Melted [2]

1.1K 61 0
                                    

PART 2

Sivia memasuki kelasnya dengan wajah dingin yang biasa ia perlihatkan. Seperti biasanya pula, ia melangkah ke baris ketiga di dekat jendela. Wajah dingin Via begitu saja mengeras, meja itu sudah ditempati orang lain.

"Siapa yang duduk disini?" tanyanya dingin. Seisi kelas yang jarang mendengar Via bicara, menoleh ke arah gadis itu dengan pandangan takut. Sivia berdecak pelan karena tak mendapat jawaban.

"Gue yang duduk disitu, Siv. Duh, maaf ya," ujar cowok bertubuh tambun yang baru saja masuk kelas. Segera saja Kiki –cowok itu—mengambil tasnya dan beralih ke meja di pojokan kelas. Sivia segera duduk di meja itu tanpa peduli pada bisik-bisik siswa tentang dirinya. Namun, belum ada beberapa menit bisikan itu berhenti. Ada tokoh lain yang membuat para siswa tidak lagi bicara, dia Juniel.

[:]

"Aduh, Alyssa Saufi. Bisa-bisanya lo suka sama Mario Mario itu, ckck." Cibir Shilla saat mendapati Ify stalking twitter Rio.

"Lo juga suka keles sama kembarannya. Jadi, secara nggak langsung lo suka juga sama Rio." Komentar Alvin sambil menoyor Shilla pelan. Shilla memegangi kepalanya sambil mengomel.

"Makasih KoPin! Tumben lo belain gue, kurung kurawal buka kurung kurawal tutup deh!" ucap Ify girang. Alvin mengacungkan jempolnya.

"Sekali-kali kita bully tuh si Shilla, haha," ujar Alvin dengan evil-smile nya. Shilla menggembungkan pipinya.

"Lo berdua jahat ih," bentak Shilla sambil lalu meninggalkan dua sahabatnya itu. Ify dan Alvin sontak tertawa dan berhighfive ria.

"Lo masih aja suka sama Rio. Nggak haus?" tanya Alvin di sela tawanya. Ify menghentikan tawanya, wajah cerianya seketika berubah menjadi sendu. Ify mengangguk pelan menjawab pertanyaan Alvin. Alvin mengaduk es teh Shilla.

"Mungkin lo mau minum biar nggak haus?" canda Alvin agar Ify tersenyum. Ify tersenyum kecut.

"Gue nggak bisa nggak suka sama dia." Ujar Ify desperate. Ify memejamkan matanya, pikirannya melayang saat ia bertemu Rio saat PORSENI SMP tingkat provinsi. Sejak saat itu, Ify sudah menyukai pemuda berwajah dingin itu, sampai sekarang. Alvin menatap Ify prihatin.

"Sabar ya, Fy! Jodoh pasti bertemu, buktinya ketemu kan pas SMA. Siapa tahu dia jodoh lo beneran," hibur Alvin. Ify tersenyum tipis.

"Iya, vin! Bisa aja, lo. Semoga doi lo cepetan peka juga deh, hehe." Balas Ify dengan senyum lebarnya.

[]

Bel pulang sekolah bordering nyaring, segera seluruh siswa SMA Pertiwi menghambur keluar. Namun tidak bagi Sivia dan Juniel yang masih duduk di bangku mereka.

"Ayo, pulang," ajak Juniel. Sivia hanya memandang dingin pemuda itu, membuat Juniel gemas.

"Ayoo!" kali ini Juniel menarik tangan gadis itu tanpa peduli pada entakan gadis itu.

"Juniel lepas," bentak Sivia sambil mengentakkan tangannya agar lepas dari genggaman Juniel. Bukannya mengendur, genggaman Juniel justru menguat.

"Oke, Juniel. Berhenti," ujar Sivia sambil menghentikan langkahnya.

"Apa?" tanya Juniel lembut, mulai melepaskan tangannya dari tangan Sivia. Sivia menatap pemuda itu kesal.

"you've ruined my day!" ujar Sivia marah.

"Tadi pagi itu ulah lo kan?" tambah Sivia lagi. Gadis itu kini melirik Juniel tajam. Juniel menghela napasnya, mengangguk.

"Iya. Gue Cuma pengen lo bisa berteman dengan semuanya, Sivia." Jelas Juniel lembut. Sivia menaikkan sebelah alisnya.

"Kayak lo bisa aja, Juniel." Balas Via tajam, lalu meninggalkan pemuda itu.

[]


MeltedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang