Episode 12

1K 112 5
                                    

"Seharusnya kau pikirkan dulu apa yang akan kau ucapkan!" Sehun terus memarahi Chanyeol. mereka sedang di mobil, dalam perjalanan pulang.

"Apa ada yang salah? Aku hanya mengungkapkan perasaan cinta padanya" Chanyeol berkata sambil sesekali melihat kearah Sehun, karena dia sedang menyetir.

"Tapi ada yang harus kau pertimbangkan sebelumnya"

"Kau kan tau Seungyoon-hyung meminta kita untuk menjaganya"

"Dia memintamu menjaganya, Bukan memilikinya...,kau tidak pikirkan ancaman Mark?"

"Dengan Seungwan menjadi milikku, aku yakin pemuda itu akan mundur teratur"

"Kalau dia tidak menjauh malah semakin mendekat?"

"Lihat saja nanti, kita sudah sampai. Istirahat lah" Chanyeol melirik ke arah Sehun yang masih ingin berbicara padanya. "Berhentilah! Tutup mulutmu..." Sehun menutup mulutnya rapat dan keluar dengan wajah masam.

"Aku akan mencari tahu seberapa berbahayanya pemuda itu!" gumam Chanyeol sambil tersenyum sinis.

####

"Kenapa dengan gampangnya kau menerima tawaran pemuda itu?" Seungyoon bertanya dengan nada sedikit di tinggikan.

"Ada alasan di sebalik itu, Oppa" jawab Seungwan sambil menatap manik mata pemuda itu.

"Alasan?" Seungyoon menatap adiknya sampai memiringkan kepalanya.

"Ya.. Aku juga menyetujuinya" Seunghoon juga mengangguk sambil menatap Seungyoon.

"Hyung..." Seungyoon melihat kearah hyungnya itu.

"Sebenarnya aku tidak setuju, tetapi melihat apa yang terjadi... Aku bisa memakluminya" Seokjin ikut berbicara

"Jin juga... Ada apa dengan kalian?" Seungyoon yang heran terus bertanya

"Kalung itu tadi bersinar, tepat sesaat sebelum kalian masuk ke rumah" Seunghoon mencoba menjelaskan pada adiknya yang kebingungan itu.

"Bersinar? Itu artinya benda itu merespon pemiliknya?" Tanya Seungyoon

"Iya.. Tapi belum dipastikan yang mana diantara kedua orang itu, 'Dia' yang kita cari. Benda itu berhenti bersinar ketika Seungwan menyentuhnya..." ujar Seunghoon

"Jadi rencananya apa?" Tanya Seungyoon sambil berjalan menuju dapur kerongkongannya begitu kering karena terlalu banyak berteriak.

"Kita akan seleksi kedua orang itu" jawab Seunghoon sambil merebahkan dirinya di sofa.

"Mark ada di sini... Jadi, jangan sampai dia menggagalkan rencana kita" Seungyoon duduk di sofa single yang ada di sebelah kanan Seunghoon.

"Mark? Dia di sini?" Seungwan membulatkan matanya begitu mendengar kalimat yang disampaikan Seungyoon

"Ah.. Iya.. Aku lupa memberi tahumu tadi" jawab Seokjin yang duduk di sebelah gadis itu.

"Mengapa kau tak mengatakan hal penting seperti itu?" Tangan Seungwan memukuli pangkal lengan pemuda itu

"Aish... Bisakah kau tidak pakai kekerasan? Kau sama saja dengan Seungyoon-hyung" seru Seokjin sambil mengelus pangkal lengannya yang sakit

"Hey... Kau ingin aku turun tangan juga memukuli mu?" Tawar Seungyoon dengan nada mengancam

"Cukup... jangan selalu berdebat... Seokjin, Kita pulang ke rumah. Seunghyun-hyung pulang agak telat, kalian jangan bertengkar saat ku tinggal nanti" Seunghoon menarik lengan Seokjin kemudian meninggalkan kedua adiknya yang masih duduk di sofa itu.

Where Are You From?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang