Tahukah kalian !!!
Ya jelaslah belum tau, wong saya belum cerita. Hehe, maaf. Kembali ke topik.
Aku dengan bangganya mengambil judul Proposal tentang "pekerja magang di Club malam", yang jelas-jelas harus menerima resiko besar.
Kenapa?
Karena ini judul yang menantang, dan mengharuskanku untuk melakukan penelitan di tkp nya langsung, yaitu club malam.
Helo, aku anak baik-baik loh sebenarnya. Walaupun aku punya tampilan terkesan tomboy, bukan berarti aku adalah langganan dari club malam.
Suer deh , dengar panci jatoh aja, gemeterannya sampai 2 hari. Nah, apalagi dengar dentuman suara hingar bingar musik dan bass di sana, bisa-bisa copot nih telingaku.
*****
Aku memasuki Club malam yang sudah aku targetkan terlebih dahulu, untuk menjadi tempat penelitian kali ini. memasuki club malam ini juga tidak bisa sembarangan orang. Club malam ini hanya bisa di masuki oleh member-member yang sudah memenuhi syarat terlebih dahulu.
Dengan bantuan dari mantan pacar tersayangku, yaitu Ricart, akhirnya aku bisa memasuki club malam ini.
Biarkan aku memperkenalkan Ricart ini secara singkat.
Dia merupakan mantan pacar ke 12ku, kalau tidak salah. Dia salah satu badboy yang terkenal di kampusnya.
Ricart ini melanjutkan study nya di salah satu Universitas tetangga. Kami sering bertemu saat jam makan siang. Ricart ini sebenarnya anak orang kaya, hanya saja, dia lebih memilih bergaul dengan kaum yang biasa aja seperti kami. Itulah salah satu hal yang kusuka darinya. Tidak pernah ada kesombongan dalam hidupnya.
Dengan semua rayuan-rayuan buat dia baper yang sudah kukeluarkan, akhirnya dia setuju buat bawa aku ke Club malam yang ada di pinggiran kota, malam ini juga.
Wehhh ...
Susah bener ngerayu si Richart ini. Ada mungkin sekitar 2 hari buat ngerayunya. Mulai dari ngekorin dia ke kampus, sampai-sampai aku rela masuk kelasnya dia. Belum lagi, ikut ngumpul bareng dia sama teman-teman brandalannya. Apess dah pokoknya hidupku saat itu.
Sebelum pergi ke club malam, aku harus mempersiapkan mental dan telingaku. Tidak lupa mempersiapkan diri juga, mengingat bahwa club malam itu merupakan sarangnya orang mabuk. Tidak menutup kemungkinan, walau itu club malam elite yang hanya anak orang kaya saja yang berada disitu.
Tepat pukul 9 malam, aku di jemput oleh Ricart. Kali ini dia menawarkan tumpangan dengan mobilnya, soalnya katanya disana tidak ada parkiran motor, mengingat pelanggan disana adalah orang kaya semua yang hanya membawa mobil sebagai kendaraannya.
Sebelum memasuki kawasan club, Ricart terlebih dahulu memberikan arahan padaku.
"Jangan jauh-jauh dari gue, trus kalau mau ketoilet, bilang sama gue. Ingat Far, disana itu sarangnya para pria brengsek. Elu perempuan, pokoknya jangan menerima minuman dari siapapun. Ingat itu Far!!" Ricart kembali menegaskan arahannya.
Sesampai di depan club, kulihat para keamanan sedang memeriksa identitas dari pelanggan. Masuk ke club ini saja perlu ngantri. Tepat saat giliran kami, Ricart memeluk pinggangku,"suer, ini dia buat aku baper beneran" dan dia menunjukan kartu membernya.
Kembali Ricart membisikan sesuatu di telingaku.
"Jangan jauh-jauh Far. Gua gak mau tanggung jawab kalau elu kenapa-napa!" Bisiknya tepat di telingaku.
Suara dentuman musik kuat sudah terdengar di depan pintu masuk, dan membuatku semakin gugup.
"Kalau bukan karena pengen cepat-cepat lulus, seumur-umur, aku gak bakalan mau masuk club malam". Batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Love Me
ChickLitIni cerita tentang kisah obsesi seorang laki-laki keturunan Jepang, kepada seorang wanita yang udik, hanya kerena sebuah tawa. *Meghan Farra Aku terbiasa dengan hidupku yang selalu bebas, tanpa adanya sebuah kekangan dan aturan yang dapat membuatku...