Melted [11]

800 47 0
                                    


Everything has changed....



PART 11

Shilla terburu-buru berjalan ke pintu parkiran saat ia lihat sosok Rio di sana. Namun, tidak seperti yang ia harap bahwa Rio akan menghampirinya dan mengajaknya berjalan bersama ke kelas. Ada orang lain di sebelah Rio, dan orang itu adalah Ify. Hati Shilla mencelos, ada yang tidak rela disana. Gadis itu lantas menunduk, menyembunyikan wajah sendunya.

"Shill, udah ngerjain tugas sosio belum?" tanya Alvin yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sebelah Shilla. Shilla menatap pemuda itu sebal, nggak tahu apa Shilla lagi galau-mellow gini.

"Udah lah, emangnya elo?" cibir Shilla sambil memukul pelan lengan Alvin. Alvin hanya terkekeh,

"yaudah sini pinjem. Eh, iya temenin gue sarapan sekalian. Oma belum masak tadi," pinta Alvin sambil keterusan curhat. Shilla memutar bola matanya, lalu menggiring Alvin ke kantin.

Shilla dan Alvin baru masuk ke kelas lima menit menjelang bel masuk berdering. Alvin masih sibuk mencomot roti yang tadi ia beli sementara Shilla menutupi wajahnya. Kalau Alvin udah makan begini nih jadinya, nggak ada pilihan lain selain pura-pura nggak kenal.

"Ehciyyee neng Ify," teriak Alvin begitu melihat Ify. Ify hanya memandang heran Alvin.

"Iyanih ciyee Ify, ciyee." Kini Shilla ikut mencie-ciekan Ify.

"Lo berdua kenapa sih?" tanya Ify. Belum sempat Shilla dan Alvin menjawab bel tanda pelajaran di mulai berdering.

Shilla menoel punggung Alvin yang duduk di depannya. Alvin menoleh sambil mengangkat sebelah alis.

"Buku Sosio gue mana, koh?" todong Shilla. Alvin melebarkan mata sipitnya lalu menepuk dahi.

"Mampus. Ketinggalan di meja kantin." Jawab Alvin panik. Shilla juga ikut-ikutan melotot lalu memukuli bahu Alvin. Alvin tak menghiraukan serangan Shilla lalu bergegas menuju pintu. Belum sempat Alvin keluar.

"Mau kemana, Alvin?" suara itu. Suara galak yang khas itu, milik siapa lagi kalau bukan milik Ibu Winda, guru sosiologi yang super galak. Alvin hanya haha-hihi lalu kembali ke bangkunya.

[]

Shilla duduk bersungut-sungut di meja kantin sekarang. Well, secara ajaib Bu Winda menghukum dia dan Alvin. Berdua saja, catat! Berdua saja. Padahal, ia yakin sekali banyak juga teman-temannya juga banyak yang tidak mengerjakannya.Tapi, kampretnya hanya Alvin dan Shilla yang mengaku kalau tidak mengerjakannya. Hasilnya, Shilla dan Alvin duduk berdua di kantin sekolah karena diusir dari kelas, huhu. Shilla suka sosiologi jadi ya, dia agak bete juga ketinggalan kelas Bu Winda.

"Udah dong, Mbash. Nggak usah cemberut," celetuk Alvin sambil menyodorkan jus apel dan pisang owol pada shilla. Shilla hanya memandangnya sekilas.

"Ambil hikmahnya aja napa Shill. Kan jarang-jarang bisa dapet pisang owol sama Jus tanpa antri. Enjoy it, Shill," tukas Alvin lagi sambil menyeruput Jus apel miliknya. Shilla tersenyum tipis, mengiyakan. Selanjutnya, gadis itu memandang jus apelnya tanpa berkedip. Memorinya memutar beberapa potongan kisahnya dengan Rio. Perlahan, shilla masuk ke dalam lamunannya.

*

Shilla tertawa kecil saat Rio menceritakan lelucon yang menurut Shilla tidak lucu sama sekali. Tapi, usaha Rio menceritakan lelucon itu lah yang membuat gadis itu tertawa. Wajah dingin Rio tampak lucu saat melawak. Satu hal yang dicatat Shilla, Rio tidak boleh jadi pelawak apapun yang terjadi karena tidak sinkron dengan wajah dinginnya, haha.

MeltedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang