CLBK

2K 140 3
                                    

Apa yang terlintas di benak banyak orang ketika mendengar bulan Desember?

Mungkin kebanyakan mereka mengatakan bulan Desember itu adalah bulan yang penuh kesenangan,kedinginan, turunnya salju, dan datangnya hari Natal. Ada juga yang menganggap bulan Desember itu adalah bulan yang sangat merepotkan. Karena mereka terpaksa memakai mantel super tebal guna melindungi diri dari hawa dingin yang di bawa oleh butiran-butiran es bernama salju.

Namun hal itu tidak berlaku bagi seorang namja yang tengah terduduk di bangku belakang taman asramanya.
Cha Hakyeon, salah satu murid di Starlight High School itu sangat menyukai salju. Bahkan ia bisa tahan beberapa jam di bawah butiran salju yang turun langsung dari langit.

Hakyeon memejamkan matanya saat aroma khas salju memasuki indera penciumannya. Pipi tembamnya kini sudah mulai memerah akibat dingin. Namun ia mengabaikan rasa dingin tersebut.
Salju turun semalaman. Membuat pohon-pohon dan bangunan terlihat putih bersih.

Hakyeon merasakan sesuatu melingkar di sekitar lehernya. Ia membuka mata, dan mendapati Taekwoon sedang duduk di sampingnya.
Hakyeon melihat syal panjang berwarna cokelat yang mengikat lehernya.

"Kenapa kau memberikan ini padaku?" tanyanya pada Taekwoon. Hakyeon menundukan kepalanya, menatap salju yang menempel disepatunya.

"Memangnya kenapa? Meskipun kau menyukai salju, tapi tetap saja dengan cuaca dingin seperti ini dapat membuatmu sakit." Taekwoon menjawabnya dengan diselingi gemeletuk antar giginya yang saling beradu. Sungguh, ia sangat tidak tahan dengan dingin.

Hakyeon masih setia dengan kepalanya yang menunduk. Bibirnya terkatup menahan senyum.
Tak lama, akhirnya Hakyeon mangangkat wajahnya dan memandang Taekwoon yang sibuk meniupi tangannya yang tak terbalut apapun.

Dengan inisiatif yang muncul dari hatinya, Hakyeon melepaskan salah satu sarung tangannya, lalu ia menarik tangan Taekwoon.

Melihat tangannya ditarik seperti itu, membuat Taekwoon mengedipkan matanya bingung. Apalagi saat Hakyeon dengan santainya membalut tangan kirinya itu menggunakan sarung tangan bercorak kepingan salju. Dalam hati, Taekwoon terkekeh pelan. Apa sebegitunya kah seorang Cha Hakyeon menyukai salju? Sampai-sampai sarung tangan pun bercorak salju?

"Kau pasti sudah sedikit merasa hangat kan?" Hakyeon bertanya dengan suara pelan. Matanya memandang lurus kedepan.

Taekwoon memutar tubuhnya ke samping, hingga kini posisinya sedang menghadap Hakyeon. Ia ingin mengatakan sesuatu. Meskipun dadanya berdentum keras, pria itu memberanikan diri untuk mengenggan tangan Hakyeon.

Tubuhnya tersentak bersamaan dengan perkataan Taekwoon yang membuatnya hampir jantungan mendadak.

"Hakyeon-ah, aku mencintaimu."

Mungkin ini adalah pertama kalinya Hakyeon bertemu seseorang yang sangat suka to the point dalam perkataannya.
Pernyataan Taekwoon itu membuat pipinya memanas. Hakyeon hanya terdiam sambil memandang Taekwoon dengan terkejut.

Suasana hening tersebut dipatahkan dengan pelukan seorang Jung Taekwoon terhadap Hakyeon. Ia memeluk Hakyeon dengan sangat erat, seakan tak membiarkan pria tan itu pergi lagi darinya.

Taekwoon sadar, masalah yang menghampiri keduanya dulu, merupakan akibat dari ke-egoisan dirinya. Dan untuk kali ini, ia tak akan pernah kejadian itu terulang lagi.
Cukup sekali saja. Karena tanpa Hakyeon, Taekwoon merasakan kekosongan di hatinya.

Hakyeon baru saja ingin melepaskan pelukan itu, namun niatannya terurung tatkala pelukan itu terasa semakin erat.

"Aku ingin... kita kembali seperti dulu." suaranya terdengar sangat pelan dan lembut di telinga Hakyeon. Senyuman terulas diwajah manisnya. Ia merasakan darahnya mengalir begitu hangat disertai desiran halus yang menghampiri dadanya.

Hakyeon sekarang sangat bahagia. Ternyata kesabarannya selama ini membuahkan hasil juga.
Sejujurnya, ia juga masih menyayangi Taekwoon. Tidak ada satupun gadis ataupun pria yang dapat membuat dadanya berdentum keras layaknya seperti ia saat bersama Taekwoon.

Dengan membalas pelukan itu, Hakyeon menganggukan kepalanya mantap. Ia mengusakan hidungnya yang memerah di bahu tegap Taekwoon.

"Aku juga.. aku juga ingin kita seperti dulu. Aku sangat mencintaimu, Taekwoonie.."

Senyuman lebar langsung tercetak di wajah tampan Taekwoon. Sampai-sampai deretan gigi putihnya ikut terlihat. Ia semakin mengeratkan pelukannya.


"Gomawo, nae sarang.."

.

End

.


Absurd?

 LeoN Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang