01. SNOW

4.5K 283 22
                                    

A/N : Banyak typo

.

.

Taekwoon harus rela ketika tangannya ditarik begitu saja oleh kekasihnya. Cha Hakyeon namanya. Laki-laki itu berumur 25 tahun, tetapi tingkahnya tidak bisa dikatakan dewasa. Terlalu manja, naif, dan ceroboh. Walaupun begitu, Taekwoon sangatlah mencintainya.

Mereka kini berada di sebuah taman yang saat musim panas tiba terlihat sangat hijau dengan berbagai bunga yang bermekaran disana-sini. Namun sekarang hanya terlihat hamparan salju berwarna putih.

"Kenapa kau membawaku kesini?" Taekwoon bertanya dengan tangan yang dimasukan ke kantung mantelnya. Padahal ia sudah memakai sarung tangan, tetapi rasa dinginnya tetap terasa.

"Ayo kita bermain lempar salju." Cengiran itu terpasang di wajah Hakyeon. Sudah kubilang kan kalau laki-laki ini sifat dan umurnya tidak sinkron.

Taekwoon berdecak. Kekasihnya ini benar-benar menyebalkan. Lebih baik mereka berada dirumah. Duduk berdampingan di depan perapian sambil menyesap cokelat hangat untuk Hakyeon, dan cappucino untuk dirinya.
Berada diluar saat cuaca seperti ini, hanya akan mencari penyakit.

"Hakyeon-ah, lebih baik kita pulang saja. Disini sangat dingin, kau bisa sakit nanti."

Maksud Taekwoon memang baik. Ia mengkhawatirkan Hakyeon-nya. Namun sang kekasih malah beranggapan salah. Laki-laki tan itu berfikir kalau Taekwoon menolak ajakannya.
Hakyeon mendengus, bibirnya maju beberapa mili centi dan matanya menatap kesal laki-laki dihadapannya.

"Kau menolak ajakanku?" ketusnya.

Taekwoon menghelaa nafasnya.
Selalu seperti ini. Hakyeon itu terlalu sensitif! Mirip kakak perempuannya ketika sedang datang bulan.

"Bukan begitu, maksudku-"

"Apa?" Hakyeon berkacak pinggang setelah menyela ucapan Taekwoon. Ia tau kalau Taewoon sangat tidak suka jika ada seseorang yang memotong ucapannya ketika berbicara, tetapi kali ini yang memotong ucapannya kan seorang Cha Hakyeon. Memangnya bisa apa Taekwoon jika berhadapan dengannya?

Taekwoon menyerah. Ia menyibakan tangannya berkali-kali. "Baiklah-baiklah. Aku 'turuti' permintaanmu itu." Ia berkata dengan penekanan di kata 'turuti'. Lebih baik mengalah daripada harus menenangkan Hakyeon yang akan merajuk nantinya.

"Nah begitu dong!" seru Hakyeon, "Ayo kita mulai!" Ia mengambil segenggam salju lalu membentuknya menjadi sebuah bulatan besar. Taekwoon melakukan hal yang sama. Tetapi sayangmya ia telalu lambat.
Bola berwarna putih itu melayang kearahnya dan langsung pecah ketika menubruk lengannya.

"Hahahaha!!" Hakyeon tertawa sangat kencang, sampai-sampai ia membungkuk karena perutnya terasa sakit. Ekspresi Taekwoon tadi benar-benar membuatnya geli.

Dengan tatapan kesal, Taekwoon berkata dengan pelan. Memang pelan, namun membuat Hakyeon secepat kilat menghentikan tawanya.

"Kau curang, Jung Hakyeon."
Ia menatap ragu ke arah Taekwoon. Cengirannya lagi-lagi muncul.

"Hehe, maafkan aku, sayang." ucapnya. Laki-laki tan itu bergerak mundur perlahan. Menghitung dalam hati, hingga pada hitungan ketiga, dengan cepat Hakyeon memutar bahunya lalu berlari menjauhi Taekwoon.

"Jangan kabur!!"

Dan setelah itu terjadilah aksi kejar mengejar antara orang dewasa. Terlihat aneh sekali rasanya.

"Aduuuuh!!!"

Hakyeon mengerang ketika kakinya tersandung batu yang tersembunyi di tumpukan salju. Ia terjerembab. Pakaiannya ditempeli banyak salju yang berwarna putih.
Untung saja ini adalah salju, jika tidak, mungkin kini wajahnya sudah penuh lecet.

Taekwoon yang melihat Hakyeon jatuh dengan posisi tengkurap, langsung saja menolongnya. Ia membersihkan sisa salju yang menempel di wajah dan pakaian kekasih tannya itu.

"Sudah kubilang lebih baik kita pulang! Daripada bermain permainan anak kecil itu!" Omelnya pada Hakyeon. sedangkan yang diomeli sudah memajukan bibirnya.

"Maaf." Ucapnya pelan. Taekwoon menghela nafas. Ditatapnya kekasihnya itu dengan lembut. Berbeda dengan pandangan sebelumnya yang terlihat kesal dan khawatir.

"Apa ada yang sakit?" Tanyanya. Hakyeon menggeleng. "Tidak. Aku baik-baik saja."

"Kalau begitu, kita pulang sekarang"

Taekwoon berdiri dan disusul Hakyeon. Lalu berjalan duluan menuju area luar taman. Namun, suara sang kekasih menginterupsinya.

"Taekwoonie..,"

Taekwoon menoleh, "Apa?"

"Gendong aku." Pinta Hakyeon dengan senyum manis yang bertengger di wajah imutnya.
Taekwoon hanya mengumpat dalam hati. Ia merasa Hakyeon semakin terlihat manis dari hari ke hari. Membuatnya tidak bisa untuk satu kali saja menolak permintaannya.

Laki-laki datar itu berjongkok di depan Hakyeon. Membiarkan punggungnya ditiban oleh beban seseorang.

Hakyeon memeluk leher Taekwoon dan kakinya melingkar erat di pinggang sang kekasih. Ia melesakan wajahnya ke tulang selangka Taekwoon. Menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh tegap itu.

Cup

Satu kecupan mendarat di pipi Taekwoon. Membuat laki-laki itu berkedip tak percaya.

"Pipimu merah, Taekwoonie.." ucap Hakyeon lalu terkekeh pelan.

Bola matanya berputar malas. "Diamlah Jung Hakyeon." Taekwoon mengancam. Namun dianggap angin lalu oleh Hakyeon.

"Baiklah..baiklah"

Hakyeon kembali menelusupkan wajahnya ke perpotongan leher Taekwoon. Punggung Taekwoon terasa sangat lebar dan hangat. Membuatnya menjadi mengantuk.

Ingatkan Hakyeon untuk tidak melepaskan pelukanya ketika sampai dirumah nanti.

.

.

Ini niatnya mau dibikin jadi chapter, dengan cerita berbeda di tiap chapternya. Yang mau request ceritanya juga boleh, nanti saya usahain dibuatkan.

Review?

22-03-2016

 LeoN Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang