Chap 9 - Meghan Farra Hawks

123 12 0
                                    

Udara pada pagi hari ini benar-benar sangat dingin, pasalnya aku harus pergi ke bandara untuk penerbangan jam 5 pagi menuju kampung halaman bersama kakak tercintaku, yaitu kak Dea.

Kak Dea melakukan penerbangan dari jam 2 pagi, dan akan melakukan transit di sini, agar aku dengan dirinya bisa pulang bersama, itu pesan Nyonya Hawks, dan tidak boleh di bantah.

Kak Dea merupakan dokter Bedah plastik muda, yang memiliki jadwal kesibukan yang padat, sehingga harus mencuri-curi waktu yang tepat untuk melakukan cuti, seperti saat ini, dia berhasil mendapat cuti hanya 3 hari.

Untung saja, bang Boy semalam membawa pulang motorku, sehingga aku bisa kebandara sekarang.

Niat ingin menitipkan si Merah kepada bang Boy pun tidak jadi, lantaran terjadi Miss komunikasi anatara kami berdua "ciah elah, udah mulai kelihatan anak komunikasinya" . Sehingga aku bisa berangkat kesini menggunakan si Merah.

*****

Perjalanan kami berdua sebenarnya tidak terlalu lama, namun tidak terlalu singkat juga, karena kami hanya menghabiskan waktu 30 menit.

30 menit pun tidak terasa, karena kami menghabiskan waktu dengan obrolan panjang tentang kegiatan-kegiatan kami masing-masing.

Ini merupakan hari sabtu, sedangkan tujuan datang ke sini karena mau menghadiri acara pernikahan spupetku yaitu Andre, yang berlangsung pada hari Senin depan. Kami sekeluarga juga berharap melakukan perjalanan menuju rumah bibi Idah menggunakan jalur darat yang menghabiskan waktu perjalanan sekitar 5 jam-an.

Waktu keberangkatan kami sekeluarga adalah nanti sore dengan aku dan papa sebagai driver pastinya. Aku sudah bilangkan kalau kami bukan dari keluarga kaya raya, maka dari itu kami tidak bisa menyewa supir pribadi.

Aku mulai belajar mengemudi mobil itu dari kelas 2 SMP. Kalian tahu kan, karena sifat keinginan tahu yang besarku serta sifat pembangkangku, kedua orangtuaku tidak bisa menolak permintaanku tentang belajar mengemudi.

Sampai dirumah Mama sekitar pukul 7 pagi, dan kondisi rumah sangat sepi, karena adik-adikku harus bersekolah, serta mama dan papa hendak berangkat bekerja. Aku memilih mengistirahatkan tubuhku, menunggu mereka pulang dari kegiatannya masing-masing, sebelum keberangkatan nanti, agar tubuhku fit untuk perjalanan yang lumayan panjang.

*****

Berbicara soal kejadian tadi malam, Kennan memang serius mengantar aku pulang, tapi memang karena aku penumpang tidak tau diri, aku lebih memilih tidur selama perjalanan pulang. Terserah dah die mau kate ape, karena memang tujuannya buat dia ilfeel denganku.

Kak Dea membangunkanku tepat pukul 12 siang untuk makan siang bersamanya. Emang ya, keliahatan bangat dokternya, sampai makan aja harus tepat waktu.

Masih ada waktu 2 jam lagi sebelum berangkat. Mama sama Papa juga belum pulang kerja, dan si Vany juga masih hang out sama teman-temannya. Sebenarnya mereka niat pergi gak sih? Kelihatan bangat orang Indonesianya, sama-sama penganut jam karet. Bukan ngehina yaa, emang kenyataan. Untung emang kak Dea rajin, jadi dia yang menyiapkan semua kebutuhan selama disana, termasuk pakaian dan cemilan selama di perjalanan. Sedangkan aku, aku lebih memilih manasin mobil serta mencek keadaan kondisi mesin dari pada ikut masak cake di dapur sama kak Dea. Karena emang ketrampilanku lebih bagus mengenai mesin dariada dapur.

Berbicara soal dapur dan masak-memasak, aku memang bisa memasak. Aku selalu bisa menciptakan sesuatu yang baru, pokoknya kelihatan bangat anak kosnya, karna bosan makan yang hanya itu-itu saja. Tapi entah karena sesuatu, sudah 1 tahun ini aku tak mau ikut-ikutan dalam masak memasak sama mama. Bukan maksudnya malas bantuin mama di dapur, hanya saja kompor gas mama sudah mengibarkan bendera perang denganku. Setiap kali aku mau masak, ntuh kompor kagak mau hidup. Kalau kata mama sih, ngidupinnya harus pake hati, yaa kali harus pake hati, sedangkan aku pacaran aja gak pake hati.

*****

Perjanjian sebelum berangkat tadinya itu aku yang bawa mobil sampai tengah perjalanan saja. Tapi berhubung, papa kelihatan capek bangat, akhirnya aku yang bawa mobil sampai tujuan. Kami sekeluarga memilih menginap di hotel tempat acara nikahan di lakukan dari pada tinggal di tempat Bibi Idah. soalnya rumah bibi Idah raumee bangat, sampai sebagian keluarga di suruh tidur di tempat pos satpam. Trus nanti kami mau di buat kemana lagi coba? Aku mah ogah tidur di dapur. Aku lebih milih tidur di teras dari pada dapur, plakk..

Kok pada ngawur pula.

Malam ini mama sama papa berniat mau nimbrung ketempat bibi Idah, bantu-bantu katanya. Dan Andre juga menyiapkan party kecil-kecilan bersama teman serta saudara-saudaranya untuk melepas masa lajangnya katanya. Tapi aku lebih memilih tinggal di hotel buat istirahat, ngembaliin bentuk pantatku yang kini sudah mengecil alias tepos, karena kelamaan duduk. Lah emang bisa mengecil?

Menunggu mata cantik ini terpejam, aku sekalian berpikir, seperti ada yang janggal. Dari tadi pagi kok aku gak ada dengar nada ponselku, biasanya tiap siang selalu masuk pesan dari selingkuhanku Telkomsel serta gebetanku Xl Axiata. Kok ini sama sekali gak ada.

Ini malam minggukan? Malam para muda mudi yang paling banyak buat dosa. Pasti sekarang banyak yang nyariin aku. Gakding, gak bakal ada yang nyariin, nasib orang jomblo, kecuali kalau ada tetangga di sana yang meninggal, baru di cariin buat ngegali kubur. Pasalnya kan aku blesteran, blesteran dari Indonesia dengan makhluk gaib. Hedeh, apa hubungannya coba?

Biasanya, jika malam minggu begini, aku selalu hadir menemani adik-adik juniorku yang lagi jomblo ataupun putus cinta. Aku terkenal di kalangan mereka. Memintaku memberi saran mengenai laki-laki maupun trik buat dapat pacar. Secara aku lebih banyak berinteraksi dengan para laki-laki, seperti di kampus, di bengkel, apalagi di arena balap.

Kudapati ponselku berada di dalam tas kecil mama yang dipakai tadi siang. Segera ku aktifkan, karena tadi mama merampas dan mematikan ponselku saat aku lagi mengemudi,

Line...line...line...

Beruntun bunyi dari aplikasi lineku. Semuanya hanya berisi chat-chat biasa dari para juniorku yang hanya sekedar menyapa.

Ayu : Malam kakak cantikxxx

Me : aku udah tau ini malam. Kenapa ? gk usah basa basi, lagi lelah hayati nih...

Kemudian ada lagi sederetan pesan yang bunyinya hampir sama dengan chat Ayu, walaupun Cuma menyapa, aku tahu, ada maksud tersembunyi mereka buat ngechat.

Siti : hai kak...Aku mau curhat kak, mantan aku minta balikan sama aku, yang ituloh, teman kakak biasa yang di kantin belakang lab anak pariwisata, bang Dodi. dia minta balikan kak, tapi aku takut, soalnya bang Dodi itu matrenya luar biasa. Kemarin kami putus, gara-gara aku gak mau belikan dia rokok kak. Kakak tau kan kalau harga rokok sekarang udah 50 ribuan. Aku anak kos kak, jadi pakai uang bulanan. Aku tolak buat belikan dia rokok. Jdi ini gmna kak? Dia minta balikan, dan dia udah minta maaf juga. Katanya kemarin dia khilaf, jadi minta putus. Bagi saranlah kak!

Panjang bener chatnya. Sampai sesak nafas bacanya. Cowo begitu aja dipikirin. Walaupun dia temen aku, kalau yang namanya nyakitin cewe tetap aja salah, dan aku akan selalu dukung pihak cewe, walaupun kata orang aku itu cewe jadi-jadian.

Me : jangan mau balikan lagi sama dia dek. Kalau dia matrek, bakal selamanya dia matrek. Cari cowo yang agak kayaan dikit napa dek, si Dodi yang anaknya yang suka panjat-panjat gunung kau embat juga. Kau mau diduain sma gunung dek, soalnya dia ntuh cinte mati sama gunung. Cowo banyak kok dek, dia mah terlalu bagus buat di pertahin sama cewe kayak kamu dek. Lepasin, kemudian tolak permintaannya. Dek... rokok tak jadi naik yaa. Hanya sekedar pengumaman dari bapak kotak-kotak.

Masih banyak lagi chat-chat masuk yang sama maksud dan tujuannya. Dan Mengantarkan ku kealam mimpi.

Just Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang