Part 2

565 152 27
                                    

"hai babe!!" seorang perempuan berlari kearah ku. Aku tahu dia adalah Rachel sahabat terbaikku dari saat pertama kali aku menginjakan kaki ku di London dengan ayah hingga sekarang.

"hai" balasku dengan senyuman yang merekah di wajah ku. "oke ayo kita lihat apa kita ada di satu kelas hari ini!"

Dia mulai mencari jadwal yang ada di loker ku dan mencocokannya dengan jadwal pelajarannya.

"yeay! pada jam pertama kita akan bersama di kelas biologi, dan di jam terakhir kita juga bersama di kelas sejarah!" dia menjelaskan nya dengan riang.

Aku hanya terkekeh melihat kelakuan sahabat ku yang satu ini.

********************

Tak terasa hari sudah mulai sore. Dan aku putuskan untuk pulang kerumah. Tadi rachel bilang dia ada pelajaran musik ekstra.

Jadi disinilah aku, berjalan menelusuri koridor sekolah yang sudah mulai sepi.

Hanya tinggal beberapa anak saja yang masih berada di sini. Aku percepat langkah kaki ku saat ku lihat langit sudah mulai mendung.

Bruk!!

"aww" aku meringis saat aku menabrak seorang laki laki berperawakan lebih besar dari ku.

"alysa alysa belum berubah juga ya kamu, selalu ceroboh" dia berbicara sambil menggeleng geleng kan kepalanya.

Aku dongakan kepalaku ke atas, dan

"kak leo?" tebakku dengan sedikit hati hati, karena aku takut salah orang.

"iya ini aku, kakak mu yang paling tampan di dunia ini. Dan jangan bilang adik kecilku ini melupakanku" dia berbicara dengan gaya yang dilebih lebihkan.

Dan entah mengapa aku langsung menghambur ke pelukannya. Mungkin karena kita sudah tidak bertemu selama 2 tahun belakangan ini. Dia pergi mengurus kantor ayah yang bercabang di Boston.

Kak leo, dia bukan lah kakak kandung ku tapi ia adalah anak dari seseorang yang mendapat julukan 'malaikat penolong' dari ku.

Ya dia adalah anak kandung dari ayah Reno dan almarhumah bunda Lita.

"apa kau merindukan ku?" tanya ku kepada orang yang masih ada di pelukanku.

"tentu saja aku merindukan mu" kak leo menjawab seraya melepas pelukan nya.

"kakak pulang bareng ayah?", dan tiba tiba saja pertanyaan itu yang keluar dari mulutku.

Aku sangat merindukan ayah. Kita belum bertemu sejak 6 bulan yang lalu. Dia bilang ia akan pergi ke Boston untuk membantu kak Leo.

Ya walaupun dia bukan ayah kandungku tapi tetap saja dia yang terbaik bagi ku.

Dan ayah kandungku? ibu kandungku?. Entahlah aku tidak tahu mereka ada dimana atau apakah mereka sudah tiada. Aku tidak tahu.

"hmm sayangnya tidak, ayah bilang ia akan mengambil penerbangan besok sore dari Boston"

"memang nya masih banyak masalah di kantor?"

"enggak sih tapi kata ayah dia mau istirahat dulu di sana"

Dan aku hanya ber-oh-ria mendengar penjelasan yang diberikan kakak yang paling aku sayangi ini.





***********************

-flashback-

"hai selamat pagi sweety" suara bariton yang lembut di telingaku terdengar begitu ada suara derikan pintu terbuka.

Saat aku menoleh aku mengetahui siapa yang masuk ke kamar rawat ku. Om Reno.

"hai om ren.. eh itu siapa om?" omongan ku terhenti saat ada seorang wanita paruh baya yang menurut ku sangalah cantik dan seorang lelaki remaja yang tak kalah tampan dari om Reno ada di belakang nya.

"oh iya ini kenalkan, istri om nama nya lita dan ini anak om nama nya leo" jelas om Reno sambil tersenyum kearahku.

Aku hanya mengangguk kan kepalaku tanda mengerti.

"dan bunda, leo, kenalkan ini alysa yang ayah ceritakan semalam" om reno berbicara kepada dua orang yang iya sebut bunda dan leo itu.

"sini alysa sayang salim sama tante lita"

Aku yang mengerti apa yang dikatakan om reno langsung menghampiri ketiga nya.

Satu kenyataan yang aku ketahui sekarang, bahwa tante lita sangatlah cantik bila dilihat dari dekat. Ia bagaikan dewi yunani yang datang ke Indonesia.

Aku tersenyum kepada mereka bertiga secara bergantian dan melakukan apa yang om reno perintahkan tadi.

"hai tante dan kak leo, perkenalkan namaku alysa valerie agatha" aku memperkenalkan diriku dengan senyuman yang merekah sempurna di wajahku.

"hai sayang, tante senang bisa bertemu kamu. Nama tante talitha dan kamu bisa panggil tante, tante lita ya sayang, oya yang ini anak tante nama nya leo, kamu bisa panggil dia kak leo", jelas tante lita sambil menunjuk ke arah lelaki remaja yang di sebut nya leo itu, dan tak lupa dengan senyuman yang sangat manis terpampang di wajahnya.

Dan satu lagi fakta tentang dirinya, menurutku ia bahkan lebih cantik dari dewi yunani saat iya tersenyum seperti itu.

Aku menoleh kan pandanganku ke arah lelaki yang di sebut leo oleh tante lita dan om reno tadi. Ia sangat lah tampan walaupun ia masih menggunakan seragam putih abu nya yang sedikit berantakan.

"oya apa alysa sudah siap? hari ini kan alysa sudah boleh pulang dari rumah sakit" omongan om Reno yang memecahkan lamunanku.

"sudah om, tapi setelah aku keluar dari rumah sakit aku tidak tahu harus pergi kemana" ujarku seraya menundukkan kepalaku dalam seraya menahan tangis yang sudah di pelupuk mata.

Karena di satu sisi aku sangat merindukan kedua orang tua ku. Tapi di sisi lain aku juga tak ingin pulang ke rumah.

"apa maksud mu tidak tahu mau pulang kemana sweety? tentu saja om akan mengantar mu ke rumah kedua orang tua mu"

Aku diam beberapa saat dan akhirnya,

"oke om aku mau pulang ke rumah!!" aku berkata dengan setengah berteriak.

**************

Dan akhirnya disinilah kami, di depan pagar rumah ku yang sederhana.

Menunggu seseorang membukakan pintu. Tapi usaha kami tidak akan ada gunanya.

Karen kenyataan mengatakan bahwa rumah yang ada di depanku ini sudah menjadi rumah yang kosong.

Sempat tadi kami bertanya kepada tetangga sekitar. Bukan nya memberi tahu di mana kedua orang tua ku, mereka malah menjawab,

'lho kenapa alysa gak ikut pindah?'

'saya juga tidak tahu, mereka pindah mendadak'

'kok alysa ada di sini? bunda sama ayah nya mana?'

Dan masih banyak lagi jawaban mereka yang sama sekali tidak membantu.

-flashback off-





****************



haiyoo cerita aneh bin ajaib balik hahaha 😂

udah deh ya gak mau kebanyakan bacot,
aku cuma pengen kalian voment yayayayayaaaa^^

Sadness Isn't The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang