Dara's POV
Hari ini aku bolos karena kebetulan mama dan papa dinas keluar kota, aku beralasan pada Kak Eza dan Kak Fira kalau badanku sedang sakit semua. Dari pada aku sekolah harus ikut ekskul jurnalistik iyakan?. Aku terus memainkan ponselku dan jujur aku merasa bosan berada dirumah,aku memutuskan untuk pergi keluar rumah dan menikmati hari liburku ini hehe. Aku menuju taman di dekat rumahku, aku mengelilinginya dan menikmati pemandangannya juga mengabadikannya 'plukk' tutup kameraku jatuh dan menggelinding,"ini punya lo?" Tanya seseorang yang mengambil tutup kameraku, aku mengangguk dan memberikan senyum ramah padanya. Kita mengobrol dan mengelilingi taman ini bersama, namaya Devona Dara callista, namanya mirip kan?, dia gadis cantik berambut pendek sebahu dan sangat ramah dan baik, mungkin kita bisa menjadi teman karena aku sudah menceritakan semua tentang diriku bahkan mengenai Agra.
"lo sekolah dimana?" aku bertanya pada Vona, ya itu panggilanku untuknya.
"sana" jawabnya sambil menunjuk satu satunya sekolah swasta yang ada di komplek perumahan kami, kebetulan dia juga merupakan tetanggaku, tetangga baru lebih tepatnya.
Author's POV
Dara membuka pintu rumah yang tadinya terkunci dan sekarang dapat dibukanya dengan mudah, kok kebuka?apa mungkin ada maling? Gumam dara dan memasuki rumahnya dengan mengendap endap.
"Ngapain lo dek?" Tanya Fira dari tangga, seketika Dara bersandar ke dinding rumahnya karena terkejut "Loh ka..kak Fira?" Tanya Dara gelagapan "Kenapa? Lo kaget kenapa tiba tiba ada gue?" Tanya Fira santai dengan menuruni tangga, Dara hanya terdiam "Gue mau Tanya deh dek, lo bilang tadi badan lo nggak enak, trus kenapa lo keluar rumah?" Tanya Fira mengintrogasi
"A..anu kak gue habis dari Apotek"mendengar jawaban Dara,Fira lalu melirik Kamera yang menggantung di leher Dara dengan tatapan curiga "Oh, gue baru tau sekarang, lo ke Apotek mau ngefoto Apotekernya" ucap Fira dengan mengangguk angguk "ihh, kakak, iya deh gue ngaku, gue habis dari taman dan gue sebenernya nggak sakit" ucap Dara dengan ngambek karena kebohongannya terbongkar.
Dara's POV
Kemarin Mama sama Papa pulang, emang lebih awal karena mereka tahu kalo aku bolos sekolah, ya akhirnya kemarin aku kena marah satu rumah, dan hari ini dengan malas dan tak ada semangat aku harus sekolah.
"Dara sayang" Kirana dan Ane yang baru datang langsung berlari kearah bangkuku, "Lo sakit apa Ra?" Ane yang berada di depanku menyentuh jidatku, melihat tingkah kedua sahabatku ini aku tertawa.
"kenapa lo pada kangen sama gue?" ucapku sambil mencubit pipi mereka, "Pede banget sih lo, kalo nggak ada lo itu PR kita pasti nggak kelar" Kirana memukulku dan mengisi bangku disebelahku "Iya Ra, kemarin kita berdua dihukum sama Bu Nia gara gara belum ngerjain PR" Ane mencibirkan bibir bawahnya dengan wajah sok melas .
"Kasian amat sih kalian, gue kasih satu rahasia deh, tapi jangan bilang bilang ya"ucapku yang reflek membuat mereka berdua mendekatkan wajahnya kepadaku "Gue kemarin bolos bukannnya sakit" mendengar ucapanku tadi mereka membulatkan matanya dan langsung mencubitku.
"Ra, ada yang cariin lo" teriak salah satu temanku,"siapa?" tanyaku bukan jawaban dia malah menaikkan bahunya, aku berdiri dan menghampiri orang yang ada di depan pintu kelasku "Lo?" dia lalu menarikku "apaansih" aku melepas taganku secara paksa.
"Oke, gue langsung aja, lo siapanya Eza?" tanyanya "Maksud lo? Gak jelas banget sih Gra" ucapku membuang muka "Lo siapanya Eza gue tanya" ucapnya dengan nada sedikit berteriak "Gue pacarnya, kenapa?" ucapku berteriak. Kak Eza sorry banget ya, gue harus bohong kalo gue pacar lo, walaupun sebenernya gue ogah punya pacar kayak lo, maafin gue juga ya Gra,Aku berbicara dalam hati
"oh, berarti lo kenal adeknya dong" tanyanya lagi, mampus gue "Kenal, kenapa sih nanya nanya?!" aku berteriak kepadanya, alasan sebenarnya karena aku takut identitasku terbongkar "Nggak papa, thanks ya" dia pergi setelah menepuk bahuku, aku bernafas lega setelah dia menghilang.
Kak gue perlu ngomong,ntra istirahat lo jemput gue dikelas ya
Aku mengirim pesan unyuk Kak Eza, aku ingin menceritakan ini padanya
Ok
Aku heran,kenapa jadi rumit gini ya, kenapa Agra harus benci sama gue, dan satu hal yang gue bingung kenapa gue takut ngungkapin identitas gue ke Agra
"Ya, abisnya gue bingung kak,jadinya gue asal ngomong aja" aku menceritakan semua kepada kakakku dan responnya biasa aja. "sebenernya nggak papa sih, orang lo adek gue sendiri, tapi gue heran kenapa sih lo nggak mau Agra tau?" mendengar pertanyaan kak Eza aku hanya menaikkan bahuku dan memainkan sedotan .
Hari ini aku pulang seperti murid lainnya,karena ekskulnya libur dulu jadi aku pulang nebeng kakak kakakku terkasih. Aku langsung masuk kamar dan ganti baju lalu mangambil ponselku dan sibuk dengan dunia yang ada didalamnya, tapi tiba tiba Agra telepon
'Halo?Dara?'
'iya Gra ada apa?'
'Besok ketemuan yuk'
'oke,dimana?'
'nanti gue smsin tempatnya, jam 7 pagi ya gue jemput lo'
'oke siap'
'bye'
Aku melempar ponselku dan berteriak juga melompat lompat tak karuan, dan perasaan senang itu hilang saat aku teringat bahwa yang dia tau adalah aku acar Eza bukan Adiknya.
Aku benar benar tidak tahu siapa yang harus aku minta tolongi untuk bertemu dengan Agra, kalau Kirana dan Ane, Agra sudah sering bertemu dengan mereka, Lalu terlintas seseorang di otakku "Vona" aku mengambil ponselku yang tadi terjatuh dan lagsung menghubunginya, setelah beberapa bujukan akhirnya Vona mau menemui Agra,
dan masalah yang satu ini sudah beres, yang perlu aku lakukan hanya satu, menceritakan semua pada Vona, ketika di telepon aku sudah memintanya untuk datang kerumah.
"Dek, ada temen lo"Mendengar teriakan kak Fira aku langsung turun dan mengajak Vona ke kamarku, kami duduk berhadapan dan aku memulai ceritaku,
"Namanya Agra, dia satu tahun lebih tua dari gue, kakaknya namanya Lani, bokapnya udah meninggal" dan ceritaku berlanjut,aku rasa aku sudah menceritakan semua pada Vona "satu hal lagi, tempat favorit kita adalah taman yang waktu kita ketemu von".
dan pembicaraan kita berakhir dan tepat pukul 9 malam Vona kembali kerumahnya yang tepat berada di samping rumahku, aku sudah menyuruhnya stand by dirumahku sebelum jam 7, agar akting kita menjadi sempurna.
Aku sudah merencanakannya sedetail mungkin, bahkan tidak ada yang ketinggalan satupun, aku membayangkan jika besok yang bertemu dengan Agra adalah aku, aku takut jika mereka akan jatuh cinta, tapi Vona sudah berjanji padaku bahwa dia tidak akan jatuh cinta pada Agra. Akhirnya malam ini aku dapat tidur dengan nyenyak.
Makasih udan vote cerita aku, semoga kalian menikmati ceritanya yaa,
maaf kalo di part ini banyak kesalahan, dan kalo kalian merasa kurang nyaman sama bahasanya tolong comment ya biar aku bisa koreksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Little Boy
Teen FictionDara adalah gadis yang selalu menunggu teman masa kecilnya, yang dulu pergi entah kemana. Dan pada suatu hari dia dapat menemukan temannya itu, meskipun begitu mereka dihadapkan oleh situasi yang rumit yang membuat Dara belum bisa mengungkapakan ide...