Part 11

64 11 1
                                    


"i can help myself from falling, and i can help myself from you; but i can't help myself from falling in love with you" -Julie Martinez

Rafaya's POV

Aku menatap lelaki disebelahku ini dengan heran, "Jadi lo yang bikin Ervin cedera?". Rey hanya tertawa renyah dan tidak sama sekali menatapku. "Rey" karena kesal ia tidak menjawab pertanyaan dariku aku memanggilnya kembali

"Iya, Ya. Lo pacarnya ya?" 

Aku serta merta langsung tertawa. "Ya kali, ngasal banget lo ih" Rey pun juga ikut tertawa. "Ok ok jadi tuh karena emang gue jago ya, jadi tuh waktu pas latihan 3 lawan 3 tadi tuh gue ngalangin Ervin gitu eh tiba tiba dia kepeleset" cerita Rey sambil menyengir lebar.

"Dih siapa yang nanya gimana ceritanya?" entah kenapa aku merasa sangat nyaman bercanda dengan Rey seperti ini. Seperti aku sudah lama mengenalnya. Baiklah, memang ia teman sd ku, tapi ayolah siapa yang ingat kenangan semasa sd?

"Ya kan gue cuman mau cerita aja kalo misalkan Ervin tuh payah"

"Enak aja, orang Ervin pernah lomba internasional ya!" bela ku entah kenapa

"Hahaha oke oke gue cuman bercanda. Lo gak perlu belain dia karena nanti gue sakit hati" canda Rey sambil menyentuh dadanya dan pura pura meringis. Huft.

Author's POV

Setelah kembali ke arah gedung olahraga Rafaya dan Rey melihat semua pemain basket sudah mulai berlatih lagi kecuali Ervin yang sedang menatap kosong di kursi penonton.

"Gue kesitu ya. Lo latihan lagi aja" Rafaya tidak perlu repot repot menunggu jawaban dari Rey langsung saja ia berlari menuju Ervin.

"Er!!" panggil Rafaya sambil berlari.

"Kenapa lo lari coba?" tanya Ervin heran sambil tertawa, setelah Rafaya dengan napas terengah engah menghampirinya.

"Bagi minum dong! Capek nih abis lari kearah lo" Rafaya tampak tidak memedulikan pertanyaan Ervin barusan. Peluh sudah mengalir deras di wajahnya.

"Lah kan gue abis jatoh loh, Ra. Sakit, masa dimintain minum?"

"Ih manja banget deh. Lagipula gaada hubungannya ya, udah ah cuman bagi minum doang ih susah banget deh" omel Rafaya

"Tadi siapa ya yang panik banget sampe marahin temen temen gue karena ga ngapa ngapain. Sok tau sihh" goda Ervin namun tetap menyodorkan botol minum nya pada Rafaya.

Rafaya menerima itu dengan senyum lebar sebelum memukul pundak Ervin dengan kesal. "Apasih ih ngeselin banget deh. Kan gue panik lah"

Ervin hanya tersenyum manis lalu merangkul Rafaya. "Eh enak aja main ngerangkul ngerakul, lo kan keringetan bau tau" seru Rafanya dan segera menepis tangan Ervin yang berada di pundaknya.

"Ke Mcd yuk laper nih" ajak Ervin sambil berdiri dan menjulurkan tangannya kearah Rafaya.

"Eeehh kok lo bisa berdiri?" seru Rafaya panik dan segera berdiri

"Gue kuat ya orangnya" Ervin tertawa.

"Oke oke ayo ke Mcd gue juga lagi laper. Eh tunggu kita gak ngajak Bang Rakha sekalian?"

Ervin mengangkat bahu acuh. "Ngapain, orang gue maunya berdua sama lo doang"

"Dasar playboy" ledek Rafaya sambil berjalan pergi.

***

"Jadi" ucap Ervin dengan mulut penuh burger. "Lo kenal sama Rey?"

Rafaya hanya menganggukan kepalanya sebanyak 3 kali. Mulut nya terlalu penuh untuk berbicara. Apalagi santapannya kali ini adalah Chicken Burger, kesukaannya.

"Biar gue tebak, pasti awalan kalian ketemu gajelas" tebak Ervin lalu meneguk Lemon Tea nya. 

"He-eh. Tiba tiba gue disapa sama dia gitu deh, eh dia itu temen sd gue masa ternyata. Itu pun gue tau karena dikasih tau Bang Rakha" cerita Rafaya setelah mengunyah

Ervin hanya memangut mangut.

***

Rafaya menoleh begitu mendengar Queisha meneriakan namanya. "Kenapa dah teriak teriak?"

"Engga itu pacar lo lagi main bola"

Rafaya langsung melebarkan bola matanya begitu mendengar jawaban santai dari Queisha, pasalnya suara cemprengnya membuat sekelas langsung menoleh. Yang berarti...

"Hah siapa, Ya pacar lo?"

"Sumpah demi apa lo Aya lo udah punya pacar?"

"Gila kok gak cerita cerita sih?"

"Woy pajak jadiannya kali!"

"Eh siapa tuh, Ya? Kakak kelas ya?"

"Setau gue yang lagi jam olahraga itu kelas 12 loh"

"Oooh kelas 12 toh Ya, siapa tuhh?"

Dan berbagai ocehan lainnya yang membuat Rafaya mendengus kesal. Walaupun yang berkomentar hanya teman dekatnya dikelas tetap saja ocehan mereka membuat Rafaya melirik sebal kearah Queisha yang nyengir tak berdosa.

"Apaan sih orang gue gak jadian sama siapa siapa juga, bikin gosip mulu lo, Sha" sangkal Rafaya

"Ya emang belom jadian sih, paling bentar lagi nih" ujar Queisha mengabaikan tatapan tajam dari Rafaya yang siap menampar Queisha dengan bicaranya yang asal asalan

"Siapa sih, Ya? Bikin kita penasaran tau!" tanya Adrienne, salah satu teman dekat Rafaya

"Bukan siapa siapa ih! Udah lah gue mau ke toilet. Kalo Pak Herman dateng bilang gue ketoilet" sahut Rafaya langsung meninggalkan kelas.

Sebenarnya Rafaya jelas jelas tidak ingin ke toilet sekarang, apalagi sendirian seperti ini. Bagaimana tidak? Barusan saja ia mendengar beberapa cerita horror yang tadi ia obrolkan sebelum Queisha mengganggu.

Ngomongin Queisha, Rafaya sebenarnya sedikit berterima kasih dengan sahabatnya satu itu. Karenanya ia bisa melihat Ervin sedang menendang bola kearah Raphael kali ini sambil tertawa lepas dari lantai 4 gedung sekolah ini. Yah walaupun bermulut ember padahal baru saja beberapa minggu lalu Rafaya memberi tahu tentang ia dan Ervin, Queisha begitu heboh.

"HAH DEMI APA LO, YA?!" teriak Queisha dengan hebohnya saat mereka berdua sedang di kamar Rafaya. Ia sontak saja menutup mulut Queisha.

"Sssttt.... berisik dah ya lo" Baru saja Rafaya memang menceritakan saat ia dan Ervin di pantai, minus curhatan Rafaya tentunya. (hanya Ervin yang mengetahui ketakutan Rafaya, dan juga luka lukanya tentunya)

"Gila itu mah dia bentar lagi bakalan nembak lo, Ya. Percaya deh sama gue. Eh tapi gatau juga sih kalo dia brengsek terus ternyata php. Tapi sih menurut gue yah paling 60-70% lah positif lo ditembak" seru Queisha bersemangat saat itu.

Kali ini Rafaya hanya memperhatikan Ervin yang menari tidak jelas karena berhasil mencetak gol. Bahkan ia dan teman temannya bersorak bahagia sambil bernyanyi nyanyi, berlebihan mungkin, seperti turnamen tingkat internasional saja. Tetapi entah mengapa Rafaya tersenyum melihat Ervin bertingkah aneh seperti itu. Dan saat Rafaya sibuk tersenyum sambil memperhatikan Ervin, Ervin menoleh ke lantai 4 dan menemukan Rafaya lalu tersenyum kearahnya.

tbc

holaa... slow update banget ya, haha. i don't have any ideas lately. and by the way, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan [padahal bentar lagi puasa udah mau selesai:( ].

votes&comments ditunggu💕

THE ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang