Kapten Basket dan Si Kutu Buku

1.4K 111 16
                                    

"Hakyeon, maukah kau mengabulkan permintaanku?"

"Apa itu?"

"Jadilah kekasihku mulai hari ini."

.

.

.

.

.

.

.

LeoN Story Collection

.

.

.

.

.

Kapten Basket dan Si Kutu Buku pt. 1

.

.

.

.

.

Starlight High School
15.00 pm

Jung Taekwoon.

Siapa yang tak kenal dia?
Sang kapten basket yang merupakan salah satu dari beberapa idola Starlight High School. Postur tubuhnya yang tinggi-tegap, otaknya yang cemerlang, serta wajah yang terbilang sangat tampan, mampu membuat setiap gadis yang melihatnya terkesima.

Namun, meskipun Taekwoon disebut-sebut sebagai sang idola sekolah, hal itu sama sekali tidak membuatnya bangga.
Itu bukan keinginannya. Teman-temannya lah yang menyematkan status tersebut pada dirinya.
Sedangkan Taekwoon terus bersikap acuh jika ada murid yang mencoba menarik perhatiannya ketika ia berjalan di koridor ataupun kantin sekolah.

Taekwoon bosan.

Ia ingin menjadi siswa biasa.

Bukan bintang sekolah seperti saat ini.

.

.

Tap

Tap

Tap

Tap

"Oi Taekwoon hyung! Latihan kita belum selesai!"

Taekwoon tidak mempedulikan ucapan sang teman yang terus-terusan memanggilnya dari tengah lapangan.
Pria itu terus berjalan ke pinggir lapangan lalu mengambil handuk serta minuman dari dalam tasnya.

Hari ini ia sedang tidak dalam mood berlatih basket.
Seharusnya Taekwoon tidak bersikap seperti ini. Bagaimanapun juga ia merupakan kapten yang harus memberi contoh baik kepada teman-teman setimnya.

Namun entah kenapa, Taekwoon benar-benar malas berlatih. Ia sudah lelah dengan jabatannya saat ini. Ingin sekali ia bertukar posisi ataupun keluar dari tim. Tetapi itu tidak mungkin ia lakukan.

Gluk

Gluk

Gluk

Air mineral yang baru ia beli di kantin tadi langsung ditenggaknya hingga habis.
Taekwoon mengambil handuk putihnya lalu mengusapkannya ke seluruh wajah dan tangannya yang berkeringat.

Mata sipitnya terus memperhatikan  beberapa anggota tim yang masih sibuk latihan.
Dahinya sedikit mengerut tatkala Hongbin -salah satu dari anggota tim- berlari menghampirinya.

"Aku ingin pulang duluan." Ucapnya seraya memasukan kembali botol serta handuknya ke dalam tas.

Hongbin membulatkan matanya saat kata-kata itu meluncur dari mulut sang kapten.
"Tapi, mana bisa seperti itu hyung! Kita belum selesai berlatih!"

"Aku sedang dalam mood tidak baik."

"Tapi akan ada turnamen sebentar lagi, jadi kita harus berlatih keras!"

"Besok. Aku janji besok akan ikut latihan sampai selesai."

Taekwoon bangkit dari duduknya lalu menepuk pundak Hongbin seraya mengucapkan, "Aku minta kau pimpin latihan hari ini.", dan kemudian menggerakan kaki-kaki panjangnya keluar dari Gym.

Tidak mempedulikan gerutuan Hongbin yang terus terdengar du belakangnya.

.

.

Wajah Taekwoon memang terlihat dingin, tetapi percayalah kalau pria tersebut memiliki hati yang sangat hangat.

Tidak ada yang tau kalau diam-diam, Taekwoon memelihara sebuah kucing dibelakang halaman sekolah.
Ia membuatkan rumah kayu kecil untuk kucing adopsinya itu. Setiap pulang sekolah, Taekwoon selalu kesana, memberi makan serta mengajak main sang kucing.

Seperti saat ini.

Setelah keluar dari Gym, ia tidak langsung pulang, namun pergi ke halaman belakang untuk menemui kucingnya tersebut.

Tepat ketika jaraknya dengan rumah kucing itu sudah dekat, Taekwoon mengerutkan keningnya tatkala melihat ada seorang pria sedang bermain-main bersama kucingnya.

Dengan langkah cepat, Taekwoon menghampiri keduanya.
Pria lain tersebut langsung berdiri ketika melihat Taekwoon yang mendekat. Wajahnya menjadi was-was.

"Kau siapa?" Tanya Taekwoon ketika sudah berada tepat dihadapan pria tersebut.

"Namaku Hakyeon. Maaf.. aku tidak tau kalau kucing ini mempunyai majikan."
Hakyeon bergerak gelisah di tempatnya. Ia memeluk erat buku-buku yang digendongnya didepan dada.

Bukannya menjawab, Taekwoon malah berjongkok lalu mengelus-ngelus bulu halus sang kucing.

"Tidak apa-apa. Aku tidak melarang jika ada yang mengajak main Jungie."

"Jungie?"

"Ya, kucing ini kunamai Jungie. Kenapa?"

"Haha tidak tidak.. aku hanya merasa bingung tadi."

Hakyeon ikut berjongkok dan memperhatikan sang kucing yang sedang bersikap manja pada Taekwoon. Menurutnya itu sangat lucu dan menggemaskan.

"Sepertinya ia menyukaimu. Sang idola sekolah memang beda. Haha."

"Idola sekolah? Jangan sebut itu. Memuakan sekali.Tch!"

"Wae? Bukankah seharusnya kau bangga? Itu membuktikan kalau kau populer. Tidak sepertiku yang hanya seorang kutu buku."

Taekwoon menolehkan kepalanya. Menatap sang lawan bicara lekat-lekat.
Wajahnya bulat dengan kedua pipi yang gembil, hidungnya mancung, matanya yang terbingkai kacamata bulat memiliki manik berwarna hitam pekat, kulitnya yang gelap sangat kontras dengan kulit Taekwoon yang sangat putih.

Taekwoon merasakan sesuatu akan terjadi pada dirinya.

Sesuatu yang belum pernah ia rasakan.

Sesuatu yang sangat ia cita-citakan selama ini.

.

.

.

Tbc

161021

 LeoN Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang