"Dek, ikut gue yuk" Eza mebuka pintu kamarku sedikit dan mengintip, aku yang sebelumnya menenggelamkan wajahku diantara bantal bantal,langsung berdiri dan menghampiri kakakku "Kemana kak? Kak Fira ikut nggak?" tanyaku antusias "cari DVD,Fira nggak ikut,dia lagi ada temen temennya di bawah"ucapnya sambil menggerakkan ibu jari kearah kak Fira berada "Buruan ganti ya,gue ijin mama dulu,gue tunggu di mobil ya dek" aku mengangguk dan menutup pintuku.
Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, anak sulungnya kak Eza,dan Kak Fira anak kedua, yang sebenernya mereka itu kembar,tapi aku yang paling dimanjakan kak Eza, ya mungkin karena aku lucu dan cantik dibandingin sama kak Fira,sumpah deh pede banget gue.
Sesampainya di toko music aku langsung menuju ke rak bagian music klasik,dan kak Eza ke rak music rock jadul semacam queen dan the beatles. Setelah kita membayar DVD aku meminta kak Eza menemaniku minum choco-tea di caffe lantai atas. Kita duduk didekat jendela,karena aku suka memandangi jalan dari balik jendela.
Kak Eza sibuk memainkan ponselnya, sedangkan aku duduk diam dan membiarkan mataku berkeliaran menyapu tempat ini, dan langsung berhenti di sosok yang tidak asing bagiku.
"kak" tanganku menggerakkan tangan kak Eza yang ada di meja
"Kakak"panggilku lagi
"apa dek?"tanyanya sambil melihatku bingung
"Itu Agra kak" aku masih Fokus pada sosok itu.
"Agra siapa?" tanyanya sambil mencari sosok yang sedang aku lihat. "Agra kak,temenku waktu kecil,dia dulu pindah rumah"aku masih terus menjelaskan pada kak Eza siapa Agra itu.
"Mana sih dek?" dia masih bingung mencari seseorang yang aku maksut.
"itu kak, nah..nah.. yang berdiri" kataku samba menunjuknya. "tuhkan kakak sih pake nengok segala dianya jadi pergi kan" kataku manja sambil menaruh kepalaku di meja lemas. Kak Eza yang melihat kelakuanku tadi hanya tertawa dan mengelus kepalaku.
"udah yuk balik, udah sore" tanganku ditarik olehnya sampai di pelukannya. kakaku satu ini dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Little Boy
Fiksi RemajaDara adalah gadis yang selalu menunggu teman masa kecilnya, yang dulu pergi entah kemana. Dan pada suatu hari dia dapat menemukan temannya itu, meskipun begitu mereka dihadapkan oleh situasi yang rumit yang membuat Dara belum bisa mengungkapakan ide...