9

62 15 1
                                    


Author POV

Keesokan harinya Dara bangun pagi sekali karena dia harus berangkat bersama kedua kakaknya, setelah siap mereka langsung meluncur dengan mobil merah milik Fira, Eza terpaksa harus berangkat bersama kedua adiknya karena mobilnya sedang berada di bengkel.

"Kak lo pada ntar pulang duluan aja ya" ucap Dara seraya mengunyah roti sarapannya yang belum sempat ia habiskan, "Kenapa?" Tanya Fira yang sedang merapikan rambutnya,

"Dia kan dapet hukuman dari Pak Sanusi buat ikut ekskul jurnalistik" Eza yang sibuk dengan jalanan menjawab pertanyaan Fira yang sebenarnya diajukan untuk Dara, dan Dara yang berada di bangku belakang memajukan badannya agar berada satu posisi yang sama dengan kedua kakaknya,dan merangkul mereka dengan kedua tangannya.

Setibanya di sekolah Dara,Fira dan Eza langsung berhambur, Eza yang langsung menghampiri teman laki laki yang sangat popular di sekolah, Fira menghampiri teman teman rumpiknya, dan Dara yang menuju kelas sendirian.

Dara POV

Aku menyusuri koridor sekolah dengan ransel yang hanya menggantung di lengan kananku dan memainkan ponselku, tiba tiba mataku beralih ke sebuah pemandangan diujung koridor, aku melihat Agra dengan seorang cewek tinggi,cantik dan sangat menarik, dan tangan Agra melingkari pundaknya.

Seketika aku menghentikan langkahku dan terus memandang mereka yang sedang bercanda ria, hatiku sakit, ya memang dia cowok yang banyak digemari para wanita di SMA ini,tapi semudah itukah dia bergaul dengan cewek cewek di SMA ini?, bahkan dia hanyalah murid baru.

Sepanjang pelajaran hari ini aku terus memikirkan kelakuan Agra tadi pagi, mungkin hari ini aku tidak membuat rusuh dikelas tapi bukan berarti aku memperhatikan pelajaran, tapi karena aku sedang tidak pada mood yang baik.

Sepulang sekolah aku harus menuju ke ruang jurnalistik,memenuhi hukuman dari Pak Sanusi "Ra,lo pulang bareng kita nggak?" Tanya Kirana "nggak,gue dapet hukuman dari bokap lo" jawabku sambil memasukan bukuku kedalam tas ranselku,aku melihat kedua wajah temanku kebingungan "Pak Sanusi"tambahku lagi, "enak aja lo bilang dia bokap gue" ucap kirana dengan menjitak kepalaku "Yaudah ya kita balik duluan, selamat bersenang senang dengan hukuman lo ya" tambah Ane yang kubalas dengan cubitan.

"Permisi"aku membuka pintu ruangan jurnalistik perlahan, tidak ada orang disana, mungkin mereka masih dalam perjalanan kesini karena ekskulnya akan dimulai 15 menit lagi, aku mengambil earphone dari dalam tasku dan mendengarkan musik musik klasik kesukaanku.

Belum ada 5 menit,pintu ruangan ini terbuka dan yang kulihat adalah Agra dan cewek yang tadi pagi bersamanya,mataku membulat dan Agra mengankat salah satu alisnya, seperti mempertanyakan mengapa ada aku disini. "lo Dara ya?" Tanya cewek di sebelah Agra, aku mengangguk "ini loh, yang gue bilang bakal ada anggota baru, yang diajuin sama Pak Sanusi" bisik wanita itu pada Agra yang sebenernya gue juga bisa denger apa yang dia ucapkan. "Gue Afikah, lo bisa panggil gue Afi aja,dan ini Agra" dia memperkenalkan diri juga cowok disampingnya dengan senyuman ramah yang membuat lesung pipitnya terlihat "Gue Adara Afsheen Ulani, panggil aja Dara,Kak" aku juga memperkenalkan diriku.

Selang beberapa menit anak anak ekskul jurnalistik sudah memenuhi ruangan dan siap melaksanakan kegiatan rapat, yang di pimpin oleh Agra sebagai ketua ekskul "Gue kasih kalian waktu 5 menit buat mikirin tema edisi baru majalah sekolah kita" setelah agra memberi perintah, aku hanya diam dan tak tahu harus berbuat apa "hustt" suara seseorang yang duduk di sebelahku membuatku menoleh "Apa?" tanyaku "lo bosen nggak sih?" dia bertanya dengan posisi duduk tidak tahu aturan dan sopan santun "kenapa?" tanyaku lagi "Dara,mungkin lo mau presentasiin ide lo" ucap Agra tiba tiba "Eh A..apa kak? Gu..gue nggak itu" kataku gugup karena sebenernya gue belum dapet ide apapun "Ah udahlah, kita akhiri aja ekskul hari ini,gue rasa kalian udah nggak ada semangat" ucap Agra pada kami lalu menggandeng kak Afi dan pergi meninggalkan ruangan.

Aku melemparkan tasku dan membanting tubuhku  di atas kasur, aku benar benar kelelahan,tanpa sadar mataku ini mulai memejam perlahan.  Tiba tiba ponselku bergetar "yaelah, baru aja mau tidur" aku mengangkat telepon itu

'Halo'

'Kenapa Gra?'

'Lo bangun tidur ya?'

'Hampir sih sebenernya,ada apa?'

'Yah,gue ganggu tidur lo ya? Nggak jadi deh kalo gitu "gra gue pinjem baju kakak lo ya" hm' gue denger kok kalo ada suara cewek , tapi gue yakin itu bukan kak Lani

'itu siapa Gra?' tanyaku dengan nada curiga

'Afikah, temen gue' seketika tubuhku melemas, kenapa sih hari ini setiap gue sama Agra selalu aja ada Afikah juga, aku mematikan ponselku, melemparnya dan melanjutkan tidurku.

Agra's POV

Tut tiba tiba saja Dara mematikan teleponku, setelah ia menanyakan tentang Afikah, kenapa dara sebenarnya.

Aku merampas jajan di tangan Afikah "gara gara lo nih" ucapku, Afi menatapku heran "gara gara lo dara nutup telponnya" lanjutku, dan Afi hanya ber'oh'ria.

"Gra,Dara lo itu yang adek kelas kita itu?" Tanya Afi "yang baru ikut ekskul jurnal itu?" tanyaku lagi, Afi mengangguk "Ya nggaklah, emang sih dia cantik tapi, Dara gue lebih cantik,lebih manis"jawabku sambil tersenyum "lagian ya si Dara adek kelas itu bawa sial mulu kerjaannya, males gue sama dia" tambahku lagi.

"eh ati ati lo kalo ngomong, ntar karma loh, trus ntar kalo ternyata Dara lo itu dia gimana?" sahut Afi "nggak mungkin Afi, lagian kenapa sih lo yakin banget?" jawabku sambil mengacak rambutnya "insting" jawabnya singkat dan merampas jajanku, gue tahu kalo insting Afi nggak pernah salah,tapi kalo masalah yang satu ini gue yakin insting Afi salah 100%.





Buat Readerku,aku butuh comment dan Vote kalian.

Selamat membacaa

He's My Little BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang