Part 23

8 1 0
                                    

Hari terakhir di bali, hari ke-4.

Sebelum terbit fajar, 8 remaja itu berangkat menuju Gunung Agung. Setiba nya disana, hawa dingin langsung menusuk tulang, tidak perlu menaiki lereng gunung itu, dari kaki gunung saja mereka dapat melihat keindahan Gunung Agung itu. Dan ketika matahari mulai terlihat, Ervin memeluk Rafaya dari belakang.

"Dingin ya" Rafaya mengangguk setuju, angin yang berhembus cukup membuat orang yang berkunjung merapatkan jaket mereka.

"Gila gak kerasa aja ya ntar malem kita harus pulang ke Jakarta lagi" ucap Raphael lesu, mengingat kalau ujian-ujian di semester yang akan datang sudah menunggunya.

"Cuman beberapa hari lagi sampe masuk sekolah, gila mesti siap siap sama ujian ujian yang akan datang lagi" timpal Azka tersenyum kecut.

Rakha tertawa menyemangati, "Santai aja"

Alexa mencibir, "Gimana bisa santai, Kha. Kayaknya bahagia banget ya Rafaya sama Queisha belom mikirin ujian ujian gini" Rafaya dan Queisha terkekeh

"Ya mau gimana lagi, Xa. Masa SMA emang cepet banget ya" balas Farrell tersenyum singkat.

"Kayak baru kemaren gak sih kita MOS bareng" sahut Ervin meringis, merasakan kalau sebentar lagi masa SMA nya akan habis.

Yang lainnya setuju, merasa terlalu malas untuk kembali ke Jakarta.

***

Penerbangan terakhir, pukul 23.45

Mereka akhirnya mendarat dengan selamat di Jakarta, beberapa dari mereka mengelos panjang. Belum terima mereka harus pulang secepat ini.

Semuanya terlihat lelah, mereka berpisah dari bandara. Farrell dan Alexa pulang dengan taxi. Raphael dijemput oleh orang tuanya, Queisha juga dijemput oleh supirnya, Azka dan Ervin yang membawa mobil juga sudah pulang masing-masing. Menyisakan Rakha dan Rafaya yang bingung memutuskan pulang naik apa.

"Taxi aja kali ya?" usul Rafaya, kantuk mulai menyerang nya, tubuhnya sudah sangat letih bahkan untuk sekedar berjalan.

"Yaudah, kayaknya Mama sama Papa belom pulang deh, Pak Septio juga kayaknya udah tidur " Rakha memasukan kembali ponselnya setelah mencoba menelfon kedua orang tuanya itu ataupun supirnya. 

Taxi yang mereka tumpangi pun melesat membelah kemacetan Jakarta.

***

Benar, kan?

Bahkan hanya selang beberapa hari, Saphira kembali pada Rakha. Tidak perlu diragukan lagi, hubungan mereka berdua memang tidak jelas.

Lihat saja hari ini, 3 hari lagi menuju masuk sekolah, mereka berdua sudah nge date lagi. Meninggalkan Rafaya dan Queisha yang berada dirumah besar itu. Queisha sedang bercerita bagaimana bisa ia dan Tristan putus.

Sebenarnya antara Tristan dan Queisha sudah berakhir lama, tapi Rafaya sendiri belum sempat bertanya mengapa mereka putus, mengingat mereka baru saja berbaikan, masalah Alvaro, dan seusai UAS mereka langsung sibuk merencanakan liburan mereka ke Bali.

"Jadi, Tristan udah nemu cewek baru?" Rafaya menyimpulkan

Queisha mengangguk, "Gue nangis semaleman tuh, tapi yah setelah itu gue udah mulai nerima. Emang akhir akhir sebelom kita putus, Tristan emang udah berubah"

"Wah brengsek abis, gak sih" komentar Rafaya kesal, pasalnya ia baru tahu tentang hal itu.

Lawan bicaranya terkekeh, "Dari awal emang gue udah mau cerita ke elo, tapi yah situasi nya.." Rafaya tertawa, mengingat ingat lagi kalau mereka bertengkar cukup lama.

THE ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang