"Dek,gue masuk ya" suara kak Eza terdengar bersamaan dengan suara pintu yang dibuka "Hmm" jawabku malas, aku melirik dimana kak Eza berada "Jadi gini dek tadi Agra udah ngenalin gue, dia inget kalo gue kakak lo" kak Eza menjelaskan maksudnya seakan dia tahu arti lirikanku tadi, mendengar kata katanya aku langsung duduk dan memasang wajah antusias "terus etrus?" ucapku sambil menggoyangkan lengan kakakku."Dia tanya tanya tentang lo, gue cerita semua, tapi tenang aja gue nggak bilang kalo lo satu sekolah sama dia" aku mengacungkan ibu jariku di depan wajah kak Eza "trus dia juga minta nomernya lo".
"lo kasih?" dia hanya mengangguk, aku tersenyum dan langsung mengambil ponsel yang ada di sampingku "Senyum senyum mulu lo ah, udah ya gue balik ke kamar" ucapnya sambil mengacak acak rambutku.
Sedari tadi aku menunggu pesan darinya, tapi hasilnya nihil. Mungkin aku terlalu berharap 'lagi' kuputuskan untuk meninggalkan ponselku dikamar dan aku turun kebawah untuk makan malam.
"gimana dek, sekolahnya enak?" Tanya papa yang telah selesai makan, aku mengangguk sambil memasukan sesuap makanan ke mulutku. "tapi ya pa, ada kakak yang nggak tanggung jawab sama adeknya tadi" ucapku setelah menelan makanan yang ada dimulutku, Kak Eza tertawa dan Kak Fira menatap sinis.
"Siapa dek? Fira ya pasti?" tambah kak Eza yang lalu diikuti teriakan karena perutnya telah dicubit oleh kak Fira, Mama dan Papa tertawa dan menggelengkan kepala melihat tingkah ketiga anaknya ini. Setelah aku membantu Mama membersihkan meja makan, aku kembali ke kamarku dan langsung mengecek ponselku dan... "Aaaaaaa!!!!" teriakku karena terlalu senang
"Dek lo nggak papa kan? Tanya kak Fira dari luar "Iya kak tadi ada kecoa doing kok" jawabku seadanya, aku benar benar senang di layar ponselku tertera 3 pesan dari nomer asing yang aku simpulkan itu Agra dan benar saja di pesan yang Agra kirimkan terakhir tertera nama 'Agra', aku langsung membalas pesannya dan berlanjut hingga larut malam.
Agra's POV
Hari pertamaku di sekolah baru, dan unexpected aku bisa sekelas sama Eza, dia tetanggaku dulunya sekaligus kakak dari Dara. Akhirnya kutanyakan semua tentang Dara dan akhirnya aku mendapatkan semua informasi itu kecuali satu hal yaitu dimana sekarang Dara bersekolah Eza tidak menjawab pertanyaanku yang satu itu. Tapi,yang penting aku mendapatkan nomer telepon dara, awalnya aku ragu ragu buat sms dia, saking frustasinya tanpa sengaja kutekan tombol sent,rasanya antara senang juga takut membaca pesan yang ku kirim tadi.
Hai dara :)
Selang beberapa menit tidak ada balasan dari yang diujung sana,ku putuskan untuk untuk kirim pesan lagi
Apa kabar?
Dan lagi lagi tidak ada balasan, mungkin dia anggap aku orang jahil, langsung gue kirim satu pesan lagi
Agra
Setelah pesanku yang terakhir selang beberapa waktu akhirnya ada balasan dari Dara
Hai Agra, aku baik kok, kamu gimana?, sorry ya balesnya lama tadi hp aku ketinggalan di kamar :)
Aku baik juga, iya nggak papa kok hehe
Dan kegiatan saling mengirim pesan ini berlanjut hingga larut malam.
Aku bangun dengan suasana yang membuatku tak dapat berhenti membuat garis di bibirku "selamat pagi kakaknya Agra yang paling cantik" aku merangkulnya dari belakang dan mencium pipinya "kesambet apa lo? Tumben bilang gue cantik? Hiih serem lo" dia menggidikkan badannya.
"Gra,kamu kenapa senyum senyum sendiri?" Tanya mama heran. "Mama sayang, di hati Agra itu ada benih benih bunga yang tumbuh bermekaran" ucapku agak lebay dan kubalas raut muka keheranan mama dengan cengiran badai.
ya, hubunganku sama mama udah baik semenjak gue di jogja, mama tetap menikah dengan om Hermawan, aku memaafkan mama walau pun aku tidak bisa menerima suami barunya. "Aku berangkat dulu ya wanita wanitaku" kucium pipi Mama dan Kak Lani bergantian.
Aku menjalankan mobil sport merah dengan senyuman yang sedari tdi belum hilang, sebenarnya kurasa aku bingung dan jijik dengan sikapku pagi ini, mungkin efek kemarin malam.
Setelah aku sampai di halaman parkiran yang masih sepi,aku menuju tempat dekat pintu sekolah dan tiba tiba saja 'braakk' aku kaget dan langsung keluar dari mobil, ternyata mobilku telah ditabrak oleh sebuah mobil Jazz putih "nih orang nggak waras apa ya" aku berjalan menuju pintu sopir dan mengetuk kacanya dan menyuruhnya membuka kacanya "keluar lo" kubentak orang yang ada di dalam mobil itu.
"Lo?"tanyau heran.
"Sorry,sumpah gue nggak sengaja, sorry bener bener sorry"dia menyatukan telapak tanganya seperti memohon ampun, aku mondorongnya hingga dia bersandara di mobil dan aku menyandarkan tanganku juga di mobil itu.
"jawab gue! Lo tuh kenapa selalu bikin gue sial? Kemarin lo tabrak gue 2 kali, sekarang lo tabrakin mobil lo ke mobil gue? Lo udah nggak waras ya?" meskipun jarak kita hanya beberapa senti aku tetap berteriak kepadanya.
"gue kan udah minta maaf, lagian gue nggak sengaja, mobil gue juga lecet kali" dia menjawab pertanyaanku dengan menunduk. "gue nggak mau tahu alasan dan penjelasan lo, jangan pernah nampakin wajah lo di depan gue atau lo bakal tahu akibatnya" aku pergi dan langsung memarkirkan mobilku dengan kesal, gue benci ama tuh cewe gumamku.
Please vote and comment :) maaf kalo bahasanya masih berantakan, ini cerita pertama aku jadi ya masih amatiran.
thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Little Boy
Teen FictionDara adalah gadis yang selalu menunggu teman masa kecilnya, yang dulu pergi entah kemana. Dan pada suatu hari dia dapat menemukan temannya itu, meskipun begitu mereka dihadapkan oleh situasi yang rumit yang membuat Dara belum bisa mengungkapakan ide...