Image / mulmed : Alexander Nancy Kwee [Nancy]
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?", tanya seorang perempuan berambut hitam sepinggang dengan tatapan tajam. Ia melihat segerombolan kelompok itu bergantian, lalu melihat ke korbannya, Revan.
Sedangkan perempuan lain yang berambut pirang cerah malah berjalan ke salah satu anggota perempuan di geng itu. Menaruh tangannya di pundaknya, sambil tersenyum sinis. Sedangkan ia tersenyum sinis, anggota kelompok itu malah menganggap gadis itu SKSD .
"Wow... kita lihat apa yang terjadi?", tanya Nancy, "Hai?", sapanya pada orang yang ditumpangi pundaknya itu.
"Jangan sok kenal kau!! Aku bisa membuatmu seperti anak itu! Apa kau melupakan kejadian kemarin?!", kata orang itu, Nancy melirik ke badge name nya. Ia membaca tulisan 'Alana Marinda'
Nancy tak lantas membalas perkataannya. Ia memberikan kode kepada Dara untuk berjaga di luar dan kepada Brynly untuk terus awas dengan mata dan dagunya yang menunjuk ke luar. Merasa diberi kode, Dara dan Brynly langsung melaksanakannya.
Nancy juga memberi kode pada Xandra untuk siap siap dan tidak gegabah, harus menunggu perintah darinya. Xandra pun mengangguk.
"Kalian pikir kalian siapa? Kami tak punya urusan dengan kalian! Jangan sok jagoan di sini!", terang salah satu anggota yang lain. Dia salah satu siswa laki laki yang mengeroyok Revan.
"Tidak, sepertinya mereka ini punya urusan dengan si cupu itu. Dan yah! Aku juga punya urusan denganmu pirang.", kata orang yang ditumpangi tangannya Nancy.
"Sepertinya kau salah, kami punya urusan dengan Revan dan juga kalian. Kami, aku dan dia.", jelas Xandra tak mau kalah. Sepertinya ia sangat ingin untuk menolong Revan yang terlihat kesakitan. Dan Nancy mengerti itu. Walau sebetulnya ia enggan.
"Heh Revan, lihatlah betapa tidak seimbangnya lawanmu ini?", kata Nancy sambil berjalan menuju ke arah Revan. Para anggota geng itu menatapnya remeh, tapi mereka tetap memberikan jalan bagi Nancy. Xandra juga melakukan hal yang sama, bedanya ia berjongkok pada Revan, melihat lukanya satu satu. Xandra khawatir.
Sekarang anggota geng itu saling berpandangan, tatapan yang sama, dengan maksud yang sama pula. Apalagi, si ketua geng yang tadi. ,ayo habisi mereka berdua sekalian!!
"Kenapa, Van?", tanya Xandra. Sedangkan Nancy terus memperhatikan gerak gerik mereka semua, yang menurutnya aneh.
"Aku di bully karena makan siang denganmu.", kata Revan setengah berbisik. Anggota geng itu melihatnya, dan sepertinya mereka makin semangat. Nancy yang mulai merasa tidak enak langsung mencolek punggung Xandra. Untuk memberikannya kode, mereka harus berbuat apa.
"Kau takut ya.. pirang dan hitam", kata ketua geng dengan tatapan sinis. Tapi itu sama sekali tidak membuat Nancy takut, Nancy malah tertantang.
"Jika yang kalian inginkan adalah makan siang dengan Xandra, aku sudah bawa orangnya, kalian tinggal buat janji(?)", kata Nancy. Beberapa lelaki terlihat tertarik, dengan tawaran palsu Nancy.
Perkataan Nancy barusan tidak membuat mereka berhenti bergerak menggerumbuli Nancy dan Xandra. Revan yang melihat hal itu bergidik ngeri. Nancy tertantang, sedangkan Xandra awas, ia akan melindungi dirinya dan juga Revan, jika perlu.
Dua orang dari jumlah mereka mulai mengeluarkan sesuatu dari saku celana mereka. Mereka mulai menodongkan pisau ke arah Nancy dan Xandra. Nancy tertawa miris, bukan berarti takut.
"Kau akan tamat, jika membohongi kami!?", kata lelaki satu. Sedangkan tiga perempuan, malah diam. Tidak maju. Semua anggota geng itu ada enam, tiga perempuan dan tiga lelaki. Tiga lelaki yang maju.

KAMU SEDANG MEMBACA
The N.B.D.X
Misteri / ThrillerMenceritakan tentang kisah ke empat gadis remaja yang masing masingnya memiliki masa lalu kelam. Sebuah takdir yang mengerikan mempertemukan mereka, sehingga sekarang mereka bersama. Walau begitu, bayang - bayang masa lalu tetap mengejar ngejar mer...