PART 4
Naruto menyender kearah pagar sambil memegang dadanya yang masih terasa sesak. Keringat dingin mulai bercucuran. Mukanya pucat pasi. Dengan gemetar tangannya mengambil sesuatu dibalik saku celananya. Mengambil beberapa butir dan melahapnya tanpa air. Naruto bernafas lega.
Dia benci saat-saat seperti ini. Beruntung dirinya selalu membawa obat didalam sakunya. Seperti saat ditaman tadi untung Gaara dan Kiba tidak meninggalkannya ditaman kalau tidak mungkin dia sudah tidak tau akan bagaimana jadinya.
Dengan lemas Naruto melangkah gontai saat memasuki rumah mewah itu yang ternyata adalah rumah Sasuke. bagaimana bisa dirinya tidak tau kalau Sasuke adalah anak dari paman Fugaku. Salahkan ayahnya yang tidak pernah memberitahukan nama marga paman Fugaku padanya. Kenapa dirinya tidak menyadari kalau ternyata inilah alasan kenapa Sasuke selalu berada dirumah sakit dulu.
Dengan pandangan kosong Naruto langsung duduk dikursi sebelah Kushina tempatnya tadi duduk.
"Naru, kau tidak apa sayang?" tanya Kushina terlihat khawatir. Yang dibalas anggukan oleh Naruto. "Naru kau tidak boleh berlarian seperti itu! Kalau pen-"
"tidak apa kaa-san" potong Naruto sambil menatap ibunya lirih. Dia tidak ingin orang lain tau selain keluarganya sahabatnya dan paman Fugaku.
"Naru, Sasuke sebenarnya adalah anak paman. Maaf karena paman tidak memberitahumu dari dulu" lirih Fugaku. Naruto tersenyum menanggapinya. "haha, tidak apa paman" tawa Naruto yang mencoba untuk mencairkan suasana.
Terlihat Sasuke yang masih berdiri, tanpa ekspresi sama sekali. Sasuke hanya membungkukkan tubuhnya sedikit sekedar memberi salam pada ibu Naruto dan duduk tanpa menggubris kehadiran Naruto. sikapnya membuat hati Naruto berdenyut nyeri.
Sesekali Naruto melirik kearah Sasuke canggung. Dengan kesal, Naruto merutuki tingkahnya tadi yang sungguh memalukan.
Makan malam pun sudah selesai. Rasanya perut Naruto seperti ingin pecah, perutnya benar-benar kekenyangan. Naruto merasa sangat gugup hingga dia tidak mengontrol makanannya. Terlebih menunya yang Naruto sendiri belum pernah mencicipinya, dan rasanya yang sungguh lezat.
Terlihat Mikoto yang menyenggol lengan suaminya. Fugaku yang mengerti maksud dari istrinya langsung berdehem sebelum mengatakan, "ada yang ingin Daddy bicarakan padamu Sasuke" ucap Fugaku sambil menatap anaknya dan langsung melirik kearah Naruto , "padamu juga Naruto"
"hn" balas Sasuke masih memasang muka datarnya, sedangkan Naruto menatap Fugaku dengan alis terangkat satu.
"sebenarnya daddy dan mommy mengundang keluarga Uzumaki kesini bermaksud untuk menjodohkan kalian. " ucap Fugaku dengan muka tegas dan suara yang berat.
Naruto membelalak laget, sedangkan Sasuke masih memasang muka datarnya dan menatap kearah ayahnya dan Naruto bergantian sebelum memberikan senyuman mengejek.
"aku? Dan dia? Haha, apa daddy bercanda?" jawab Sasuke sarkas. Mukanya kembali datar saat tidak ada reaksi dari ayahnya. Sasuke berdiri dari kursinya dan melegang pergi sebelum menatap sinis kearah Naruto.
"Sasuke tunggu!" geram Fugaku.
"hn?" Sasuke membalikkan tubuhnya untuk kembali menatap ayahnya dan tersenyum sinis. "aku tidak mau" balasnya dingin. Fugaku yang mendapatkan penolakan dari anaknya mendelik tidak suka.
"tidak ada penolakan! Kamu dan Naruto tetap akan daddy jodohkan! Minggu depan kalian akan bertunangan titik!" bantah Fugaku mutlak.
"tidak!" balas Sasuke yang masih berpegang teguh dengan pendiriannya. Naruto yang mendapatkan penolakan secara terang-terangan dari Sasuke hanya bisa mengerang sakit dalam diam. Dirinya juga kaget saat mengetahui kenyataan ini, namun hati kecilnya menyirat sedikit kebahagiaan karena bisa berdampingan dengan Sasuke walau dirinya tau Sasuke tidak akan mau dengan kemauan Fugaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me? (Slow Up)
Teen FictionUcapannya sungguh menghancurkan hati Naruto. kebencian yang Sasuke tunjukan membuat hatinya bertambah sakit. perjodohan yang terikat dalam hubungan merekapun hanya bisa dirasakan sepihak olehnya. Naruto bingung dengan apa yang harus ia perbuat. Har...