Story About Farra

150 24 1
                                    

Waning !!!! Typo bertebaran

Enjoy please!!!

Author pov

Dia adalah Farra, gadis yang hanya memiliki tinggi 163 cm dengan warna kulit kuning langsat. Dia begitu terkenal diantara teman-temannya karena keramahan, supel, kocak dan pandai bergaul. Farra sangat anti yang namanya sosialita. Dia penggemar berat nomor satu tokoh sosiologi Karl Marx, karena teorinya mengenai kapitalisme.

Farra yang saat ini merupakan mahasiswa tingkat akhir, sangat berjuang keras agar skripsinya di acc oleh dosen pembimbingnya. Dia adalah gadis yang tangguh, walaupun judul skripsinya sudah 5 kali ditolak.

Farra adalah sesosok gadis ceria, yang mengambil jurusan di bidang ilmu komunikasi, namun di kepala cantiknya hanya berisi tentang mesin dan otomotif.

Wajahnya sama seperti orang indonesia lainnya, karena tidak ada sedikitpun darah campuran di tali keturunan keluarganya. Memiliki rambut yang hanya panjangnya sebahu, dengan warna hitam alami. Tergerai lurus di bahunya.

Di keluarganya, Farra termasuk anak ajaib bagi orangtuanya. Memiliki 4 orang anak, namun hanya Farra yang sifatnya sangat bertolak belakang.

Tak ada yang spesial dari dirinya sebenarnya, karena memang Farra adalah sesosok gadis yang sederhana.

Farra ini berbeda dengan saudara lainnya. semua Saudaranya memiliki sifat yang begitu anggun, sama seperti mamanya, sedangkan dia merupakan seorang gadis bar-bar yang tidak bisa diam, seperti kata orang, dia seperti cacing kepanasan.

Di komplek rumahnya, semua orang mengenal Farra. Para tetangganya disana sering memanggilnya dengan nama Megi si kuli. Kerena, Farra itu memiliki tenaga di atas rata-rata. Dia bisa mengangkat karung beras 30 kg, dan saat masih sekolah, Farra memiliki pekerjaan paruh waktu sebagai tukang galon. Penyebabnya sih gampang katanya, hanya karena keseringan disuruh ngangkat jemuran mamanya dari kelas 3 sd, farra jadi terbiasa dengan beban yang berat.

Seperti yang dikatakan diatas, Farra anti sosialita. Dia lebih memilih bersosialisasi dengan orang-orang yang menurutnya berada di kelas bawah.

Bukan bermaksud menghina, Farra memiliki seorang ibu yang sosialita dan mengingikan semuanya sempurna. Termasuk dengan kehidupan anak-anaknya. Mama Farra bahkan menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah elite internasional, agar sifat kepribadian anak-anaknya lebih terpandang dan tertata.

Mama Farra bukanlah wanita yang jahat dan angkuh. Dia sebenarnya sesosok ibu yang sangat menyayangi anaknya dengan tulus. Hanya saja dia tidak ingin anaknya bergaul dengan orang kalangan bawah dan membawa pengaruh buruk terhadap putri-putrinya.

Tapi Farra tetaplah Farra. Dia sesosok gadis pembangkang jika keinginannya tidak dapat tercapai. Dia lebih memilih sekolah saat SMP & SMA di sekokah Negeri yang berada di pinggiran kota, dari pada bersekolah di sekolah elite yang membuat dirinya emosi karena merasa di paksa untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya.

Dan karena terpaksa, akhirnya orangtua Farra menyekolahkannya di sekolah Negeri, tempat dimana banyak anak-anak nakal berada. Itu keinginan Farra.

Menurut Farra, tingkah laku itu bukan terbentuk dari kualitas sekolahnya, tapi lebih terhadap ke diri sendiri dan didikan orangtuanya. Orang yang bersekolah di sekolah elite Belum tentu memiliki sifat bak malaikat, jika orangtuanya saja tidak mendidik dan mengajarkan sopan santun terhadap mereka. Mereka lebih cederung memilih menjaga sikap, sehingga sifat aslinya tidak kelihatan. Di depan orang dia menampilkan sifat yang sopan santun, dan anggun. Tapi tidak ada yang tahu, bahwa di belakangnya dia berperilaku seperti seekor binatang liar yang suka menghina orang-orang yang berada di kalangan bawah.

Sedikit perbedaan antara Farra dengan Dea kakaknya. Dari kecil Dea sudah dilatih untuk menjadi seorang wanita anggun dan lebih feminim dari pada Farra.

Teman-teman Dea juga kebanyakan juga dari kalangan atas, yang sebelas duabelas sifatnya seperti Dea. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu nongkrong di Mall, butik terkenal, ataupun cafe-cafe yang elite. Beda dengan Farra, yang memiliki sifat agak tomboy dan lebih terbuka. Farra lebih terbuka dengan ekspresi perasaan nya. jika Farra sedang kesal, dia akan menampilkan ekspresi kesal, berbeda dengan kakaknya Dea yang memilih tampang datar, begitu juga saat sedih maupum marah.

Farra dan teman-temannya lebih banyak menghabiskan waktu berada di rumah Farra dari pada nongkrong di cafe dan menghabiskan banyak uang. Menghabiskan waktu dengan bersama keluarga Farra. Mama Farra tidak membeda-bedakan putri-putrinya. Dia menerima semua teman-teman Farra dengan tangan terbuka walaupun teman Farra terkenal nakal di sekolahnya.

*****

Jangan lupa vote and commentnya. Soalny masih amatiran, dan butuh comment kalian agar lebih baik kedepannya.

Just Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang