Ali tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada wanita yang sudah menyandang status calon istrinya itu, acara yang disiapkan Kevin dan Galang berjalan sesuai rencana. Ali dan Prilly kini sedang berada disalah satu bangku taman agak berjauhan dari tempat acara, yah acara yang diadakan Ali menjadi hiburan tersendiri bagi pasien dan beberapa perawat lainnya, mereka ikut menikmati berbagai macam makanan yang disediakan juga mengagumi dekor taman yang disulap menjadi taman lilin nan romantis itu..
Ali mengalihkan pandangannya pada sosok bidadari yang sedang menikmati es cream disebelahnya, Prilly larut dalam kenikmatan es cream kesukaannya itu sedangkan Ali larut dalam keindahan dan pesona cantik calon istrinya itu. Ali kini bisa bernafas lega meskipun ini baru awal dari perjalanan cinta mereka yang sesungguhnya, Ali kembali mengingat momen yang tak akan dilupakan seumur hidupnya nanti..
"Maaf aku tidak bisa Li.."
Mendengar perkataan Prilly sontak meredupkan binar kebahagiaan diwajah Ali, harapannya?? Entahlah...
Ali terdiam beberapa saat begitupun Prilly mereka larut dalam pemikiran masing-masing."Kenapa." Akhirnya Ali mengeluarkan suaranya.
"Aku...aku takut..." cicit Prilly sontak mendapatkan tatapan tajam dari Ali.
"Takut, apa yang kamu takutkan sayang." Ali masih berlutut dan kembali mengenggam tangan Prilly.
Perlahan airmata kembali mengaliri pipinya,
"Aku takut bunda tidak merestui hubungan kita, aku belum mengenalkanmu padanya bagaimana mungkin aku menerima semua ini tanpa sepengetahuan Bunda." Lirih Prilly dengan berlinangan airmata.Mendengar perkataan Prilly sontak membuat Ali terkekeh, saat mendengar penolakan dari Prilly jantung Ali seperti berhenti bahkan pasokan udara keparu-parunya semakin menipis berbagai pertanyaan muncul atas penolakannya Ali bahkan sempat memikirkan Prilly hanya bermain-main dengan hubungan mereka tapi saat mendengar alasan penolakannya seketika wajah Ali kembali berbinar.
"Bunda udah restuin kok sayang.." ucap Ali kini sudah berdiri didepan Prilly.
"Kamu tahu darimana?" Tanya Prilly menatap tak percaya.
"Ali sendiri yang meminta restu pada Bunda nak."
Sontak Prilly membalikkan badan saat mendengar suara Bundanya dan ya Tuhan disana juga ada Kevin yang menggendong Raka juga Nayla dan Galang bahkan beberpa perawat dan pasien ya Tuhan Prilly lupa saat ini mereka ada ditaman rumah sakit.
"Bagaimana.." suara Ali kembali menyentakkan Prilly.
"Terimalah sayang dan berbahagialah dengan pria tampan mu." Goda Bunda yang diikuti derai tawa Kevin dan Galang.
"Terima aja keburu tua sidevil atu tu.." ucapan Galang kembali diwarnai gelak tawa.
"Iya nih, gua kasian liat Raka harus pisah rumah terus sama mommy nya." Goda Kevin yang sukses membuat Prilly tersipu.
Prilly kembali membalikkan badannya menghadap Ali, Pria tampan itu sedang memandangnya senyuman menawan tak luput dari wajah tampan itu, Prilly menatap lekat Ali ya Tuhan... sungguh sempurna ciptaanmu ini... semoga ini awal yang baik aku tidak ingin kehilangannya tidak aku sangat mencintai pria ini pria yang berkedok es tapi menyimpan beribu kehangatan didalamnya...
Prilly berjinjit dan..
Cup
Prilly mengecup lembut pipi Ali yang kemudian sontak terdengar godaan dan suitan dari Kevin dan Galang bahkan terdengar riuh tepuk tangan dibelakang mereka.
"Aku mau, aku mau menjadi pendamping suka dan duka pria tampan es ini, aku mau menyiapkan segala kebutuhan kamu dan Raka , aku akan menunggu kamu bangun dan menemani setiap malammu.." Prilly melingkarkan tangannya pada leher Ali derai airmata mengaliri pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Handsome Devil Love
FanfictionWARNING !!! CERITA INI DI PRIVATE ( khusus untuk folowers saya ) Kenangan lalu masih jelas terekam di memori otakku, masa lalu yang begitu sulit ku terima pil pahit yang tak mampu kutelan, mimpi buruk yang selalu menghantui memporak porandakan masa...