17. Jealousy

1.4K 73 0
                                    

Greeny melangkah ragu masuk kedalam ruangan basket di hadapan nya. Dicari nya sosok pria tinggi dengan rambut hitam legam.

Mata nya mengedarkan keseluruh sisi ruangan, tapi nihil ruangan itu benar-benar sepi. Bahkan suara nya menggema saat memanggil 'kak Kevin'.

Mata Greeny membulat saat seseorang memegang pundak nya dari arah punggung nya. Dengan keberanian yang ia punya, ia menoleh kearah belakang dengan pelan.

"Ha!". Teriak Greeny spontan saat melihat wajah nya. "Kak Kevin!".

Kevin yang melihat ekspresi Greeny tergelak dan berujar, " Lagi kaget aja masih cantik".

Greeny yang mendengar nya, merasakan panas di bagian pipi nya. Blushing?

"Ayo". Ajak Kevin ke tengah lapangan.

"Kita mau ngapain kak?".

"Ya kalau di lapangan basket mau apa? Ciuman?".

Greeny yang mendengar nya langsung memasang wajah takut dan risih.

Lagi-lagi Kevin tertawa melihat reaksi Greeny. "Tenang aja gue gabakalan ngelakuin hal itu kok. Kita kesini untuk main basket".

"Tapi aku gabisa".

"Gue bakalan ajarin lo sampe bisa".

***

Zain berlari menuju ruangan basket. Ia sama sekali tidak berharap kejadian itu terulang lagi. Akibat kejadian itu ia harus kehilangan seseorang.

Betapa terkejut nya Zain saat melihat Greeny tengah diajari main basket oleh Kevin secara spontan Zain menghembuskan nafas berat nya.

'Aku kira hal itu akan terjadi pada Greeny. Tapi kok aku ngerasa aneh sih ngeliatnya. Sakit?'. Benak Zain.

"Cemburu?".

Zain menoleh kearah kanan. Ternyata ia Stela, sejak kapan ia disana?

"Stela?".

"Kamu tuh harus lebih sadar dong, kamu tuh cemburu kan liat Greeny sama kak Kevin?".

Telak membuat Zain terbungkam. Aneh ia tak bisa menjawab nya.

"C-ce-mburu? Ya engga lah". Sambil berjalan meninggalkan Stela.

"Zain, itu cemburu nama nya, dasar cowo nerd". Gumam Stela sambil tersenyum.

Greeny yang sadar saat Stela berdiri di depan pintu, segera mengajak nya untuk bergabung bersama nya.

***

Zain mengeluarkan selembar foto dari laci meja belajar nya. Foto nya bersama seorang pria berambut coklat.

"Dit, sebenernya kamu sama Audrey pergi kemana sih? Kenapa harus ninggalin secara mendadak gini?. Dan sialnya kenapa penyebab nya itu orang yang harus aku anggap kakak?".

Flashback On•

"Radit,Zain!". Teriak Audrey mendekati kedua nya. "Lagi liburan kayak gini, kalian masih baca buku. Ayo dong, ini tuh lagi liburan!".

"Oke-oke kamu mau apa?". Tanya Radit.

"Kita foto bareng dulu ya, ini kan tempat nya bagus. Jarang-jarang juga kita liburan kayak gini". Balas Audrey sambil mengambil camera digital dari dalam tas kecil nya.

"Sini biar aku aja yang fotoin". Tawar Zain.

"Yang pertama kalian berdua dulu, ayo ayo mendekat". Ucap Audrey pada Zain dan Radit.

Zain dan Radit pun mengiyakan permintaan Audrey. Mereka berdua pun saling mendekat dan tersenyum pada lensa kamera.

"One...Two...Three...say cheese".

Flashback Off•

Zain terasenyum hambar mengingat kejadian itu, kejadian saat ia,Radit dan Audrey masih bersama-sama.

Zain mencoba melupakan nya tapi susah, ia selalu mengingat nya. Bahkan Greeny akhir-akhir ini muncul dalam pikiran nya.

Zain tak menginginkan jika, Greeny akan menghindar dan menjauh seperti Audrey. Yang tak diketahui nya pergi kemana.

***

Seperti biasa nya Zain datang pagi dan menyempatkan untuk membaca buku. Namun terganggu saat kedatangan Chand.

Chand, teman sebangku Zain yang jarang masuk. Pasalnya ia adalah cucu dari pemilik sekolah ini. Jadi ia sering sekali tidak masuk sekolah.

"Chand, akhirnya lo sekolah juga. Udah selesai liburan nya?". Tanya Bobby sambil terkekeh ringan.

"Iya. Dan kapan lo ngambil liburan kayak gue?". Balas Chand sambil menaruh tas nya dengan gusar. "Sudahlah gaperlu di jawab, pasti karena kekurangan dana". Sambil mengeluarkan ponselnya.

Bobby yang mendengar nya berdecak pelan dan membalik kan tubuh nya kedepan. Pasal nya Chand memang suka membual. Dan semua teman kelasnya tau itu kecuali Greeny si anak baru.

"Pagi Zain". Sapa Greeny yang semangatnya tak pernah berkurang dari hari sebelum nya.

Chand yang tengah fokus dengan ponselnya, terusik dengan suara Greeny. Chand menoleh ke arah Greeny, juga Greeny yang melirik kearah Chand.

Yang Greeny tau Zain duduk sendiri, tapi kini seseorang duduk di sebelah Zain. "Dia siapa Zain?". Tanya Greeny dan Chand bersamaan.

Zain yang mendengar nya langsung menatap Greeny dan Chand bergantian.







A.n
Vote, comment and follow please :)

Please, Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang