Part 15
Ditengah angin sore terlihat sosok raven yang terduduk disalah satu bangku minimarket dekat rumah sakit. Sosok itu adalah Sasuke. Ia terus memandang kosong sekaleng coffee didepannya. Pikirannya terus berputar seolah sebuah video berputar dikepalanya, dan yang lebih parahnya adalah semua object yang ada di dalamnya adalah lelaki pirang yang sudah mendapat title pengganggu di kehidupannya itu.
"Arghh." Kesal Sasuke sambil mengacak surainya kasar.
"Hei! Hentikan itu! Kau hanya akan menakuti orang-orang sekitar kau tau?" ucap seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri didepannya.
"Hn"
Sasuke hanya melirik sebentar lelaki didepannya itu dan kembali menampilkan wajah datarnya.
"Uchiha-san boleh aku bergabung?" Tanya lelaki didepannya yang ternyata adalah Sai. Sedangangkan Sasuke yang nampak mengacuhkannya.
Merasa tak ada jawaban. Tanpa bertanya dua kali Sai langsung menduduki bangku yang ada didepan Sasuke. Sedangkan lelaki Uchiha itu nampak acuh dengan tindakan yang dilakukan Sai.
"Uchiha-san, apa aku boleh bertanya sesuatu?" Ucap Sai tiba-tiba. Sasuke nampak risih dengan apa yang diajukan oleh lelaki didepannya ini. Namun, entah mengapa dirinya pun merasa penasaran dengan pertanyaan yang akan diajukan oleh lelaki pucat itu.
"Hn." Jawab Sasuke meng iyahkan.
"Kuanggap itu adalah 'Ya'." Ucap Sai dengan senyumannya yang hanya dibalas dengan tatapan malas oleh Sasuke. Menurutnya Sai terlalu berbelit-belit, dan itu sangat membuang-buang waktu.
"Jadi, Uchiha-san. Apa benar kau adalah tunangan Naruto?" Tanya Sai. Sedangkan Sasuke hanya menatapnya tanpa minat.
"Hn"
"Ahh, begitu yah." Balas Sai sambil menganggukkan kepalanya dengan ekspresi kecewa. Sedangkan Sasuke makin merasa aneh dengan lelaki didepannya ini.
"Apakah kau menyukainya?" Tanya nya lagi. Kali ini pandangan Sai menatap kearahnya dengan serius. Sedangkan yang ditatap hanya bisa menatap datar lelaki bernama Sai itu. Entah mengapa saat mendengar pertanyaan itu pikirannya kosong tapi hatinya berdenyut nyeri. Entahlah, ia pun tak tau apa yang dirasakannya pada lelaki pirang itu. Karena yang ia tau adalah Naruto hanya pengganggu dikehidupannya, namun disisi lain ia tidak suka melihat kedekatannya dengan lelaki yang sedang duduk di depannya ini. Jadi? Apakah itu artinya ia menyukai pemuda pirang itu? Entahlah.
"Kenapa kau sangat ingin tau?" Ucapnya yang malah berbalik bertanya.
"Jika aku menjawab bahwa aku menyukai Naruto apakah kau akan memberikannya padaku?" Tanya Sai kali ini ekspresinya kembali menunjukan senyuman yang menurut Sasuke penuh dengan kepalsuan. Sasuke memandang tajam kearah Sai. Rasanya Sasuke enggan untuk menjawab.
Merasa tidak ada jawaban Sai kembali melanjutkan kalimatnya.
"Huh, tinggalkan lah Naruto, Uchiha-san. Kau tau, kau hanya melukainya." Ucap Sai dengan nada yang santai seolah-olah ucapannya adalah suatu yang sepele. Namun tidak dengan Sasuke, ia merasa tidak terima dengan perkataan lelaki didepannya ini yang menurutnya sangat sok tau dan terlalu ikut campur.
"Ck, itu bukan urusanmu."
"Mungkin aku tidak begitu mengenal kau dan Naruto. Tapi entah mengapa aku merasa bahwa Naruto tidaklah pantas jika denganmu Uchiha-san" Saut Sai sambil menatap lurus kedepan.
"Kau! Aku tidak ada urusan denganmu, dan aku tidak mengenalmu. Jadi pergilah! Aku tidak suka berbicara omong kosong seperti ini dengan orang sepertimu. Dengarkan ini, jika kau menyukai Naruto maka sebaiknya kau menjauhinya. Karena dia adalah milikku" Tegas Sasuke sambil berdiri dari tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me? (Slow Up)
Dla nastolatkówUcapannya sungguh menghancurkan hati Naruto. kebencian yang Sasuke tunjukan membuat hatinya bertambah sakit. perjodohan yang terikat dalam hubungan merekapun hanya bisa dirasakan sepihak olehnya. Naruto bingung dengan apa yang harus ia perbuat. Har...