"Jadi seriusan udah tahan sama minyak telon?" Goda Caca jahil. Tangan kanannya mengacungkan kotak minyak telon yang baru akan dia buka.
Raka mengalihkan perhatiannya dari bukunya lalu memandang Caca dan kotak minyak telon di tangannya bergantian. Sebelah alisnya naik meremehkan.
"Yaelah yang, itu mah bukan apa-apa! Mana sini, mau kamu kasih aku puluhan bahkan ratusan botol minyak telon pun aku bakal baik-baik aja sayang!"
Caca terkekeh geli mendengar perkataan suaminya. Dia percaya dengan kata-kata Raka, wanita itu sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Meskipun beberapa minggu ini dia selalu memakai minyak telon, dan selama itu saat mereka sedang bersama Raka selalu menempel padanya, dia tidak pernah lagi melihat Raka yang pucat pasi, berkeringat lalu lari ke kamar mandi untuk muntah seperti biasanya. Raka tetap duduk bersamanya, menemaninya seperti tidak terjadi apa-apa. Yang mana membuat Caca kaget saat pertama kali dia menemukan hal ini. Saat itu Caca tertawa saat memikirkan bahwa ternyata latihan Raka dengan Rea membuahkan hasil. Dia tahu Raka pasti mengalami banyak masa-masa sulit saat itu, tidak akan mudah terus-terusan menghadapi sesuatu yang membuatmu ingat akan kenangan buruk. Dan Raka berhasil melalui semua itu.
Caca lalu menaruh minyak telonnya di atas meja rias dan ikut bergabung di atas tempat tidur bersama Raka, menaruh kepalanya di bahu Raka, "sok banget! Padahal dulu tiap nyium baunya dikit aja kamu udah muntah-muntah, pucet kaya ibu hamil." Caca tiba-tiba terdiam, senyumannya tiba-tiba menghilang, "aku udah siksa kamu selama ini sayang, bikin kamu inget sama kenangan yang.. buruk. Maafin aku ya."
Raka menoleh untuk menatap Caca lalu mencium puncak kepala istrinya, tangannya yang bebas mengelus perut buncit Caca pelan, "kamu nggak salah sayang, nggak usah minta maaf. Harusnya aku cerita kenapa aku nggak suka minyak telon. Kamu tau nggak kenapa aku nggak cerita ke kamu?"
Caca menggeleng, "kamu nggak mau ungkit kenangan buruk?"
Kali ini Raka menggeleng, "bukan. Ya aku malu lah yang, kaya sinetron kan itu kejadiannya. Ntar kamu ilfeel lagi sama aku, jadinya aku nggak pernah cerita."
Caca mengangkat kepalanya untuk mendongak menatap Raka lalu tertawa. "Ngaco deh kamu ngomongnya! Masa iya aku ilfeel yang?" Apa Raka bercanda? Dia masih sempat merasa malu? Kenapa dia harus malu?! Dan kenapa juga Caca harus ilfeel mendengar cerita itu? Yang ada dia akan kaget seperti saat pertama kali mendengar cerita itu dari Sarah, bukannya ilfeel.
Sarah.
Caca bertanya-tanya bagaimana kabar wanita itu. Sejak kembali ke Jakarta Caca belum bertemu lagi dengan Sarah, alasan utama karena beberapa hari ini Raka melarangnya untuk keluar rumah. Dan alasan kedua karena beberapa minggu ini entah kenapa dia jadi semakin cepat lelah. Dan Raka berdalih karena alasan kedua inilah muncul alasan pertama. Rekor terjauhnya keluar dari rumah adalah 2 hari yang lalu saat Caca memanggil abang rujak yang lewat di depan rumahnya di depan gerbang. Ya, paling jauh dia hanya bisa jalan sampai gerbang rumah. Dan setelah itu badannya selalu terasa lelah, punggungnya sakit menahan berat perutnya yang semakin membesar. Padahal tadi siang Raka baru saja bertemu dengan Sarah dan ayah dari anak yang dikandung Sarahーyang ternyata adalah Paul, salah satu temannya dan Raka saat kuliah dulu. Paul mengatakan semuanya, dia bersumpah kalau anak yang saat ini Sarah kandung memang anaknya. Dan entah apalagi yang mereka bertiga bicarakan siang tadi. Caca belum tahu detail ceritanya.
"Jadi, gimana kabarnya Sarah?"
"Baik." Jawab Raka terdengar sedikit malas.
"Harusnya kamu biarin aku ikut tadi siang. Aku pengen ketemu Sarah."
Raka yang baru saja kembali membuka bukunya dengan cepat kembali menutupnya lalu menyipit menatap Caca, "kamu nih yang, baru aku ajak jalan nyampe depan rumah aja udah ngeluh capek, gimana kalo tadi ikut ke Kemang? Aku nggak mau kamu kecapekan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband and Minyak Telon (TAMAT)
Cerita PendekCerita tentang Raka yang ngga suka minyak telon dan istrinya Carissa yang suka banget minyak telon .__. Apakah perbedaan kecil ini bisa membuat mereka berpisah?