Melted 17

1.5K 59 9
                                    

Hunny is sweet, Friendship is sweeter -- Pooh



PART 17

"Kamu serius, Fy?" tanya Rio. Ify mengangguk.

"Nggak harus sekarang. Kalau kamu belum siap nggak usah dipaksain," ujar Ify lembut. Rio melengos, kenapa Ify selalu baik padanya. Sudah banyak milik Ify yang menjadi tidak baik karenanya, persahabatannya dengan Shilla Alvin misalnya. Rio harusnya bisa memilih sejak awal. Dan seharusnya Rio tidak memberikan apa-apa pada Ify maupun Shilla yang akhirnya tidak ia pilih. Namun apa daya Rio, dia terlalu serakah karena baru kali ini ia menemukan apa yang namanya kasih sayang setelah sekian lama.

"Rio, kamu mau lihat sunset?" tanya Ify membuat Rio mengerjap kaget.

"E-eh, iya mau-mau," jawab pemuda itu sekenanya. Ify tertawa renyah melihat Rio yang seperti itu.

"Ajak juniel sama Via gih daripada ribut mulu gitu," perintah Ify. Rio segera melakukannya, kini giliran Rio yang berdebat dengan Iyel.

"Parah ya, sebenarnya yang the one with frozen heart itu Iyel." Keluh Sivia. Ify menepuk-nepuk pundak gadis itu.

"Kalau masalah bisnis kayaknya Iyel lebih jago daripada rio, mangkanya Iyel lebih ngeyel daripada Rio." Timpal Ify. Sivia mengangguk mengiyakan. Setelah sekian lama ia berpikir bahwa Riolah duplikat om Anwar kini berganti, Juniel tuh yang duplikatnya om Anwar.

Juniel dan Junio akhirnya mendekati Sivia dan Ify yang asyik ngobrol.

"Buruan beresin tuh lapak." Cicit Sivia pada si kembar. Rio tidak berkomentar sementara Iyel mencibir tak jelas. Yang didengar Sivia sih ada 'nggak untung, nggak untung' gitu.

"Dasar otak bisnis, hih!" ujar Sivia gemas. Juniel yang sedang mengangkat set pembakar jagung melirik Sivia.

"Eh, biarin masalah buat lo? Wleee." Juniel menjulurkan lidahnya pada Sivia membuat gadis itu mengerucutkan bibir.

[|]

"Masih betah disini, Shill?" Alvin mencoba memecah keheningan di antara keduanya. Shilla mengerjap, lalu menatap Alvin.

"Eh? Gimana ya?" jawab Shilla bingung, ia masih enggan meninggalkan tepi pantai ini.

"Lo bukannya disini mau liputan?" tanya Alvin. Shilla menggaruk kepalanya bingung.

"itu... eh, kan udah ada Ozy sama Kiki," kilah Shilla. Alvin menatap Shilla gemas, bilang saja mau nunggu sunset susahnya minta ampun. Dasar Shilla gengsian.

"Bilang aja lo betah berduaan sama gue kan? Lo mau liat sunset kan sama gue? Iya kan? Iya kan?" tukas Alvin percaya diri. Shilla mengangkat sebelah alisnya, maksud lo?! Begitu terjemahannya.

"Idih, ge-er!" Shilla lalu berdiri dan berlari kecil menjauhi Alvin. Di tempatnya, Alvin tertawa puas.

"Eh, Shilla tunggu!!" pemuda itu bangkit setelah puas tertawa lalu menyusul Shilla.

*

Shilla terpaku di barisan paling belakang tribun pensi. Ia menatap layar yang sengaja dipasang untuk mereka yang ada di barisan akhir tribun agar bisa melihat pengisi acaranya dengan jelas juga.

"Yak, jadi sekarang udah mau last perform nih, guys!" ujar host pensi labsky.

"Thanks ya udah dateng dan ngeramein acara ini. Thankyou banget, guys! Inget ya save our environtment. Save our sea, Sea you tomorrow. This is the last performance, please welcome white shoes and the couples company!!"

MeltedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang