Part 7

20.1K 726 11
                                    

( Selamat Siang :D

Part 7, dan semoga temen-temen yang udah meluangkan waktunya untuk baca part ini bisa terhibur ya :D

Ini lanjutan dari part 5 :D

Terima kasih banyaaak buat temen-temen yang udah baca, vote, komen, dan masukin cerita My Husband and Minyak Telon ke reading listnya. Makasih banyaaaak temeen-temen :')

Semoga part ini bisa menghibur temen-temen yaa, terima kasih sudah meluangkan waktu buat baca part ini hehehe :D )

* * *

Raka

Aku memandangi istriku yang saat ini tertidur lelap di sampingku. Matanya sembab dan air mata menghiasi sudut matanya. Sudah satu jam sejak kami pulang dari rumah Orang tuaku. Dan ada yang berubah dari Caca, aku tahu itu. Sekeras apapun dia berusaha menutupinya aku tahu Caca sangat kecewa padaku. Aku tahu Caca sedih. Dan akulah yang membuatnya seperti ini. Aku tidak menyangka hal ini bisa membuatnya sesedih ini. Aku tidak pernah mau menceritakan alasanku benci minyak telon pada Caca karena dia suka sekali minyak telon, dan aku tidak mau gara-gara aku dia berhenti melakukan apa yang dia suka. Dan jujur, aku juga malu menceritakannya pada Caca. Hey, maksudku seorang anak kecil yang di sekap di pabrik minyak telon yang gelap dan dingin? Itu konyol sekali bukan? Dan terlihat seperti sangat dibuat-buat. Tapi, itu adalah kenyataannya. Dan aku sangat benci kenyataan itu.

Aku menyibakkan anak rambut yang menutupi wajah Caca. Aku memperhatikan wajahnya, ada sesuatu yang salah. Dia terlihat sangat pucat, aku mengusap pipinya, pipinya yang biasanya terasa hangat sekarang berubah menjadi dingin. Keringat mengucur dari dahinya. Dan seketika itu juga aku langsung panik.

"Sayang.. Caca Sayang bangun." Kataku sambil mengusap dahinya. Dia membuka matanya pelan, lalu dia bangun dari tidurnya dan langsung pergi menuju kamar mandi dan menutup pintunya rapat-rapat. Aku langsung bangun dan mengejar Caca ke kamar mandi. Aku memutar kenop pintu berusaha membuka pintu kamar mandi yang memisahkan kami. Terkunci.

"Caca, Sayang buka. Kamu kenapa?" Tidak ada jawaban.

"Caca.. Caca buka. Aku harus masuk. Kamu kenapa?" Tidak ada jawaban lagi

"Caca, kalau kamu ngga mau buka pintunya aku dobrak pintu ini sekarang juga!"

"Jangan Raka! Jangan! Aku keluar bentar lagi, perut aku sakit."

"Apa? Perut kamu sakit? Cepet buka pintunya Sayang, kita ke rumah sakit sekarang." Caca kembali diam. Aku mendorong pintu ini kuat-kuat berusaha mendobrak sehingga timbul suara dentuman yang sangat keras. Dan dengan sekali hentakan itu, pintu kamar mandi kami langsung terbuka, dan rusak. Kalian tahu, kekuatan orang bisa menjadi sangat luar biasa di saat-saat tertentu. Dan aku merasakan hal itu sekarang.

Aku melihat Caca menyenderkan tubuhnya di tembok, dia meringkuk memegangi perutnya. Aku segera menggendongnya dan menidurkannya kembali di kasur.

"Kamu mau kemana?" Tanya Caca saat aku bangun dari tempat tidur, aku kembali duduk di sampingnya dan mencium dahinya

"Aku nyalain mobil dulu ya Sayang, kita ke Rumah Sakit sekarang." Caca cepat-cepat menggeleng dan mencengkram tanganku kuat.

"Jangan, aku gak mau ke Rumah Sakit. Kamu disini aja, tidur. Bentar lagi juga sembuh."

"Kamu ngga boleh gini Sayang.."

"Ngga!" Potong Caca, "tadi tuh aku mual, muntah-muntah. Perut aku sekarang udah ngga apa-apa kok. Sekarang kamu tidur aja, besok kan harus ke kantor."

"Please Raka, sekali aja nurut sama kata-kata aku. Aku sayang sama anak kita, sayang banget. kalo ada apa-apa aku juga pasti cerita. Aku ngga mau dan gak akan bahayain nyawa anak kita. Aku capek Raka, aku mau tidur." Caca mendekapku dan memelukku dengan erat, seperti seorang ibu yang sedang mendekap erat anaknya. Dia mengelus kepalaku lembut. Aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang, aku tidak suka melihat Caca yang seperti ini. Tatapan matanya sarat akan kesedihan, aku bisa melihat itu. Dan yang paling membuatku kesal dan sedih adalah, akulah yang telah membuat Caca sedih seperti ini.

My Husband and Minyak Telon (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang