Eza POV
"Ra..Dara" aku mencari gadis kecil itu di setiap sudut rumah,tapi dia belum juga kutemukan,aku menuju ke taman di dekat rumah kami, aku terus berkeliling sambil memanggil namanya.
"Dara?" kulihat dia menangis di dekat ayunan. "kamu kenapa Dek?"tanyaku,dia terus menangis dan memelukku, kuusap rambutnya dan kukecup pelan,dia melonggarkan pelukannya dan menatapku.
"A..Agra kak" lalu tangisannya meledak dan dia memelukku erat. Yang kutahu Agra adalah tetangga kami dia sebaya denganku,dan Dara pernah bercerita tentangnya. Setelah dia tenang aku membawanya pulang.
Dia langsung saja memasuki kamarnya. Terdengar bel rumah kami berbunyi "Fira bukain ya tolong" fira hanya mengangguk. Terlihat Fira sedang bercakap ria dengan tamu itu. "Siapa Fir?"tanyaku ketika dia sudah kembali duduk "Tante Raras" aku mengerutkan dahi tak mengerti "Itu lo, mamanya Agra" aku mengangguk
"Tante Raras kenapa Fir, kok nggak disuruh masuk dulu" Tanya mama tiba tiba yang muncul entah dari mana "Nggak tau ma katanya cuma mau pamit, mereka mau pindah rumah, mungkin rumah barunya udah jadi" jelas Fira yang sedang asik bermain game.
"Kak,kalo nyetir jangan bengong mulu dong" ucap Dara membuyarkan lamunanku. Sekarang aku tahu siapa Agra yang dimaksud oleh Dara, gumamku dengan mengangguk angguk
"tuh kan kakak bengong lagi" Dara mencubitku
"Aww,sakit tau, lagian bawel banget sih jadi anak" kataku sambil mengusap lenganku yang telah dicubit oleh Dara.
"Dek, lo kan mingu depan lo kan udah UN ya? Lo nggak mau nyari dukun atau semacamnya gitu?"tanyaku
Dia mencubit lenganku lagi "YAKALI KAK, LO KATA GUE BODOH APA!"
"Dek ini di dalem mobil lo, nggak usah teriak teriak napa" ledekku, dia hanya melirik sinis kepadaku. Adikku satu ini menggemaskan sekali, ingin sekali aku mencubit pipinya,tapi, daripada kena cubit yang lebih sadis lagi,lebih baik aku diam dan fokus pada jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Little Boy
Teen FictionDara adalah gadis yang selalu menunggu teman masa kecilnya, yang dulu pergi entah kemana. Dan pada suatu hari dia dapat menemukan temannya itu, meskipun begitu mereka dihadapkan oleh situasi yang rumit yang membuat Dara belum bisa mengungkapakan ide...