HUG

1.7K 131 6
                                    

Hakyeon terus berjalan dengan tergesa-gesa menuju dorm VIXX. Sejak kemarin perasaannya terus-terusan merasa tak enak semenjak Ravi dan Leo pingsan ketika mereka konser di Mexico.
Terlebih ketika melihat wajah Taekwoon yang saat itu sangat pucat. Mungkin ini efek dari kegiatan VIXX yang super padat, sehingga membuat mereka kelelahan.

Tap

Tap

Tap

Taekwoon sedang berbaring di kasurnya ketika Hakyeon membuka pintu. Tubuh pria itu terbalut selimut tebal, membuatnya terlihat seperti singa yang lemah.
Hakyeon mendekatinya lalu duduk di tepi kasur. Memperhatikan wajah Taekwoon yang walaupun sedang sakit, tetap terlihat tampan. Dahi Taekwoon tiba-tiba berkerut.

'Apa sedang bermimpi?', batin Hakyeon.

Tangannya terangkat, mengelus rambut orang di depannya dengan hati-hati. Ah.. Hakyeon merasa kesepian sekarang. Tidak ada Taekwoon saat mengurus anak-anak itu, rasanya benar-benar merepotkan. Biasanya jika tidak ada yang mendengarkan Hakyeon, Taekwoon yang akan turun tangan.

Gerakan mengelusnya terhenti ketika Taekwoon bergerak-gerak di kasurnya. Mata tajam itu perlahan terbuka, menampilkan iris hitamnya yang terlihat lelah.

"Hakyeon?" panggil Taekwoon dengan suaranya yang serak. Hakyeon berdesis, mengisyaratkan Taekwoon untuk tetap diam.

"Aku pulang." balas Hakyeon sambil tersenyum. Namun kemudian, pria itu memekik ketika tubuhnya diangkat dengan mudahnya oleh Taekwoon. Mengakibatkan dirinya kini sudah berada di satu ranjang yang sama dengan Taekwoon.

"Taekwoon!" ujarnya memprotes. Siapa yang tidak kaget jika tiba-tiba saja ditarik?

"Aku merindukanmu, Hakyeon-ah." Taekwoon memeluk Hakyeon dengan sangat erat. Hakyeon sampai harus menahan dada Taekwoon agar dia bisa bernafas.

"Reaksimu diluar dugaanku." suara Hakyeon teredam karena posisimya saat ini.

"Memangnya kau pikir apa yang akan kulakukan?"

"Kupikir kau akan mengacuhkanku dan memilih tidur daripada harus berbicara denganku."

Taekwoon tertawa pelan dengan tingkah Hakyeon.

"Mana mungkin aku mengacuhkanmu. Kau tau, sejak aku pulang ke Korea bersama Ravi, di hatiku seperti ada yang kosong. Dan aku menyadarinya, kekosongan itu karena kau tidak disini,.bersamaku."

"Ah kau lebih terlihat imut jika sedang sakit, Taekwoonie. Kkk~"

Taekwoon merengut. Jadi Hakyeon lebih suka jika ia sakit?

"Jahat." Taekwoon berdecak kesal.

"Aku bercanda. Aku juga sangat sangat merindukanmu. Makanya jika kondisimu sedang tidak baik, jangan paksakan untuk latihan. Aku tidak mau melihatmu pingsan lagi seperti waktu itu."

"Iya iya.. lagipula aku hanya kelelahan. Tidak sakit parah."

"Ck tapi tetap saja kalau keseringan pingsan, bukankah itu-"

"Sudahlah.. jangan berdebat. Aku masih ngantuk dan kepalaku masih pusing."

"Maaf.."

"Aku tidak butuh kata maafmu. Aku hanya butuh kau yang sekarang berada di pelukanku. Tetaplah pada posisi ini."

"Baiklah.."

Setelah itu, mereka mulai menutup mata dan berniat tidur. Hakyeon yang merasakan tubuh hangat Taekwoon, makin erat memeluk pria itu.
Ternyata Taekwoon benar-benar sedang sakit. Semoga dengan ia peluk seperti ini, hangatnya tubuh Taekwoon akan berpindah sedikit ke tubuhnya.

.

Leo-Ravi GWS :"

 LeoN Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang