Part 3

104 15 0
                                    

"fall in love with someone who wants you, who waits for you. who understands you even in the madness; someone who helps you, and guides you, someone who is your support, your hope. fall in love with someone who talks with you after a fight. fall in love with someone who misses you and wants to be with you. do not fall in love only with a body or with a face; or with the idea of being in love" -me when i over think things (via stay-impure) from instagram poemporn_

Rafaya's POV
Aku terduduk di kasur kamarku dengan Queisha dihadapanku, begitu beruntungnya saat ternyata aku dan Queisha sekelas setelah mos. Sudah sebulan semenjak hari terakhir aku mos, tidak lain tidak bukan aku disibukan dengan pelajaran pelajaran yang menumpuk, membuatku pusing setengah mati.

"Eh yang ini gimana sih caranya?" tanya Queisha menunjuk soal di buku lesnya, pasalnya besok kita akan mengadakan ulangan harian matematika, dan bahkan kepala ku mau ledak rasanya.

"Ah yang itu, tinggal di pake rumus yang ini" sahut gue sambil menunjuk rumus di buku catetan, merebut pensil yang ada digenggamannya lalu mencobanya di selembar kertas yang penuh dengan coretan.

"Nah hasilnya, berarti 45" seru ku semangat, Queisha tampak memangut mangut, mengangkat alisnya sebentar lalu sedetik kemudian bibir nya membentuk 'O'

"Yes ngerti! Makasih, Ya!!" katanya yang membuatku tersenyum lalu mengangguk.

"Eh gue ke bawah dulu ya, ambil cemilan, laper nih" kataku lalu berdiri, hari ini adalah hari minggu, papa dan mama bahkan masih berada di LA.

Aku keluar kamar dan menyerit begitu mendengar suara berisik dari arah kamar bang Rakha, mungkin temannya aku mengangkat bahu tidak peduli.

Aku lanjutkan menuruni tangga lalu mengambil sekaleng biskuit dan mengambil 2 botol teh manis, saat sudah sampai tangga teratas, aku lihat Azka sedang keluar kamar bang Rakha

"Eh, Aya" sapanya lalu tersenyum, aku hanya tersenyum lalu melanjutkan ke kamar, melanjutkan belajar ku bersama Queisha.

***

"Eh pada nonton pertandingan basket sabtu ini dong di lapangan doang kok!" ajak seorang cowok dari kelasku, Aaron.

"Siapa aja yang main Ron?" tanya Queisha tampak bersemangat

"Hmm.. Ada Ervin, Gue, noh abangnya si Aya, yang lain lo paling ga kenal" jawab Aaron sambil berpikir

Queisha hanya ber oh ria lalu berpaling kepada ku, "Lo nonton gaa?"

Aku mengangguk tak acuh, sambil meneruskan membaca novel ku

"Ah pasti abang lo deh yang maksa" tebak Queisha yang sangat tepat sasaran

"Hm. Dan imbalannya 3 scoop es krim Ben&Jerry! Lumayan kan" seru aku senang, Queisha hanya menggeleng geleng kepala

"Gue gaikut deh" keputusannya membuatku mengangkat alis, tumben nih anak gaikut

"Kenapa? Udah bosen sama basket?" tebak ku ngasal, tak diduga duga ia mengangguk pelan, "rata rata udah punya pacar, sekalinya gapunya susah digapai" heran, nih anak mikirin cowok mulu perasaan.

Aku hanya medecak kecil. Melanjutkan membaca novel ku yang sempat tertunda

***

Aku menggeliat begitu mendengar ketukan pintu yang lumayan keras, "Bangun oy, jadi nonton basket gaa?!" suara bass khas bang Rakha menggema

THE ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang