11

49 15 3
                                    

Agra's POV

Akhir pekan ini terasa akan terasa indah, kemarin aku mengajak Dara untuk pergi bersamaku, dan hari ini aku akan menjemputnya. Aku memilih mengendarai motorku, dan ketika aku sudah sampai,aku melihat rumah yang sama saat 6 tahun lalu aku tinggal disini.

Aku memasuki halaman rumah ini dan mengetuk pintunya, hampir 15 menit tak ada orang yang menyahut, "masuk Gra" tiba tiba suara Eza dan juga wajahnya muncul dihadapanku, aku mengangguk dan mengikuti Eza masuk kedalam rumahnya "DARA, AGRA UDAH DATENG BURUAN TURUN" Eza berteriak dari bawah tangga, lalu munculah seorang gadis dengan kaos putih dan jaket juga celana jeans tiga perempat dan tas selempang yang menggantung di bahu sebelah kanannya, dia begitu cantik dan masih seperti 'laki-laki' dengan gaya tomboinya itu.

"Hai" ucapku ketika dia sudah berada di depanku "Hai" dia membalas sapaanku dengan senyum manisnya yang sangat ramah. "BERISIK BANGET SIH, TAU ADA ORANG MASIH TIDUR MALAH TERIAK TERIAK" seorang gadis dengan muka bantalnya juga rambut acakan memainkan baju tidurnya dan menuruni anak tangga dan ketika mata kita bertemu seketika dia menghentikan langkahnya

"Agra?" dia bersuara sangat pelan namun dapat kubaca apa yang dia katakana dengan wajah kagetnya "sayang, kamu udah bangun? Sini ada temennya dara" ucap eza kepada gadis itu "Ra, ayok berangkat" ucapku karena ingin sekali menghindari gadis pembawa sial yang sekarang ada di pelukan Eza "eh, iya" aku menaikan sebelah alisku dan menatap gadis itu "hm, maksut gue iya kalian buruan berangkat keburu siang" seperti memahami tatapanku gadis itu melanjutkan perkataannya.

"yaudah kita berangkat dulu" pamitku pada Eza, aku meraih tangan dara dan mengajaknya keluar.

"Agra" panggilnya,aku menoleh kepadanya

"kita mau kemana?" tanyanya lagi

"Udah, ikut aja nanti kamu juga bakalan tau" dia hanya mengangguk mendengar jawabanku.

Aku mengajaknya pergi ke tempat yang sering aku datangi, bahkan ke tempat dimana aku menghilangkan rasa penatku, dan yang terakhir kita pergi ke taman dimana untuk pertama kalinya kita bertemu.

"Ra, ada es krim tuh, kita beli yuk" ajakku aku meraih tanganya "pak, rasa coklat vanilla dua ya" ucapku "eh, nggak pak saya coklat aja, nggak usah pake vanilla" Dara menyahut cepat, aku menatapnya bingung.

"Ra, kok kamu Cuma pesen rasa coklat sih?" tanyaku penasaran

"oh, aku dari kecil emang nggak suka rasa vanilla"jawabnya santai sambil menjilati es krim yang hampir meleleh di tangannya

"Nggak suka?" tanyaku lagi dan dia mengangguk lagi. Sedikit aneh dengan Dara yang sekarang, tapi aku tak peduli yang terpenting aku bersamanya sekarang.

"Dara kamu diem aja sih, nggak seru banget" aku berlari dan merangkulnya dari belakang saat dia berada beberapa langkah di depanku, terlihat jelas bahwa di terkejut dengan sikapku tadi dan dia hanya memberikan senyum tipisnya padaku.

"tuh kan, ngomong kek Ra aku pengen denger suara kamu"aku menghentikan langkahku dan dia menoleh ke arahku "iya iya, kamu mau aku ngomong apa sih?" dia memberikan senyum manisnya itu padaku, aku menaikkan pundakku.

Dia duduk di bangku taman ini dan akupun duduk di sebelahnya "Gra, liat deh langitnya bagus kan?" dia menunjuk langit yang sedang dia lihat "Iya, cantik banget kayak kamu" dia menoleh ke arahku dengan pipi yang memerah "liat tuh pipi kamu merah" ucapku jahil "Ih Agra apaan sih" ucapnya dengan nada yang sangat menggemaskan "Cieelah malu malu, pulang yuk udah sore" dia meraih tanganku dan mengangguk.

Aku benar benar senang menghabiskan akhir pekanku bersama Dara,dia begitu cantik dan menggemaskan, meskipun hari ini dia tak banyak bicara, tapi mendengar suara manjanya membuatku bahagia.

He's My Little BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang