5 sore Mark!" Hyemi berteriak. Namun ia segera memelankan suaranya saat menyadari kehadiran Jimin yang masih terbaring lemah diatas ranjang.

'Apa yang kau lakukan di rumah sakit? Apa kau sakit?' Hyemi mengernyitkan alisnya bingung. Pasalnya indra pendengarannya menangkap nada khawatir di suara Mark.

"Aku tidak sakit. Aku membawa Jimin ke rumah sakit. Lukanya itu banyak sekali Mark! Dan kau tahu? Karena ulah bodohmu itu tulang dada kanan Jimin juga patah!" Bentak Hyemi dengan nada pelan namun tegas.

'Sudah kubilang jangan bantu dia! Dia tidak pantas untuk kau bantu! Pulang ke apartemen sekarang juga! Secepatnya!' Hyemi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak! Aku akan menunggu Jimin sadar dan meminta maaf. Kau itu keterlaluan!" Ia tak peduli hal apa yang akan Mark lakukan padanya nanti. Yang terpenting sekarang adalah Jimin.

'TERSERAH APA MAUMU! MAU KAU TIDAK PULANG! MAU KAU MENUNGGUI PANGERAN BAJINGAN ITU! AKU TIDAK AKAN PEDULI LAGI! TAPI JANGAN MENYESAL NANTINYA JIKA KAU TAHU SIAPA DIA YANG SEBENARNYA! HARUSNYA TADI KUBIARKAN KAU MINUM MINUMAN ISOTONIK BERACUN ITU! TOH KAU YANG AKAN MATI! JALANG SIALAN!' Hyemi membulatkan kedua bola matanya kaget. Bagaimana bisa Mark semarah itu? Dan bodoh sekali! Kenapa Hyemi menangis?!

"Mark... " Hyemi berdesis pelan. Tak ada sahutan. Ternyata Mark sudah memutuskan sambungan telfonnya.

Hyemi menangis pelan. Suara isakan-isakan kecil mulai keluar dari bibir mungilnya. Entah menagapa ada perasaan menyesal yang menyeruak di rongga dadanya. Menyebabkan rasa sesak yang aneh muncul. Ia menyesal telah tidak mendengarkan kata kata Mark tadi. Ia menyesal sudah membangkang. Kenapa? Sebenarnya ada apa dengan diri Hyemi?

Hyemi kehilangan keseimbangan tubuhnya. Kakinya seolah sudah tidak mampu menahan berat badannya lagi hingga kini Hyemi hanya bisa terduduk di samping ranjang Jimin. Menangis dan terisak.

Mark's Darkness✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang