Dor!
Nancy melihat pelurunya mengenai zona merah di sasarannya, sehingga terbentuklah lubang tepat di tengah lingkaran. Membuat seulas senyum kemenangan merekah di bibirnya. Ia kembali membidik sasaran kedua, berharap bidikan keduanya ini sama tepatnya dan lebih cepat dari sebelumnya. Karena prinsip dalam menembak, adalah kecepatan dan ketepatan.
Nancy mundur beberapa langkah untuk menyesuaikan jaraknya dengan botol kaca sebagai sasaran keduanya. Ia mulai mengambil ancang ancang untuk menembak, menyipitkan sebelah matanya dan jari telunjuknya bersiap untuk menarik kaitan pistol.
Sementara di halaman bagian selatan, seorang gadis muda berpakaian, bisa dibilang seksi, karena yang ia kenakan hanya celana hot pants dan baju ketat yang menutupi bagian dadanya, dibalut rompi jeans sebawah dada. Membuat daerah perut dan pusarnya terlihat jelas.
Gadis itu juga terlihat sibuk dengan senjata yang ia pegang sekarang. Kakinya kadang menjejak tanah dengan kesal saat anak panahnya gagal mendarat di sasaran. Diikuti umpatan tentang dirinya sendiri dan dengusan kesal. Gadis itu sampai pada sasaran ketiganya.
Dia - gadis itu- bersiap menarik ujung anak panahnya di busur. Salah satu kelopak matanya pun menaut, membuat celah agar matanya fokus pada titik sasarannya, supaya ia tidak meleset seperti tadi. Tangan kananya ditarik ke belakang, berusaha memberikan ruang agar panahnya bisa mendarat sempurna. Tapi ..
Duk! Tangannya bertabrakan dengan bahu Nancy.
Bahu Nancy terdorong ke depan saat telunjuknya menarik kaitan pistol, dan alhasil peluru itu mendarat ke tempat yang salah, alias tidak kena sasaran. Sementara, anak panah gadis itu tertancap di tanah yang berjarak 10 jengkal dari tempatnya berdiri.
Nancy membalikkan badanya, melihat gadis itu dengan sorotan kesal. Tapi gadis itu malah menatapnya biasa saja, dengan wajah tanpa dosa.
"Ck, huh!" Kata Nancy lalu kembali ke posisi semula.
"Huhh... hampir saja!" Kata gadis itu lalu mengambil anak panah dari tempat bambu di belakang bahunya.
Nancy mulai membidik sasarannya lagi, ia berusaha lebih cepat dari yang sebelumnya.
Sementara gadis berpakaian seksi itu mulai kuda – kudanya seperti tadi. Lalu, menarik tangan kanannya ke belakang.
Dor!
Tepat! Nancy berhasil mengenai sasaran ke duanya. Ia berpindah untuk membidik sasaran ketiganya, kali ini papan kayu. Badannya saling membelakangi dengan gadis pembawa panah. Nancy merasa akan lebih mudah kalau ia mundur selangkah. Dan gadis itu juga membuat langkah yang sama, kebelakang. Nancy dan gadis itu melangkah mundur bersamaan.
Bruuuk!
Badan Nancy bertabrakan dengan gadis itu lagi. Kali ini ia tak bisa menahan amarahnya. Badan Nancy berbalik dengan cepat, dan gadis itu masih biasa saja, menambah kekesalan Nancy.
"Hei, Xandra!" Katanya, "Kau yang benar saja jika latihan panah! Kau mengganggu latihanku, tahu!" Kata Nancy dengan sebal.
"Apa sih? Kau saja yang terlalu mundur! Aku tetap pada tempatku, kok! Hii" Katanya sambil berbalik, kembali fokus ke panahnya.
Sementara Nancy dan Xandra ribut, dua orang gadis lain sedang duduk di teras belakang rumah dan mendapat tontonan drama gratis dari mereka berdua, lengkap dengan dua gelas teh dan sepiring biskuit.
"Lihat mereka! Aku harus mendaftarkan mereka ikut casting, mereka sangat cocok untuk jadi artis" Ia berhenti bicara dan menyeruput sedikit tehnya "Hal yang sudah biasa terjadi setiap pagi" Lanjutnya sambil menaruh cangkir tehnya ke tatakan gelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
The N.B.D.X
Misteri / ThrillerMenceritakan tentang kisah ke empat gadis remaja yang masing masingnya memiliki masa lalu kelam. Sebuah takdir yang mengerikan mempertemukan mereka, sehingga sekarang mereka bersama. Walau begitu, bayang - bayang masa lalu tetap mengejar ngejar mer...