Seperti biasanya, aku akan terbangun jam 5 pagi, yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hariku. Segera aku bangun dari ranjangku, yang entah sudah beberapa ini mengingatkanku tentang masa laluku yang ingin sekali kuhapus dari memoriku.
Aku Kennan Mackie Durand, seorang CEO Durant Company yang mengambil bidang perindustrian hasil perikanan dan perairan, yang merupakan perusahaan keluargaku dan sudah diwariskan sejak turun menurun.
Saat ini, aku hanya mengahandel perusahaan yang ada di Indonesia. Pusat perusahaan Durant Company ini berada di Jepang, asalku yang sebenarnya, yang saat ini masih dipegang penuh oleh Daddy.
Yah, aku memang keturunan jepang. Ayahku orang Jepang asli, dan Mamaku asli dari Bengkulu.
Aku beranjak bangun, dan segera membasuh wajahku dikamar mandi. Sudah menjadi retunitas sehari-hariku, aku harus meluangkan waktu setidaknya 2 jam untuk berolahraga, untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhku.
Kesehatan sangat penting bagiku, mengingat aku yang memegang kendali perusahaan Daddy di Indonesia dan yang berpusat di kota ini.
Aku harus bekerja dengan giat, karena kehidupan ekonomi yang mengharapkan dari perusahaan ini saja sudah mencapai 800 keluarga, belum lagi kariawanku yang lain, yang masih berstatus singel.
Sejujurnya, kehidupan pekerjaan ku tidak terlalu sibuk, aku masih memiliki waktu buat kumpul bersama teman-temanku, masih memiliki waktu buat liburan bersama kekasihku.
Masuk keruangan olahraga, yang sudah tidak asing bagiku, mengingat hampir setiap hari aku masuk ruangan ini. Ruangan kedua yang terpenting bagiku, selain kantor.
Segera kuatur kecepatan treadmill, dan berjalan diatas mengikuti ritmenya. Sudah hampir 15 menit aku berlari di atas treadmill, dan kurasa aku sudah cukup lelah.
Aku teringat dengan kejadian tadi malam, detak jantungku tadi malam rasanya lebih kencang dari pada detak jantungku saat ini. Yah, ada yang salah dengan jantungku tadi malam.
Flashback
Baru saja aku memasuki club dekat kantorku, namun aku sudah di hadiahi dengan adegan Sarah, kekasihku sedang ditidih dan berciuaman seperti wanita jalang dengan seseorang lelaki yang kutak tahu itu siapa.
Ini jelas mengundang kekesalanku. Dimana-mana, mana ada seorang laki-laki menyukai miliknya sudah disentuh orang lain di depan matanya sendiri. Ini jelas sudah menghina seorang laki-laki dan sudah melanggar keegoisan laki-laki.
Dengan kesal dan marah, segera kutarik Sarah menjauh dari laki-laki itu, tampa aku pedulikan bahwa kemeja yang dipakainya terbuka. Ku hempaskan dia dan berteriak didepannya dengan kencang.
Melampiaskan kekesalanku saat dikantor saat bertemu teman rivalku dan ditambah kekesalanku, milikku disentuh oleh lelaki lain.
Setelah puas berteriak dan marah didepannya, kutinggalkan dia yang sedang menangis sesegukan memohon maaf dan meminta mendengar penjelasan dari dia.
Sudahlah, semua wanita itu sama saja, mereka hanya menyukai hartaku, dan mereka menangis bukan karena merasa kehilangan cintanya, melainkan menangis karena kehilangan bank tempat persediaan uangnya. Jujur saja, aku tidak terlalu peduli dengan uangku. Toh aku bekerja buat mendapatkan uang untuk bersenang-senang, jadi tidak masalah bagiku memberikan uangku secara cuma-cuma pada mereka.
Segera kulaju mobilku dengan kecepatan sedang, mengingat ini masih belum terlalu malam, sehingga jalanan masih ramai. Aku jelas-jelas tidak ingin berurusan dengan polisi saat ini. Tapi satu hal yang menarik pikiranku, yaitu gadis itu, gadis yang sedang mengendarai motor ninja warna merah itu tampak tidak memilik beban. Dia bahkan nekat mengangkat kedua tangannya ke atas dan berteriak sekencang-kencangnya, padahal jalan masih bisa dikatakan ramai, dan banyak pengendara lain yang sepertinya kesal dengan perbuatan gadis itu.
Aku bahkan sampai menahan nafas, menantikan apa yang akan terjadi padanya. Namun pikiran negatif dan kotorku hilang ditelan angin begitu saja, setelah melihat wanita itu masih mengedarai motornya dengan keadaan baik-baik saja, bahkan motornya tidak ada oleng bahkan berbelok dari jalan tadi.
"ckckckc, gadis ini hebat atau hanya sekedar beruntung?" aku bertanya dalam hati.
Gadis itu tertawa lepas dan berteriak "aku menang" mungkin, namun tawa gadis itu begitu alami, dan tampak tanpa beban. Tanpa sengaja, aku memegang dadaku yang entah karena apa berdetak begitu kencang hanya mendengar tawa gadis itu. Tawanya menenangkan hati, namun mendebarkan jantungku. Seakan fokus terhadap detak jantungku, aku sampai tak menyadari, bahwa gadis itu sudah tidak berada di depankku lagi, menghilang entah kemana.
Flashback off
Jujur saja aku penasaran dengan sesosok gadis itu, ingin rasanya aku mencari tau tentang gadis itu, tapi aku bahkan tidak tau satupun informasi tentang gadis itu.
Sungguh, sungguh sangat disayangkan. Lamunanku terhenti saat seseorang mengetuk ruangan ini. Tanpa disuruh, seseorang itu masuk dan berdehem. Dia seketarisku, dan seperti biasa, saat jam 7 pagi, dia sudah harus ada di apertementku untuk memberi tahukan jadwalku, mengatur sarapan pagiku serta pakaian kantor yang akan ku kenakan nanti.
"selamat pagi Sir, untuk hari ini anda hanya memiliki rapat dengan klien jam 1 siang di restoran yang sudah ditentukan pak Hermawan, setelah itu jadwal anda kosong Sir" ujar Mira, seketarisku tanpa basa-basi.
"baiklah, nanti jam 5 sore, saya mau bertemu dengan teman saya. Saat saya tidak ada di kantor, kamu yang handel semuanya, segera hubungi saya jika ada suatu hal yang mendesak." Jawabku, sambil menyeka keringatku.
"baik Sir" jawabnya dan segera meninggalkan ruangan ini.
Thanks for read ㅅ_ㅅ
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Love Me
ChickLitIni cerita tentang kisah obsesi seorang laki-laki keturunan Jepang, kepada seorang wanita yang udik, hanya kerena sebuah tawa. *Meghan Farra Aku terbiasa dengan hidupku yang selalu bebas, tanpa adanya sebuah kekangan dan aturan yang dapat membuatku...