Part 4 - Party

433 140 17
                                    

H - 5 Alysa's Sweet Seventeen

Sinar mentari memasuki kamarku dari celah jendela kamar.

Ku buka mataku perlahan. Menguap beberapa kali hingga akhirnya aku beranjak dari kasur ku.

Masih dengan tangan yang mengusap mata, aku berjalan menuju kamar mandi.

Hanya memerlukan waktu 15 menit aku selesai memakai seragam kebanggaan LHS.

Tak lupa membawa tas ransel berwarna biru laut dan memakai bedak tipis serta lipglos netral pada bibirku sebelum turun kebawah untuk sarapan.

"selamat pagi ayah!!" setengah berlari aku menghampiri ayah dan mengecup pipinya sekilas. Aku mengambil kursi di sebelah kanan ayah dan mendudukinya.

Tak lama terdengar suara kak leo yang menyapa kami.

"oya sweety tentang acara sweet seventeen kamu, ayah akan mengadakannya di rumah kita dan ayah juga sudah memesan EO untuk acaramu. Mereka bilang, mereka akan menghias rumah mulai hari sabtu" ayah membuka suara diantara kami.

"udangan nya juga bisa kamu bagikan hari ini" kak leo menunjukan setumpukan udangan di atas meja kecil di sebelah meja makan dengan dagunya.

Aku menganggukan kepalaku tanda mengerti.
"terimakasih" ucapku sembari mengulas senyumanku kepada kedua lelaki yang sangat aku sayangi ini.

Dan mereka membalas dengan senyuman manis mereka.

*************

H - 1 Alysa's Sweet Seventeen

TOK TOK TOK
TEST TEST TEST
PLETUK PLETUK
KREK KREK

Berbagai macam bunyi terdengar sampai kamarku.

Ya bunyi itu berasal dari para pekerja yang sedang menghias rumahku untuk acara besok.

Hari ini aku akan bertemu dengan Rachel di sebuah Cafe dekat wilayah Oxford.

Aku mengambil mobilku dan mengendarainya menyelusuri jalanan kota London.

Tak butuh waktu lama aku sampai di depan Cafe tersebut. Dan sepertinya Rachel sudah datang karena ada mobilnya yang terparkir di halaman cafe.

Aku memasuki Cafe tersebut dan melihat sekeliling, dimana anak itu berada. Ternyata dia duduk di pojokan dekat kaca.

"hai sudah memesan makanan?"
aku duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

"kenapa lama sekali? aku hampir berlumut menunggumu" ucapnya dingin.

Karena sebenarnya kita berjanji akan bertemu jam 3.00 sore sedangkan sekarang sudah jam 3.45 sore.

"maaf, di rumahku ada beberapa pekerja yang menghias rumah, jadi aku harus mengontrol mereka sebentar" jelas ku pada sahabatku itu yang sedang memanyunkan bibirnya.

"yayaya terserah kau saja" dia melipat kedua tangannya di depan dada lalu memalingkan wajahnya.

"oke oke hari ini aku yang traktir, tapi jangan ngambek lagi ya" aku merayunya sembari mengangkat tanganku memanggil pelayan.

"ada yang bisa saya bantu" ujar seorang pemuda yang cukup tinggi kepada kami.

"ya saya mau memesan chocolate ice dan tortila cips. Rachel kamu mau pesen apa?" aku menengok ke arah sahabatku yang sedang melihat ke luar.

"lemon ice dan waffel with honey" ujar nya.

"apa ada lagi?" pemuda itu menulis pesanan kami.

"tidak" ucap kami berbarengan.

Sadness Isn't The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang