Dara's POV2 bulan kemudian
Hari ini, hari pertamaku di sekolah baru, setelah 3 hari menjalani MOS akhirnya aku resmi jadi siswa di SMA ini.
Sebenarnya aku nggak asing sama sekolah ini karena aku sering kesini,karena kedua kakakku juga sekolah disini, dan yang lebih menyenangkannya lagi Kirana juga sekolah disini, dan kami juga berada di kelas yang sama, sungguh awal yang sangat baik.
"Adeek" terdengar suara melengking dari arah belakang, Aku kenal suara ini "Ihh, kak Fira jangan teriak teriak dong" ucapku setelah dia merangkulku.
"Dek Kirana juga sekolah disini kan?" dia bertanya dengan mata yang berbinar binar dan penuh harapan, aku hanya mengangguk dan moodku langsung berubah, gini gini aku kan juga adiknya.
seharusnya dia tuh tanya aku berada di kelas yang mana? Seneng nggak satu sekolah sama dia? Eh, kok malah nanyain anak orang lain, Nyebelin banget deh.
"KAK FIRAA" teriak sesorang dari ujung sana, kak Fira berlari kearahnya, mereka berpelukan udah mirip banget sama telettubies, dan gue disini di tinggalin.
Si Karin juga sama aja seharusnya dateng dateng tuh teriakin namaku, meluk aku kek bukan malah kak Fira, dasar kacang lupa kulit mereka semua. Dan aku bener bener ditinggal, mereka kemana sih ya?ngilangnya cepet banget heran deh gumamku
Brukk,tanpa sadar ternyata aku telah menghantam seseorang, dan ponsel yang dipegangnya jatuh "Kalo jalan pake mata" ucapnya kasar, "Maaf kak" aku tertunduk takut, secara dia adalah senior. Dia memungut ponselnya yang tergeletak dilantai dan berjalan begitu saja.
Aku masuk ke kelasku dan mencari bangku dan aku mendapat di bagian tengah, aku mengambil ponsel dan mengirim pesan ke kak Eza
Kak Eza
Setelah beberapa waktu kak Eza baru membalas pesanku
Apa adek cantikk
Sini dong kak ke kelasku, aku sendirian nih :(
Dan setelah itu tidak ada balasan, tapi tiba tiba salah satu temanku memanggilku "Dara kamu dicari kakak kamu" dengan semangat aku menuju kearah pintu dan tersenyum kepada temanku yang tadi memanggilku.
"Kirana mana emang? Kok kamu sendirian?"Tanya kak eza yang merangkulku dan menuntunku ke kantin sekolah "sama kak Fira, tadi aku ditinggalin, aku heran deh kak kak Fira itu kakakku bukan sih?" kak Eza tertawa mendengar pertanyaanku.
Kami duduk di bangku pojok di kantin ini, Kak Eza sedang memesankan makanan dan minuman untuk kita, aku melihat sekeliling dan sangat terkejutnya aku ketika melihat ada Agra di kantin ini. "Lo liatin apa dek?" Kak eza yang tiba tiba sudah ada di depanku bingung.
"Kakak kok nggak pernah cerita kalo Agra juga sekolah disini?" tanyaku menuntut "Agra siapa elah" aku menunjukan dengan lirikan mataku "ohh, itu anak baru dek, jadi itu Agra yang kamu bilang waktu di caffe?" aku mengangguk.
"dia satu kelas sama gue, mau gue kasih tau kalo lo juga sekolah disini?" tanyanya sedikit menggoda "Jangan kak, aku mau tau dia itu inget nggak sama aku"jawabku dengan terus melihat kea rah Agra. Gue kangen lo gra,dan bentar lagi kita bisa bareng bareng lagi, kataku didalam hati.
Setelah makan aku kembali ke kelas dan mengikuti pembelajaran dengan baik yang sebenarnya ini bukan gayaku, ya tapi gimana lagi, aku disini hanya murid baru. Setelah mengikuti beberapa pelajaran akhirnya waktu untuk kami pulang, aku keluar kelas paling akhir dan akan mengumpulkan buku tugas anak anak ke bu Farah.
Brukk untuk kedua kalinya aku telah menabrak seseorang di sekolah baruku ini, dan buku yang ada di tanganku jatuh berceceran di lantai.
"lo tuh ya, punya mata nggak sih? Udah dua kali lo nabrak gue? Ceroboh banget sih jadi cewek" lelaki ini membentakku, aku mendongak mencoba melihat wajahnya Astaga Agra? Jadi yang aku bertabrakan denganku adalah dia?
"Ma..maaf"ucapku gugup "dan lo Cuma bisa bilang maaf,maaf,maaf, muak gue sama lo, liat aja sampek lo bikin masalah lagi sama gue" dia membentakku dan pergi begitu saja untuk kedua kalinya.
Tidak membantuku memunguti bukuku yang berceceran dilantai, sama seperti di ftv ftv, apa gue yang terlalu ngarep ya? Yaudahlah nggak papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Little Boy
Teen FictionDara adalah gadis yang selalu menunggu teman masa kecilnya, yang dulu pergi entah kemana. Dan pada suatu hari dia dapat menemukan temannya itu, meskipun begitu mereka dihadapkan oleh situasi yang rumit yang membuat Dara belum bisa mengungkapakan ide...