Melted [1]

2.8K 80 5
                                    

1: Hello, Intro :)


Melted

Main Characters: Alyssa Saufi (Ify), Junio Tesla(Rio), Tiara Shilla(Shilla), Alvin Johara(Alvin), Juniel Tesla(Iyel/Juniel), Sivia Tasia (Sivia).


PART 1

Dengan motor maticnya, Ify membelah jalanan ibukota menuju sekolahnya. Jalan yang masih lengan dimanfaatkan gadis itu untuk ngebut, hal yang tidak bisa ia lakukan kala macet. Sekalian latihan ngebut biar tidak kalah balapan sampai di rumah sama Alvin.

"Akhirnya," ujar Ify lega saat memasuki area parkir sekolah. Setelah mendapatkan tempat strategis untuk parkir, gadis berdagu tirus itu bergegas menuju kelasnya. Ify merasa banyak yang memperhatikannya saat ia keluar dari area parkir. Karena memang sifat Ify yang super narsis, ia pun langsung mengangkat dagunya tinggi dan berjalan dengan langkah yang ia buat-buat bak super model.

"Jalannya biasa aja keles," cibiran keras itu membuat Ify menoleh. Sudah ia duga siapa pelakunya, Tiara Shilla alias Shilla alias Mbash.

"Sirik aja lo, Mbash!" balas Ify tak terima lalu mendekati gadis itu dan mencubit pipinya. Shilla meringis saat jemari Ify menarik-narik pipinya namun masih saja gadis itu mengomel pada Ify.

"Gue bukan sirik Teh! Sebagai temen yang baik gue Cuma mau ngingetin kalo orang tuh bukan ngeliatin lo tapi ngeliatin tuh, itu tuh!" jelas Shilla sambil menunjuk orang yang ia maksud dengan dagunya.

"Sivia Tasia," tambah Shilla sambil mengelus pipinya yang masih terasa panas. Ify terpana melihat gadis yang baru saja lewat, Sivia Tasia, gadis yang merupakan idola satu sekolah. Ify dan Shilla juga termasuk fans Sivia. Setiap hari, pasti deh dua cewek ini stalking sosial media punya Sivia. Ya, maklum Sivia ini memang dream girl, udah pinter, cantik, multitalent lah pokoknya. Beda dengan Ify dan Shilla, dua cewek ini absurd parah apalagi kalau mereka udah deket-deket sama...

"Mbash, Tehfy? Ngapain melototin calon jodoh gue sampe segitunya?"

"ALVIIN!" teriak kedua gadis itu pada pemuda berwajah oriental yang baru saja datang.

[:]

"Selamat pagi, den Rio, den Iyel." Ucap Mbok Sri sopan. Iyel tersenyum ramah pada asisten rumah tangganya itu. Berbeda dengan Rio yang hanya memasang wajah datarnya, topeng sehari-harinya. Lalu kedua kembar itu bergegas menuju meja makan, sarapan.

"Mas, mobilnya sudah siap. Mau berangkt jam berapa?" tanya Mas Dodit, supir pribadi mereka sopan.

"Sepuluh menit lagi," jawab Rio datar. Mas Dodit hanya mengangguk hormat lalu meninggalkan kedua majikan mudanya. Belum sampai lima menit Mas Dodit meninggalkan mereka, Rio tiba-tiba berdiri.

"I change my mind. We go now," ucap Rio eh lebih tepatnya perintah Rio datar pada saudara kembarnya. Iyel yang sudah tahu kalau perintah Rio adalah mutlak segera beranjak dan mengekor Rio yang sudah mendahuluinya menuju mobil.

Hanya keheningan yang menjadi pengiring perjalanan Junio Tesla dan Juniel Tesla menuju sekolah. Keheningan yang sama saat mereka sarapan. Keheningan dan dingin yang sama mereka rasakan setiap hari. Musik klasik yang disetel Mas Dodit nampaknya tidak mampu memecah hening dan dingin itu. Tidak ada, belum, belum ada satu pun yang memecah hening milik saudara kembar itu.

[:]

"Nggak usah pakai teriak-teriak gitu. Kalau mau foto, entar aja." Omel Alvin setelah diteriaki oleh best girlfriends nya.Kompak, Shilla dan Ify langsung mencubit pipi Alvin keras membuat Alvin meringis kesakitan.

"Kalau ngomong tuh dipikir dulu, Kopin!!" cibir Shilla yang masih menarik-narik pipi Alvin.

"Kayak lo mikir aja, Mbash!" balas Alvin sambil mencubit pipi Shilla.

"Alvin, sakit tauu," rengek Shilla namun tidak digubris Alvin yang tiba-tiba saja sudah kabur.

"ALVIN! AWAS AJA LO!" teriak Shilla sambil mengejar pemuda itu. Ify hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir akan kelakuan dua sohibnya itu. Sudah SMA tapi kelakuannya masih saja anak TK. Ify terkekeh pelan sampai tiba-tiba sekitarnya menjadi heboh. Karena kepo, ia pun mencari-cari sumber kehebohan. Alasan kehebonnya adalah alasan yang sama tiap harinya. Junio dan Juniel.

"Iyel!" sapa Ify ramah saat Juniel atau Iyel lewat di depannya. Pemuda berwajah dingin itu menoleh ke arahnya dan tersenyum membuat Ify sumringah dan berjalan layaknya orang gila ke kelas.

[:]

"Iyel!" sapaan suara semi cempreng itu membuat Rio menoleh sedikit. Gadis yang sama, yang setiap hari memanggil abang kembarnya. Tapi ada yang berbeda hari ini. Gadis itu sendirian, tanpa kedua temannya yang biasanya berdiri bersisian dengannya. Ada rasa aneh yang tiba-tiba dirasakan Rio yang diam-diam disadari Iyel.

"Lo kenapa?" tanya Iyel khawatir.

"Nggak apa-apa," jawab Rio dingin lalu mendahului Iyel menuju kelas masih dengan hati yang tiba-tiba terasa makin dingin saja.

[:]

"Olaf senyumin gue dong yes," heboh Ify begitu sampai ke kelasnya. Membuat Shilla menghentikan aksinya memukuli Alvin dengan buku tulisnya.

"Idih. Beraninya nyapa Olaf. Apaan, cupu," ejek Shilla membuat Ify mengerucutkan bibirnya.

"Ih, Shilla jahat. Alvin, timpukin Shilla dong, huhu," rengek Ify mirip anak kecil yang kalah rebutan mainan.

"Siap, Fy. Gue timpukin nih Tiara Shilla dengan sepenuh hati dan sepenuh cinta," jawab Alvin dengan tampang tengil lalu menoyor Shilla pelan. Shilla mengaduh pelan sementara kedua sohibnya berhigh five ria sambil tertawa penuh kemenangan.

"Eh, BTW. Olaf itu siapa? Emang ada manusia salju di sekolah kita?" tanya Alvin di sela tawanya. Shilla dan Ify berpandangan.

"Ada tauuu," ujar Shilla histeris. Ify mengangguk-angguk.

"Namanya Iyel, Juniel Tesla!" tambah Ify tak kalah histeris dari Shilla membuat Alvin menoyor kedua gadis itu.

MeltedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang